Sunday, June 29, 2008

Alokasi Aset Investasi

Adler Haymans Manurung Praktisi Keuangan

Selalu menjadi pertanyaan setiap investor bagaimana mengalokasikan dana (aset) yang dimiliki untuk investasi?

Sering pertanyaan ini belum terjawab walau sudah membaca buku dan mendapat pelatihan dari ahli. Bahkan, pengertian alokasi aset belum dipahami dan ada pertanyaan perlukah alokasi aset dan tujuannya apa?

Bresnan dan Gelb (1999) mendefinisikan alokasi aset sebagai membagi aset yang dimiliki ke berbagai instrumen investasi. Misalnya, tersedia dana Rp 200 juta, berapa yang diinvestasikan ke saham, deposito, Obligasi Ritel Indonesia (ORI), dan dalam bentuk kas? Alokasi aset sangat penting karena berpengaruh pada hasil yang ingin dicapai.

Sebuah jurnal ilmiah menyebutkan, hasil penelitian di Amerika Serikat, 91% tingkat pengembalian dikarenakan alokasi yang tepat. Adapun pemilihan instrumen yang tepat berkontribusi 5%, market timing kontribusinya 2%, dan sisanya faktor lain atau bahasa lainnya keberuntungan.

Dalam menentukan alokasi aset, diperlukan tujuan investasi, yaitu besaran tingkat pengembalian yang diinginkan dan risiko yang dapat ditolerir investor.

Mengenai kontribusi alokasi aset dapat dijelaskan, andaikan investor ingin hasil investasi sekitar 10% per tahun dengan risiko cukup kecil. Apabila di pasar tidak ada investasi dengan hasil sebesar itu, berarti investor terlalu tinggi menetapkan pengembalian.

Tingkat pengembalian harus diturunkan agar mendapat instrumen investasi yang memenuhi keinginan, misalnya menjadi 9%. Andaikan ada lima instrumen investasi yang dapat memberi tingkat pengembalian 9%. Jika investor melakukan alokasi aset pada lima instrumen itu secara merata, maka tingkat pengembalian 9% akan terpenuhi. Namun, tingkat pengembalian 9% tidak terpenuhi bila investor melakukan alokasi aset hanya 90% dari dana yang dimiliki.

Contoh di atas mengindikasikan, investor harus sangat pintar dalam alokasi aset agar tingkat pengembalian tercapai. Bila investor memilih dua dari tiga instrumen tersebut, tindakan ini disebut pemilihan instrumen investasi. Jika instrumen investasi dijual pada harga tinggi dan dibeli kembali pada harga rendah sesuai pasar yang terjadi dikenal sebagai market timing.

Alokasi aset bertujuan untuk penyebaran (diversifikasi) risiko. Berarti investor akan mengalami risiko lebih kecil daripada bila berinvestasi pada satu instrumen investasi. Bila investor berinvestasi pada lima instrumen, risiko akan lebih kecil dibandingkan dengan pada empat, tiga, dua, atau satu instrumen investasi.

Bila satu instrumen investasi tidak bisa menghasilkan seperti harapan, masih ada empat instrumen lain yang memberi hasil sesuai harapan. Karena itu, setiap investor perlu melakukan alokasi aset supaya terjadi diversifikasi risiko sehingga investor aman dalam berinvestasi.

Dua kelompok

Dalam mengalokasikan aset untuk pribadi, investor harus memahami risiko yang dapat ditolerir. Biasanya investor akan menolerir risiko yang tinggi bila investor masih muda usia, sedangkan investor yang berumur lebih tua biasanya tidak bisa menolerir risiko yang tinggi.

Investor yang sudah berumur tidak ingin hilang uangnya karena dalam posisi pensiun dan ingin hidup dari hasil dana yang dia miliki. Dana yang dimiliki tersebut dikumpulkan dari saat muda sehingga sangat disayangkan bila ada yang hilang saat pensiun. Pada masa pensiun, dibutuhkan dana yang cukup untuk membiayai hidup karena tak lagi bekerja.

Investasi finansial dapat dimasukkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu investasi pada instrumen berpendapatan tetap seperti kas, tabungan, deposito dan obligasi, serta instrumen spekulasi, seperti saham dan opsi serta alternatif investasi. Biasanya, alokasi aset untuk spekulasi semakin kecil bila umur semakin menua atau mendekati pensiun.

Alokasi aset untuk perorangan dengan dua instrumen investasi menggunakan rumusan 100 - umur + 15% untuk aset spekulasi bagi mereka yang berumur sebelum 50 tahun. Seseorang yang berumur 20 tahun akan melakukan investasi aset spekulasi 95% dan sisanya pada instrumen berpendapatan tetap sebesar 5%.

Besarnya aset spekulasi dikarenakan pada umur 20 tahun masih bisa menerima risiko tinggi dan akan memperoleh hasil tinggi dalam periode jangka panjang. Bila seseorang berumur 35 tahun, aset alokasinya 80% pada aset spekulasi dan 20% pada instrumen berpendapatan tetap.

Selanjutnya, pada orang berumur mulai dari 50 tahun akan menggunakan rumusan 100 - umur - 25. Angka 25 menunjukkan seseorang pada kelompok umur 50 tahun dan sesudahnya tidak menginginkan risiko besar. Bila seseorang berumur 50 tahun, maka alokasi aset investasi pada aset spekulasi sebesar 25% dan sisanya sebesar 75% instrumen berpendapatan tetap. Jika umur seseorang 60 tahun, maka alokasi asetnya 15% pada aset spekulasi dan 85% instrumen berpendapatan tetap.

Rumusan tersebut memperlihatkan, semakin berumur seseorang, semakin tinggi investasi pada instrumen berpendapatan tetap dikarenakan semakin besar pengeluarannya. Informasi ini cukup membantu investor sehingga dapat digunakan. Selamat berinvestasi.

Read More......

Sunday, June 22, 2008

Biaya Pendidikan Anak

Elvyn G Masassya Praktisi Keuangan

Bagaimana perasaan Anda hari-hari ini? Berdebar-debar menanti rapor hasil ujian sekolah buah hati Anda?

Menginginkan buah hati naik kelas dan/atau berprestasi merupakan idaman setiap orangtua. Di sisi lain, ada juga sekalangan orang yang pikiran dan perasaannya tidak lagi tercurah hanya pada prestasi pendidikan anak mereka.

Yang lebih menjadi beban adalah setiap tahun ajaran baru, kebutuhan dana pendidikan meningkat. Apalagi, jika sang anak sudah dalam periode melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Kebutuhan dana tentu lebih besar lagi.

Bagi sebagian keluarga, biaya pendidikan anak bukan masalah karena telah menyiapkannya jauh-jauh hari, dalam bentuk tabungan pendidikan, asuransi pendidikan, dan/atau dalam bentuk aset yang peruntukannya memang sebagai dana pendidikan anak.

Masalahnya, tidak setiap keluarga telah dan mampu menyiapkan dana pendidikan anak sejak dini. Jangankan pendidikan anak, mungkin malah ada yang mengatakan, boro-boro memikirkan anak akan melanjutkan sekolah ke mana, yang ada adalah hari-hari masih dipenuhi kesulitan keuangan.

Betapapun sulitnya keadaan ekonomi keluarga, tetap saja pendidikan buat anak tidak bisa ditawar-tawar. Anda bisa saja menunda keinginan membeli pakaian, makan enak, atau apa pun yang Anda inginkan dan membelinya lain waktu, tetapi jika menunda pendidikan anak sama artinya dengan menggadaikan masa depan anak sendiri.

Pendeknya, sejelek apa pun kondisi keuangan Anda menyediakan biaya bagi kelanjutan pendidikan anak merupakan hal mutlak kewajiban Anda sebagai orangtua.

Jika belum memiliki dana yang teralokasi secara khusus untuk pendidikan anak, Anda harus rela memangkas pengeluaran untuk konsumsi. Jika tetap tidak mencukupi, menjual sebagian aset juga harus dipertimbangkan.

Boleh jadi Anda akan menganggap saran semacam ini berlebihan karena mengumpulkan aset juga bukan hal mudah. Namun, jangan lupa, aset masih bisa dicari. Jika Anda bekerja lebih keras, pasti aset masih akan terbeli. Namun, kalau pendidikan anak terganggu, dampaknya akan sangat fatal sebab waktu tidak bisa berulang.

Kendati begitu, bukan berarti Anda boleh tidak peduli dengan aset yang telah Anda miliki. Memiliki aset tetap merupakan salah satu tujuan keuangan. Namun, menyediakan dana bagi pendidikan anak masih lebih prioritas. Dengan kata lain, biarkan aset dijual asal anak tetap bisa memperoleh pendidikan. Tentu saja, setelah itu Anda juga mesti membuat perencanaan keuangan untuk bisa memiliki kembali aset yang telah dijual.

Oke, itu adalah salah satu solusi menyediakan biaya pendidikan anak bagi yang alpa menyiapkannya, tetapi kebetulan masih memiliki aset yang bisa diuangkan. Bagaimana jika tidak memiliki aset yang bisa dijual? Jangan dulu panik.

Pendidikan = investasi

Pendidikan anak hakikatnya investasi. Jadi, biaya yang akan Anda keluarkan tergolong sebagai biaya baik dan akan membuahkan hasil di kemudian hari yang hasilnya akan dipetik buah hati Anda.

Dalam konsep keuangan, investasi pada dasarnya boleh dilakukan dengan utang. Lihat saja, bagaimana pengusaha atau bahkan konglomerat sekalipun meminjam ke bank untuk membangun pabrik atau menambah modal kerja usaha. Dengan cara semacam itulah, bisnis mereka menjadi lebih besar. Demikian pula dengan pendidikan yang notabene merupakan investasi jangka panjang. Jadi, Anda bisa saja membiayai dengan utang. Ya, dengan utang.

Saat ini cukup banyak bank yang mengeluarkan produk kredit yang peruntukannya bisa untuk pendidikan. Mereka menyebutnya sebagai kredit multiguna. Peruntukan kredit tersebut diperkenankan untuk membiayai pendidikan anak.

Karena mengambil pinjaman bank, tentu saja Anda mesti rutin mengangsur pelunasan kredit tersebut. Namun, ini sama sekali bukan masalah. Kalangan yang menyiapkan dana pendidikan sejak dini juga rutin mengangsur dana pendidikan ke dalam rekening tabungan pendidikan mereka. Jadi, maknanya sama saja. Bedanya, apabila tabungan pendidikan anak dananya disetor terlebih dahulu, kredit multiguna dananya disetor belakangan, yakni dalam bentuk angsuran pelunasan kredit.

Tabungan pendidikan anak yang ditawarkan banyak bank dilengkapi pula dengan asuransi. Jadi, jika terjadi apa-apa dengan Anda, biaya pendidikan anak Anda akan ditanggung pihak asuransi. Namun, bukan berarti kredit multiguna tidak bisa diimbuhi dengan asuransi. Anda bisa saja membeli polis asuransi kredit berbarengan dengan kredit multiguna. Manfaatnya, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada diri Anda, kredit Anda akan dilunasi pihak asuransi.

Pendek kata, jangan pernah berpikir tidak ada solusi untuk membiayai pendidikan anak, kendati kondisi keuangan keluarga kurang baik. Yang terbaik tentu saja menyiapkan biaya pendidikan sejak jauh-jauh hari.

Konkretnya, apabila saat ini Anda kerepotan menyediakan dana tersebut, tentu saja hal ini jangan terulang lagi tahun depan. Dus, sudah sepantasnya, sebagai orangtua, Anda menjadikan biaya pendidikan Anak sebagai prioritas dalam perencanaan keuangan Anda. Seperti kata pepatah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Read More......

Thursday, June 19, 2008

"Jalan Tol" dari Operator Telekomunikasi

Oleh AW Subarkah

MENJELAJAH internet ke depan benar-benar akan semakin hidup, konten video akan semakin menjadi daya tarik yang tidak ada habisnya. Namun, semua itu bisa berjalan apabila bandwidth atau lebar pita frekuensi yang dibutuhkan untuk melewatkan konten video ke terminal pengguna bisa terpenuhi.

Perangkat terminal, mulai ponsel sampai komputer PC yang canggih sekalipun, tidak akan berdaya ketika koneksi ke jaringan internet terhambat. Penyumbatan ini bisa bersifat relatif, karena bandwidth atau saluran yang tersedia kecil, atau berkas yang diakses besar yang membuat bandwidth normal pun menjadi cukup sulit untuk dilewati.

Sementara kecenderungannya aplikasi yang kompleks akan semakin besar ukuran byte-nya. Misalnya, sekarang yang menjadi tren bagi internet adalah aplikasi video, apakah itu video streaming atau broadcasting seperti televisi internet, IPTV, mobile TV, sampai untuk kebutuhan hiburan seperti tayangan video on demand atau video berbayar berkualitas tinggi HDTV.

Seperti pada situs berita Kompas.com, sebuah halaman web versi baru dari KCM yang baru diluncurkan kemarin malam sekaligus sudah menyertakan dua konten video. Selain Kompas TV, juga masih ada Seleb TV (seputar selebriti) dan Videoku yang merupakan cikal bakal televisi internet berupa konten video internet lokal dari negeri ini.

Keseriusan Kelompok Kompas-Gramedia mengurus situs online-nya juga mulai memperlihatkan hasil. Perusahaan itu mendapat Penghargaan Cakram (Cakram Award) dalam kategori perusahaan portal pengelola berita dan Selasa lalu kembali meraih penghargaan New Wave Marketing Award dari perusahaan konsultan pemasaran MarkPlus Inc yang menilai Kompas.com membangun relasi partisipatif dan kolaboratif dengan penggunanya.

Bisa diperkirakan dalam waktu yang tidak lama lagi kisah sukses seperti ini akan diikuti banyak situs lain, apalagi tidak perlu repot mengurus alokasi frekuensi seperti siaran TV swasta. Sebuah model baru yang sebenarnya bisa mengisi kelemahan yang ada pada sistem penyiaran TV konvensional. Lalu yang menjadi pertanyaan mampukah jaringan telekomunikasi (telko) di Indonesia memenuhi kebutuhan pengakses video?

Jaringan baru

Kondisi saat ini, baik operator telko maupun penyedia layanan internet, sedang (sebagian di antaranya sudah terbentuk) membangun jaringan internasional melalui kabel optik dasar laut. Bisa jadi tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun penting bagi perubahan infrastruktur jaringan informatika di Indonesia.

Jaringan serat optik sekarang sudah menjadi tumpuan bagi infrastruktur utama yang berada di belakang kelancaran arus informasi di negeri ini. Sementara di jaringan paling depan para operator telko juga sudah mengembangkan koneksi pita lebar (broadband) HSDPA (high-speed downlink packet access) atau teknologi akses nirkabel generasi 3.5G.

"Yang membuat rakus bandwidth sekarang ini adalah internet, terutama aplikasi video. Jika dahulu satu saluran komunikasi suara hanya memerlukan bandwidth 64 kilobit per detik (kbps), maka untuk tayangan gambar bergerak di internet setelah dikompres sedemikian rupa paling sedikit membutuhkan 2 megabit per detik (Mbps) atau 2.000 kbps. Tentu untuk kualitas yang lebih bagus akan lebih tinggi, bisa sampai 8 Mbps," kata Prastowo M Wibowo, Group Head FTM Network Planning & Engineering Indosat, dalam percakapan dengan Kompas, Senin (26/5) lalu.

Pada generasi awal HSDPA yang bisa menarik berkas idealnya bisa sampai 3,6 Mbps dan uplink hingga 384 kbps. Bahkan untuk kondisi seperti di negeri ini sudah tergelar jaringan HSPA (evolusi HSDPA) yang men-download hingga 14,4 Mbps dan mengirim (uplink) sampai 1,4 Mbps. Sedangkan vendor TI memperkenalkan apa yang disebut dengan WiMAX, cikal bakal teknologi akses nirkabel generasi keempat (4G).

Layanan HSDPA atau 3.5G Indosat sekarang telah menjangkau 25 kota, antara lain Jakarta, Depok, Cikampek, Cikarang, Cilegon, Tangerang, Bekasi, Bogor, Surabaya, Bandung, Semarang, Jepara, Kudus, Salatiga, Cepu, Magelang, Cilacap, Yogyakarta, Denpasar, Batam, Medan, Aceh, Balikpapan, Makassar, dan Samarinda. Pada akhir kuartal III-2008 akan bertambah 8 kota lagi, dengan pertumbuhan pelanggan yang cukup signifikan di kota-kota tersebut. Untuk HSPA sekarang masih terkonsentrasi di Jabodetabek dan Surabaya.

”Ke depan teknologi mobile ini akan lebih menarik lagi, tidak berhenti sampai di sini saja,” kata Iman Hirawadi, Senior Manager Technical Business Development Wireless Networks PT Alcatel-Lucent Indonesia dalam kesempatan berbeda pekan lalu. Kecepatan yang semakin dan terjadinya konvergensi dalam komunikasi IP memunculkan aplikasi-aplikasi baru yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Iman memperlihatkan sudah lebih dari 220 operator di dunia ini yang memberikan layanan video mobile, 110 di antaranya siaran langsung. Layanan broadcast seperti di Korea (TU Media), Italia (Tre), Jepang, termasuk aktivitas di kawasan regional seperti Malaysia (MiTV dan Maxis), Singapura (M1 dan Mediacorp), Filipina (Smart dan Globe), dan bahkan Vietnam (VTC).

Dari pengamatan Kompas, konvergensi terutama berawal dari jaringan, operator telko mulai menyempurnakan jaringan berbasis IP. Hal ini akan mendorong konten yang biasa dijalankan di internet melalui PC atau notebook bisa juga diakses melalui ponsel yang kecil. Sebut saja yang atraktif mendatang adalah IPTV dan mobile TV. Ini akan menjadi cara baru bagi penikmat TV masa depan dan sekarang yang sedang bergulir adalah e-mail. E-mail Yahoo.com sudah bisa diakses menggunakan ponsel atau mengakses situs web yang berat dari ponsel melalui mesin pencari Google.

Terbuka peluang-peluang baru, sebuah perusahaan pengembang pesan bergerak. Funambol menyebutkan, saat ini sudah lebih dari dua miliar e-mail account di seluruh dunia ini, tetapi masih kurang dari 2 persen yang memanfaatkan akses e-mail melalui ponsel. Tidak heran jika seperti Yahoo sangat berkepentingan sekali mengakses kotak surat di situs Yahoo bisa dilakukan melalui PC atau notebook dan ponsel yang dilengkapi kapasitas browsing internet dengan cara sama, hanya tampilan yang berbeda.

Kemungkinan dengan membaca arah perkembangan teknologi ini, Indosat mengambil keputusan membangun bandwidth, baik lokal maupun internasional, baru yang mampu mendukung kecepatan broadband dengan menggelar jaringan serat optik baru bernama Jakabare. Selain melengkapi kapasitas jaringan di dalam negeri, juga bisa bersaing dengan dua operator telko besar lain seperti PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan PT Excelcomindo Pratama (XL).

Jaringan baru

Rancangan awalnya memang meletakkan hubungan internasionalnya di Singapura dan pada saat beroperasi Juni tahun depan kapasitas bandwidth internasional Indosat tidak kurang dari 160 gigabit per detik (Gbps). Bahkan dengan kabel optis yang sama kapasitas bisa ditingkatkan menjadi 1,28 terabit per detik (Tbps) atau 1.280 Gbps.

Kondisi ini diharapkan bisa mempertahankan reputasi Indosat sebagai operator dengan jaringan optik kabel laut terbesar, sekalipun kapasitasnya sekarang masih sekitar 12 Mbps.

Sekitar separuh kapasitas digunakan sendiri dan sisanya disewakan kepada pihak lain, termasuk operator yang membutuhkan.

Pada awalnya jaringan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Indosat sekitar tahun 1980 masih berupa kabel tembaga koaksial dengan kapasitas 460 saluran untuk mendukung sistem SLI atau sekitar 460 x 64 kbps. Baru sekitar awal tahun 1990 menggunakan SKKL serat optik, baik menuju utara dan timur ke Jepang atau China untuk menuju Amerika Serikat, ke barat melalui Selat Malaka ke Eropa melalui India. Kemudian ke selatan dari Jakarta melalui Selat Sunda ke Australia.

Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Jakabare (Jawa-Kalimantan-Batam-Singapura) sepanjang 1.330 kilometer akan menghubungkan Indonesia dengan Singapura. Jakabare diharapkan selesai pada semester I-2009 dengan kapasitas 160 hingga 640 Gbps untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar layanan komunikasi data dan internet di Indonesia.

Proyek ini dikerjakan bersama vendor jaringan NEC Corporation, akan memiliki empat lokasi pendaratan di setiap pulau, antara lain Tanjung Pakis (Krawang, Jawa Barat), Sungai Kakap (Pontianak, Kalimantan Barat), Tanjung Bemban (Batam), dan Changi (Singapura).

"Selanjutnya dari Singapura kita bisa memilih jaringan internasional apa saja, dengan persaingan yang semakin ketat seperti sekarang kami perhitungkan akan bisa mendapatkan harga yang lebih murah," kata Prastowo yang diampingi asistennya, Masyudin.

Strategi Indosat ini berbeda dengan kompetitornya. Dengan cara ini Indosat bisa lebih memfokuskan pembangunan jaringan di dalam negeri. Dalam hal ini belum memperhitungkan kapasitas jaringan Palapa Ring timur yang dikerjakan bersama-sama dengan operator besar lain, seperti Telkom dan XL.

Sementara Telkom melalui konsorsium kabel laut AAG (Asia-America Gateway) akan meningkatkan kapasitas bandwidth internasionalnya menjadi 40 Gbps atau 15 kali lipat dari yang ada sekarang. Koneksi internasional ini menghubungkan Indonesia langsung ke Amerika Serikat melalui Malaysia, Hongkong, dan Guam.

Sedangkan XL juga sudah membangun jaringan dari Batam ke Rengit-Johor, Malaysia, melalui proyek bernama Batam Rengit Cable System (BRCS) sepanjang 63 kilometer. Di Malaysia akan bergabung dengan jaringan induknya, Telecom Malaysia, yang merupakan pemimpin konsorsium AAG. Kapasitas 48 core, yang setiap satu pasang kabel masing-masing dengan 2 core) memiliki kapasitas awal 10 Gbps. Dengan teknologi terbaru DWDM, satu pair kabel dapat di-upgrade hingga terabit per detik.

Saat ini XL sudah memiliki koneksi internasional melalui radio link ke Batam-Singapura 2 STM-1 (setara dengan 2 x 64 Mbps) dan Batam-Johor 4 STM-1 (setara 4 x 64 Mbps).

Read More......

Tahan Banting di "Tikungan Maut"

Jika sebagian besar orang memulai berwirausaha karena tak ada pekerjaan lain, Tri Setyo Budiman (47), Sudirman Kiton (58), dan Bimada (41) justru dengan sangat yakin memilihnya sebagai jalan hidup. Mereka bertekad untuk mandiri, tidak membebani pemerintah, dan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.

Dasar pertama memulai usaha sendiri adalah ideologi yang kuat, baru mencari metodologi yang tepat untuk mengimplementasikannya. Para pemula harus ingat, membangun usaha tak bisa dalam waktu singkat. Harus ada proses, yang bisa melatih kita agar tidak tergelincir di setiap ’tikungan maut’,” kata Tri di Jakarta, Jumat (13/6).

Semangat yang kuat adalah modal utama berwirausaha. Semangat itu kemudian diwujudkan dengan mencari pola manajerial praktis, yang mudah diterapkan sehari-hari sambil terus memperbaiki kelemahan.

Introspeksi diri, perbaikan manajerial, dan penguatan kemampuan sumber daya manusia sangat berguna dalam proses meningkatkan skala usaha.

Dengan konsisten dan disiplin diri sendiri, Tri kini memiliki 15 gerai Ba’so Ino. Langkah awalnya dimulai dari warung ukuran 3 meter x 2,5 meter di Jalan Empang Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan, yang dibuka tahun 1997. Ia sukses melewati berbagai ”tikungan maut” perekonomian nasional karena terus berkreasi sambil menjaga kualitas produk.

Hal itu belum tentu bisa dilakukan pengusaha instan. Itu sebabnya ada usaha-usaha besar yang kemudian redup dan akhirnya bangkrut saat dijalankan oleh generasi kedua.

Dengan kesadaran penuh, Tri meninggalkan pekerjaannya sebagai penanggung jawab pemasaran kemasan produk makanan segar Cryovac produksi William Russel Grace Company untuk wilayah Indonesia. Walau sudah bergaji Rp 7,5 juta per bulan pada tahun 1995, Tri merasa sudah memiliki kemampuan manajerial dan modal untuk memulai usaha sendiri.

”Banyak orang yang mengatakan saya berpikir mundur. Padahal, tidak. Saya punya impian lain yang harus diwujudkan dengan membangun usaha sendiri,” kata Tri.

Ayah tiga anak ini membangun bisnis kaki limanya dengan mengutamakan kebersihan dan pelayanan. Sebagian pengusaha kaki lima cenderung mengabaikan kebersihan, padahal kebersihan turut membangun loyalitas pelanggan.

Tetap membina

Ba’so Ino tidak hanya berkembang di Pulau Jawa. Saat ini Tri mempersiapkan satu gerai di mal terbesar di kawasan Nagoya, Batam. Dari hanya tiga karyawan, kini Tri mempekerjakan sekitar 300 orang.

”Sudah ada lima anak buah saya yang juga berdagang bakso. Mereka sukses menjiplak cara saya berusaha dan saya rela. Kalau saya tidak membiarkan mereka berkembang dan membinanya, justru saya yang salah. Keberhasilan mereka berusaha menjadi bagian dari kesuksesan saya. Kepada pekerja yang lain, saya tawarkan juga untuk mandiri,” kata Tri.

Pada skala kecil, Kiton menerapkan prinsip serupa. Ayah empat anak yang mulai berdagang sejak tahun 1997 itu awalnya hanya memiliki satu warung satai padang kaki lima di dekat pasar tekstil Cipulir, Ciledug. ”Sejak enam tahun lalu saya membuka satu cabang lagi di Pesanggrahan. Rusman, anak saya, yang mengurus,” kata Kiton.

Namun, sebulan terakhir ini ia harus menjaga kedua warungnya karena Rusman (30) memperluas usahanya dengan memasok produk tekstil ke pertokoan di sekitar Tangerang, Banten. Beruntung, pengoperasian warung di Cipulir mengikuti aktivitas perdagangan tekstil yang mulai sepi sekitar pukul 15.00.

”Kalau satai sudah habis, bisa langsung tutup. Tetapi, kalau belum, ya, tunggu sampai Pasar Cipulir mulai sepi. Setelah istirahat di rumah, kembali berdagang di Pesanggrahan mulai pukul 17.00,” ujar Kiton.

Tekad kuat untuk membangun kewirausahaan juga mengalir dalam diri Bimada (41). Ayah tiga anak asal Surabaya, Jawa Timur, ini banting setir dari pekerjaannya di bidang kargo menjadi produsen mi ayam.

”Yang diperlukan adalah inovasi. Kita mesti cerdik, tetapi jangan curang,” kata Bimada, yang kini memiliki 100 mitra restoran di berbagai daerah.

Menurut Bimada, pasang iklan mengeluarkan duit. Oleh karena itu, apa salahnya sesekali duit itu dipakai untuk mentraktir. ”Undang saja kawan-kawan. Niscaya, apabila enak pelayanannya, enak sajiannya, dan enak lokasinya, mereka pasti akan bercerita kepada teman-teman lainnya,” tuturnya.

Berawal dari 193 gerobak dorong bermerek dagang Bakmi Raos, kini mitra strategis Bimada makin berkembang. Nama yang diusung tetaplah ”Raos”, diambil dari bahasa Sunda yang artinya enak. Bisa pula sebuah akronim dari ”rasa restoran”.

Bagi Bimada, wirausahawan acap kali hanya berpikir soal modal dan lokasi berjualan. Memang, keduanya penting, tetapi yang paling dibutuhkan adalah semangat kewirausahaan, gigih, dan pantang menyerah.

Untuk menarik lebih banyak mitra, Bimada melebarkan sayap usahanya tidak lagi hanya di wilayah Jakarta, yang pasarnya 4.000-5.000 porsi per hari, tetapi juga merambah ke Batam, Tanjung Balai Karimun, Jambi, Surabaya, dan Ponorogo.

Kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok belum disikapi oleh Bimada ataupun mitra binaannya dengan menaikkan harga jual. Namun, dia meyakini, lambat laun konsumen akan menyesuaikan keuangannya untuk tetap membeli. Jangan takut! (HAM/OSA)

Read More......