Tuesday, July 29, 2008

Bisnis Reparasi Mesin Jahit

Usaha perbaikan mesin jahit lebih menjanjikan datangnya pemasukan ketimbang penjualan mesin jahit bekas yang dipengaruhi banyak faktor. Sebuah kios sederhana berukuran 7x7 meter persegi terlihat di antara sejumlah kios yang berjejer di sepanjang pinggir rel kereta api di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dari tepi Jalan Pasar Minggu Raya terlihat ratusan mesin jahit berbagai merek tertata rapi di beberapa rak etalase.

Meski bekas, mesin-mesin jahit itu masih dalam kondisi layak pakai dan memang banyak dicari orang. ''Biasanya yang mencari mesin-mesin jahit ini tukang jahit. Tapi, mereka mencari yang kualitasnya masih bagus,'' kata Burhan, pemilik toko Lampung Jaya, yang melayani jual-beli dan reparasi mesin jahit tersebut. Ia dibantu oleh dua orang karyawan.

Bisnis reparasi dan jual-beli mesin jahit itu bermula ketika orang tuanya, H Bustami yang memiliki bisnis konfeksi, bangkrut pada 1980-an. Saat itu yang tersisa hanya sekitar 10 unit mesin jahit. Maka, berbekal pengetahuan mereparasi mesin konfeksi Bustami segera 'banting setir' dengan membuka usaha reparasi mesin jahit. ''Kami sudah punya pengalaman tentang mesin jahit sehingga proses perubahannya tidak sulit,'' kata Burhan.

Meski ongkosnya murah, reparasi mesin jahit menjadi pemasukan utama dibanding penjualan mesin jahit second. Setiap hari orang yang memperbaiki mesin jahit masih terus berdatangan. Rata-rata sehari ia melayani lima orang pelanggan. Setiap mesin diperbaiki selama maksimal tiga hari.

Reparasi mesin jahit juga dilakukan Yuniko Suyadi, wirausahawan lainnya. Ia memilih mendatangi pelanggan ketimbang membuka kios. ''Kalau memiliki kios saya harus memikirkan tempat, membayar karyawan. Urusannya banyak. Lebih baik begini saja,'' katanya beralasan.

Yuniko menetapkan tarif bukan berdasarkan jenis kerusakan, namun lokasi yang harus didatanginya dan waktu yang diperlukan. Ia juga sering kali memberikan layanan gratis bagi pelanggan tertentu. Ia pun kerap berperan bagaikan konsultan karena diminta bantuannya mencarikan mesin jahit sesuai kebutuhan pelanggannya. Untuk hal ini ia membebaskan pelanggannya untuk membeli mesin jahit sesuai dengan keinginan mereka.

Setiap kali mereparasi, pelanggan diberitahu jenis kerusakan dan cara memperbaikinya. Sehingga, apabila suatu saat mesin jahit kembali rusak mereka bisa memperbaiki sendiri. Bermodal ketulusan hati itu Yuniko memiliki pelanggan hingga Jayapura walaupun tak memiliki kios. ''Saya hidup untuk melayani, bukan uang semata. Saya senang kalau melihat orang lain bisa maju,'' katanya merendah.

Dunia mesin jahit bukan sesuatu yang baru baginya. Sebelum mandiri ia sempat bekerja di beberapa perusahaan yang menjual mesin jahit. Pria yang belajar mereparasi secara otodidak ini pernah berupaya beralih profesi. Namun, beberapa pelanggannya kerap meminta tolong menangani masalah yang berhubungan dengan mesin jahit sehingga itu membuatnya kembali menekuni bisnis mesin jahit.

Penjualan
Bisnis yang menyertai selain reparasi mesin jahit adalah penjualan mesin jahit bekas. Burhan menjual dengan harga bervariasi tergantung pada merek dan kondisi. Untuk mesin jahit klasik, maksudnya tidak banyak menyediakan fungsi seperti Butterfly atau Singer, dijual dengan harga sekitar Rp 300 ribu. Mesin jahit bekas multifungsi dengan perlengkapan elektrik bisa mencapai Rp 600 ribu hingga jutaan rupiah per unit, seperti merek Janome, Brother, Toyota, Singer, Pegasus, Juki, dan sebagainya. Untuk mesin jahit bekas ia memberi garansi hingga tiga bulan. Sedangkan mesin jahit baru garansi diberikan selama satu tahun. ''Makin bagus, garansinya makin lama,'' tutur Burhan

Burhan mengaku bisnis penjualan mesin jahit dalam dua tahun ini relatif sepi. Apabila sebelumnya ia bisa menjual 40 hingga 50 unit mesin jahit per bulan dengan omzet Rp 30 juta kini ia hanya mampu menjual 20 unit per bulan dengan omzet tidak lebih dari Rp 20 juta dengan keuntungan tidak lebih dari 10 persen.

Hal serupa juga diakui Toni, karyawan PD Aneka Mesin Jahit. Dalam dua minggu ini bisnis penjualan mesin jahit agak sepi. Ia menduga hal itu karena menjelang pilpres pada 20 September mendatang. Yang masih bisa diharapkan adalah perbaikan mesin jahit. Harga servis yang dikenakan pada setiap unit mesin jahit sebesar Rp 25 ribu. Itu belum termasuk penggantian suku cadang. ''Yang datang untuk servis beberapa orang, perbaikannya paling hanya satu sampai tiga hari.''


Rajin Dibersihkan dan Diminyaki

Merawat mesin jahit ternyata tidak sulit. Umumnya orang tidak mengetahui bagaimana cara merawatnya sehingga saat terjadi masalah mereka langsung membawa mesin jahit ke tempat servis. Padahal, mesin jahit bisa dirawat sendiri asal tahu caranya. ''Rajin diberi minyak khusus mesin jahit saja,'' saran Burhan, pemilik toko Lampung Jaya, yang melayani jual-beli dan reparasi mesin jahit di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Bagian mesin yang bergerak sering kali aus sehingga perlu pelumasan dalam jangka waktu tertentu. Minyak yang digunakan harus khusus minyak mesin jahit.

Burhan menyarankan, jangan menggunakan sembarang minyak, seperti minyak sayur karena bisa menyebabkan mesin berkarat dan rusak. Bagian lain yang mengalami gangguan adalah as roda yang sering macet atau tempat menyimpan benang yang sering kusut karena harus berganti-ganti benang. Hal serupa juga terjadi pada lampu penerangan mesin yang mati, atau karet dinamo yang kendor. Pemilik harus rajin membersihkannya agar mesin tidak tersendat saat digunakan.

Sedangkan komponen suku cadang relatif jarang mengalami kerusakan. Apalagi bila si pemakai adalah ibu rumah tangga. Umumnya ibu-ibu menjahit dalam jumlah jahitan yang terbatas. Lain halnya dengan bisnis konfeksi yang memerlukan mesin-mesin jahit untuk menghasilkan jahitan dalam jumlah besar. ''Tapi, kalau usaha konfeksi biasanya bisa memperbaiki sendiri mesin-mesinnya karena mereka tahu di mana letak gangguannya.''
( hir )

3 comments:

Anonymous said...

Hi, salam kenal
Saya sedang cari mesin jahit. kalo boleh tau, lokasi reparasi mesin jahit ini dibagian mana Ps. Minggu ya? Di dekat stasiun kah? Ada tanda2 yang bisa dijadikan patokan?
Terima kasih

Please reply to : widya_here@yahoo.com

Anonymous said...

Salam,
Saya mahasiswi juga sedang mencari mesin jahit untuk sekedar hobby.
Bisakah saya minta alamat lengkapnya?

Lalu, kira-kira berapa harga untuk satu unit mesin jahit merk butterfly?

terimakasih banyak.

Please reply to: Lamissael_angelo@yahoo.com

siyamadi said...

jadi ingin buka usaha kursus jahit nih