Monday, December 28, 2009

Kualitas Jahitan RJH

Salah satu komitmen kami adalah setiap produk pakaian Rumah Jahit Haifa memiliki jahitan berkualitas butik.

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri jahitan berkualitas butik di Rumah Jahit Haifa :

1. Menggunakan stik kecil/halus. Semakin kecil stik yang digunakan maka jahitan semakin rapat -> makin kuat. 1 cm = 4 s/d 6 stik.

2. Obrasan rapi, tidak mengkerut (untuk obras kami menggunakan benang katun, bukan benang obras).

3. Jahitan tidak mengambang/loncat.

4. Menggunakan material yang berkualitas bagus, misalnya benang dan resleting (kami tidak menggunakan resleting Taiwan).

5. Mengikuti standar pola Internasional , untuk wanita :

– lebar badan muka ditambah 1 cm dari lebar belakang.
- kerung lengan depan lebih masuk 1 cm dari belakang (jahitan lengan maju 1 cm dari jahitan samping badan).
– kampuh (sisa jahitan dalam minimal 2 cm).

6. Presisi : ketepatan dalam pengerjaan terutama pada bagian yang tampak dari luar seperti : resleting, krag dan lubang kancing.

7. Untuk kain bermotif, potongan motif harus pas/ketemu.

8. Untuk pakaian wanita menggunakan model ber-kupnat* (* tidak semua – tergantung harga dan model).

9. Krag menggunakan dua lapisan yaitu visiline dan staplex kecuali kerah rebah dan frill.

10. Bagian keliman baju atau lengan di “sum”/ tidak dijahit, kecuali untuk bahan tertentu sepeti denim, sifone dan sejenisnya (dijahit lurus stick kecil).

Membeli baju di toko online Rumah Jahit Haifa, seperti membeli baju di butik , seperti baju jahitan bukan seperti membeli baju jadi di toko-toko lain :)


Ketik sisa artikel disini

Read More......

Wednesday, December 16, 2009

Memulai bisnis online – tulisan iseng :)

Setiap bisnis itu lahir dari sebuah ide, namun sekedar ide hebat saja, tidak akan menjamin sebuah bisnis akan sukses. Meskipun demikian, sebuah ide cemerlang jangan sampai terbuang, ide tersebut haruslah terus dikembangkan dan dibuat menjadi kenyataan. Hal yang paling utama dan kritis untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebuah business plan. Membangun bisnis sendiri dari awal memerlukan perjuangan ekstra dan anda haruslah seorang yang berani mengambil resiko (risk taker) yang siap untuk menghadapi segala rintangan. Tidak ada yang namanya bisnis yang pasti aman, pasti sukses, pasti jalan, semua bisnis memiliki resiko. Bisnis berbasis web atau online yang dapat dikerjakan dari rumah mungkin terlihat sangat mudah dan murah, namun demikian bisnis ini sangat membutuhkan kerja keras anda dan ada banyak langkah yang harus dilakukan untuk merealisasiakan ide awal tadi menjadi kenyataan dan sukses tentunya.

Read more: http://rumahjahithaifa.com/


Ketik sisa artikel disini

Read More......

Monday, April 20, 2009

Cerdas Memasarkan Bisnis Online

KOMPAS.com - Karena Anda masih berstatus karyawan di sebuah perusahaan, Anda ingin mencoba membangun usaha sampingan melalui internet. Anda yakin sistem bisnis seperti ini akan cukup berhasil, toh Anda sendiri kerap bertransaksi secara online. Contohnya saat membeli tiket pesawat, membeli ponsel atau peralatan elektronik lain, bahkan memesan cake pun Anda lakukan melalui situs yang disediakan.

Ada alasan mengapa Anda harus mulai melirik bisnis online saat ini. "Saya melihat ada potensi besar di situ. Bayangkan, ada 50 juta internet user di Indoensia. Jumlah orang yang bergaji Rp 3 juta ke atas ada sekitar 50%, dan yang bergaji Rp 7 juta sekitar 20%. Sedangkan tiak semua orang yang nonton TV adalah potential user," demikian ungkap Iim Fahima, pendiri dan direktur Virus Communication, sebuah bisnis jasa konsultasi marketing dan komunikasi online, dalam seminar Sukses Wirausaha yang diselenggarakan majalah Femina di Balai Kartini, Sabtu (18/4).

Keuntungan yang kita dapatkan dengan berbisnis secara online antara lain:
1. Menghemat biaya, karena kita tidak perlu mengeluarkan biaya sewa tempat, biaya perawatan, dan operasional toko.
2. Dapat memanfaatkan forum, blog, atau situs jejaring sosial untuk membangun awareness produk kita lebih cepat, dengan biaya yang jauh lebih ekonomis.
3. Dapat menjangkau calon pembeli di kota lain.

Namun mekanisme ini tentu juga menuntut konsekuensi strategi komunikasi yang cerdas, konsisten, dan action yang tepat. Yang membuat seseorang mau membeli produk kita di online adalah kepercayaan. Untuk membangun kepercayaan calon pembeli, Anda harus membawa identitas yang konsisten. Berikan informasi yang jelas, seperti apa dan siapa Anda, cantumkan email, nomor telepon, berikut alamat lengkap (bila perlu, cantumkan foto Anda). Untuk menambah poin plus, sediakan kolom untuk testimoni pelanggan.

Untuk mulai membangun bisnis online, Anda harus melakukan riset untuk memahami insight konsumen online secara general, dan memahami insight target audience Anda. Insight mengenai target audience misalnya:
1. Pembeli fashion untuk dipakai sendiri cenderung ingin melihat dan mencoba dulu sebelum membeli. Berikan fasilitas "lihat dulu-kalo cocok beli", dan kenakan biaya antar-tunggu.
2. Pembeli buku cenderung membeli buku yang serupa. Kirimkan informasi via email ke pembeli setiap ada buku serupa yang terbit.
3. Orang yang membeli bunga atau kado, biasanya selalu memerlukan bungkus yang cantik dan kartu ucapan. Berikan bungkus cantik, kartu ucapan gratis (berikut pilihan kata-katanya) yang bisa dilihat di online.

Lalu apa yang dicari dan dibutuhkan orang? Anda bisa mengetahuinya dengan cara:
1. Ketikkan "google adworks" pada mesin pencari Anda, atau langsung mengetik adworks.google.com pada URL.
2. Klik pada pilihan [Keyword Tool]. Klik pada pilihan [Descriptive words or phrases] di sebelah kiri, lalu ketik kata kunci yang Anda inginkan, misalnya "fashion". Lalu klik [Get Keyword Ideas].
3. Anda akan melihat berapa banyak jumlah orang yang mencari produk "fashion" melalui Google.
4. Lakukan hal ini dengan kata kunci yang lebih spesifik, misalnya "busana muslimah". Lihat hasilnya.

Mekanisme pembelian dan pembayaran

Iim juga memberikan sejumlah tip penting seputar cara membangun dan memasarkan bisnis online. Yang pertama, "Hiduplah dengan online behaviour, karena bisnis dimana pun menuntut perilaku sesuai bidang yang kita pilih," ujar perempuan berusia 31 tahun ini.

Ini tip yang lain:
1. Berikan respons yang cepat. Online adalah medium yang dinamis, karena itu berikan respons saat itu juga terhadap pembelian, pertanyaan, hingga komplain konsumen. Untuk dapat memberikan respons yang cepat, tentunya Anda harus selalu memonitor website Anda setiap detik.

2. Buat proses pembelian yang sederhana. Dalam online, semakin sederhana prosesnya, semakin besar kemungkinan terjadinya pembelian. Tidak perlu mengharuskan calon pembeli menjadi member, menyebutkan nomor KTP dan nomor kartu kredit (tidak semua orang yang sedang menghadapi komputer membawa kartu kredit, bukan?). Apalagi memakai sistem cart seperti di website asing.

3. Cara membayar yang mudah. Di Indonesia, cara yang paling familiar bagi kita adalah membayar saat barang diterima (cash on delivery), atau transfer melalui bank. Minta pembeli mengirimkan bukti transfer sebelum mengirimkan barang. Meminta pembeli membayar melalui kartu kredit atau Paypal hanya akan merepotkan Anda.

4. Berikan sesuai janji. Dalam hal pengiriman barang, misalnya, barang yang dikirim harus sesuai yang diperlihatkan di website, dan mengirim tepat waktu. Sekali Anda mengirim barang sesuai janji, selanjutnya konsumen akan datang membeli lagi (bahkan sambil mengajak teman yang lain).

Dalam bisnis online, selalu ada kemungkinan pembeli yang tidak membayar, atau coba-coba menipu. Namun bagi Iim, hal ini tak perlu diresahkan. "Sebagai entrepreneur, kita harus berani mengambil risiko. Mungkin ada juga yang tidak mau membayar, namun tidak banyak kok jumlahnya. Anda juga bisa memberikan fasilitas 'lihat barang dulu, kalau tidak cocok boleh dikembalikan'. Berapa sih, paling Rp 20.000,- (ongkos kirimnya)," jelas finalis International Young Creative Entrepreneur of the Year 2008 yang diselenggarakan British Council ini.

Pendek kata, semua orang bisa mulai berbisnis via online. Manfaatkan fasilitas gratis seperti Facebook untuk melakukan promosi secara cepat tanpa tambahan biaya!

DIN

Read More......

Tuesday, February 24, 2009

Fenomena Ponari dalam Tinjauan Medis dan Sosiologi

METODE pengobatan yang dilakukan Muhammad Ponari, dukun cilik asal Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, terkesan unik dan berbau takhayul.

Keunikan dan unsur takhayulnya itu telah menghipnotis ribuan orang dari berbagai daerah di pelosok Tanah Air masih memadati tempat praktik anak semata wayang hasil pernikahan Kasemin (42) dan Mukaromah (28) itu sampai sekarang.

Bahkan di antara mereka ada yang rela antre selama berhari-hari demi mendapatkan seteguk air putih yang sebelumnya dicelup batu yang digenggam siswa Kelas III SD Negeri Balongsari 1 itu.

Tak peduli, apakah air celupan batu itu higienis atau tidak, yang penting mereka percaya bahwa air itu bertuah dan bisa menyembuhkan segala macam penyakit.

"Setidaknya bisul yang saya rasakan bertahun-tahun sudah agak mendingan," kata Masilah (43), warga Surabaya, setelah meneguk air keruh yang didapat dari rumah Ponari.

Kendati demikian, ada juga warga yang tidak percaya bahkan kapok setelah mengonsumsi air Ponari. Namun, penyakitnya tak kunjung sembuh, seperti yang dialami Hamzah (53), warga Mojongapit, Jombang. "Nyatanya mata saya juga tidak ada perubahan, setelah minum air dari Ponari," katanya sambil menunjukkan matanya yang sakit.

Namun tak sedikit pula warga yang penasaran untuk mendapatkan air itu. "Sampai kapan pun, saya akan tetap bertahan di sini untuk mendapatkan air itu," kata Maslukhan, warga Purwodadi, Jawa Tengah, saat ditemui di Dusun Kedungsari, Sabtu (21/2) siang.

Kedatangannya ke dusun kumuh itu sebagai bentuk ikhtiar dengan harapan kelumpuhan yang diderita ibunya itu bisa sembuh. Sudah tiga hari Maslukhan berada di Dusun Kedungsari, tetapi tetap tidak mendapatkan kupon antrean karena setiap hari panitia hanya mengeluarkan 5.000 lembar kupon, sedang yang datang di atas angka 10.000 orang.

Terlepas dari semua keunikan dan hal-hal yang berbau takhayul, secara medis, air yang didapat dari Ponari itu tetap tidak layak untuk dikonsumsi. "Air dalam kemasan saja masih ada yang tidak sehat, apalagi air yang dicelup batu dan tangan Ponari. Siapa yang menjamin kebersihan tangan Ponari?" kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jombang dr Pudji Umbaran.

Dalam tinjauan medis, orang yang berobat kepada Ponari hanya mendapatkan efek "placebo", yakni penderita merasakan kenyamanan sesaat, walaupun penyakit yang dideritanya tidak hilang begitu saja.

"Efek placebo ini juga bisa didapatkan oleh pasien dari dokter. Makanya mengapa ada dokter yang banyak didatangi pasien dan mengapa pula ada dokter yang sepi pasien. Ilmu kedokteran itu mencakup scientific dan art. Dokter yang bisa menggabungkan scientific dan art inilah yang bakal dikunjungi banyak pasien," kata Pudji menjelaskan.

Efek placebo, lanjut dia, sudah bisa dirasakan oleh pasien, bahkan sebelum mengunjungi dokter itu. "Ada orang yang merasa sembuh, sebelum meminum obat dari dokter karena sudah terlanjur cocok pada dokter itu," katanya.

Sama halnya dengan orang yang datang ke tempat Ponari. "Setelah meneguk air, ada orang yang langsung merasakan kesembuhan. Padahal penyakitnya belum hilang. Kalau tidak percaya, silakan penderita tumor datang ke tempat Ponari, setelah itu bisa dibuktikan secara bersama-sama melalui rontgen, apakah tumornya itu hilang atau masih ada," katanya.

Belum lama ini, Dimas (3,5), warga Desa/Kecamatan Ngusikan, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang. Ia menderita radang otak yang cukup parah. "Berdasar pengakuan dari kedua orangtuanya, anak itu sebelumnya mendapatkan pengobatan dari Ponari," katanya.

Demikian pula banyak pasien dokter di Jombang yang mengaku telah melakukan terapi di rumah Ponari. "Hampir 30 persen pasien yang melakukan rawat jalan di rumah saya sudah pernah ke sana," kata Pudji.

Oleh sebab itu, IDI Jombang menyatakan bahwa pengobatan yang dilakukan oleh Ponari tidak bisa dipertanggungjawabkan secara medis. Dalam ilmu kedokteran, untuk memastikan seseorang menderita penyakit tertentu harus melalui beberapa tahap.

Pudji menjelaskan, dalam menangani pasien, seorang dokter wajib melakukan proses "anamesa" atau wawancara dengan pasien yang ditindaklanjuti dengan pemeriksaan fisik yang bisa dilakukan dengan melihat, meraba, dan mengetuk tubuh pasien.

Kalau masih ragu, seorang dokter bisa melakukan pengujian laboratoris dan rontgen. "Setelah itu baru mendiagnosis penyakit pasien yang diikuti dengan tata laksana pengobatan," katanya.

Serangkaian proses itu tidak menjamin seorang pasien sembuh total. Oleh sebab itu, Pudji tidak memungkiri kedatangan seseorang ke dukun atau ahli pengobatan alternatif lainnya karena merasa putus asa dengan model penyembuhan yang dilakukan oleh dokter.

"Justru fenomena Ponari ini, kami melihatnya sebagai tantangan bagi dokter. Untuk menjawab tantangan itu, seorang dokter tidak boleh lagi tertutup dan pelit dalam memberikan informasi mengenai penyakit terhadap pasien. Sudah bukan zamannya lagi, dokter terburu-buru memeriksa seseorang karena pasien di luar banyak yang sudah antre," kata Kasubid Pelayanan Medik RSUD Jombang itu mengingatkan para dokter.

Menurut dia, di Kabupaten Jombang, dokter umum dan spesialis yang membuka praktik mencapai 180 orang. "Jumlah ini melebihi rasio penduduk karena idealnya seorang dokter melayani 10.000 pasien. Hanya tingkat penyebarannya tidak merata," katanya.

Untuk mendapatkan pelayanan dokter umum swasta, masyarakat hanya dikenakan tarif dari Rp 20.000 hingga Rp 25.000 termasuk obat (dispencing). Adapun tarif jasa pemeriksaan dokter spesialis di Jombang berkisar antara Rp 30.000 dan Rp 50.000 untuk sekali kunjungan.

"Belum lagi Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) sehingga masyarakat dapat mendapatkan layanan kesehatan secara cuma-cuma, baik di puskesmas, maupun di rumah sakit. Bahkan, masyarakat yang tidak memiliki kartu Jamkesmas, Pemkab Jombang masih menanggungnya melalui program Jamkesda yang dananya bersumber dari APBD," katanya.

Oleh sebab itu, dia tidak setuju adanya anggapan bahwa fenomena Ponari sebagai dampak dari buruknya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. "Di Kecamatan Megaluh, tak jauh dari rumah Ponari, ada dokter dan puskesmas yang siap memberikan pelayanan setiap hari," kata Pudji.

Romantisme Mistis
Sementara itu, pakar sosiologi dan kebudayaan dari Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, Prof Dr Tadjoer Ridjal, MPd, mengemukakan, fenomena Ponari tidak memiliki keterkaitan langsung dengan masalah pelayanan kesehatan dan kondisi sosio-kultural masyarakat Jombang secara umum.

"Yang datang ke rumah Ponari bukan hanya masyarakat Jombang. Kalau dicermati lagi, justru lebih banyak dari daerah lain, termasuk Kalimantan, Sumatera, dan beberapa wilayah lain di Indonesia," katanya.

Menurut dia, fenomena Ponari merupakan potret masyarakat yang masih memegang teguh pemikiran tradisional. "Golongan masyarakat ini ingin menghidupkan kembali mitos lama yang telah punah. Golongan ini penganut romantisme mistis," katanya.

Mitos lama itu, lanjut Tadjoer, adalah munculnya sosok Ki Ageng Selo yang melegenda di kalangan masyarakat Jawa ratusan tahun silam. Ki Ageng Selo mendadak sakti setelah petir yang hendak menyambarnya mampu dihalau dan berubah menjadi sebuah batu.

"Legenda Ki Ageng Selo itu kembali dihidupkan di tengah masyarakat dengan menampilkan sosok Ponari. Dalam tinjauan sosiologi dan kebudayaan, kedua sosok ini sama-sama memiliki power yang digambarkan oleh kalangan masyarakat tertentu sebagai bentuk kesaktian," katanya.

Berdasar tradisi, kekuasaan (power) itu tidak diperoleh melalui pencapaian prestasi, tetapi askriptif dengan penaklukan dan penyerapan. Penyerapan bisa didapatkan dari faktor keturunan dan titisan.

"Ponari merupakan askriptif penyerapan titisan. Masyarakat menganggap Ponari merupakan titisan dari Ki Ageng Selo sehingga dia pun dianggap memiliki kesaktian," kata Asisten Direktur Program Pasca Sarjana Undar Jombang itu.

Oleh sebab itu, kemampuan yang ada pada diri Ponari tidak bisa diukur dengan menggunakan paradigma rasio empiris. "Fenomena Ponari sama sekali mengabaikan kelas dan strata ekonomi karena diusung oleh golongan romantisme mistis tadi. Yang datang ke tempat Ponari tidak hanya orang miskin, tetapi banyak kalangan masyarakat kaya dan berpendidikan, terutama mereka yang berasal dari luar Jawa. Oleh sebab itu, fenomena ini tidak bisa ditinjau secara rasio empiris," katanya.

Apakah fenomena Ponari itu akan berlangsung dalam waktu yang relatif lama, Tadjoer menyatakan, tergantung situasi dan kondisi yang terjadi di masyarakat sekitar. "Biasanya fenomena itu akan berakhir, kalau sudah ada unsur komersial," katanya.

"Karena kesaktian seseorang itu didasari syarat-syarat moral, di antaranya yang paling utama adalah membantu orang lain tanpa pamrih. Jadi secara otomatis, kesaktian seseorang akan sirna jika sudah berorientasi pada materi," kata Tadjoer.

Tentu hal itu susah untuk dijawab Ponari dan keluarganya yang hingga hari ke-21 buka praktik di Dusun Kedungsari telah mampu meraup penghasilan di atas angka Rp 1 miliar.

Kendati uang itu tak pernah diimpikan sebelumnya, tidak tertutup kemungkinan uang sebesar itu akan mengubah pola hidup keluarga miskin yang selama ini tinggal di rumah berdinding anyaman bambu itu. *

M Irfan Ilmie

Read More......

Thursday, February 19, 2009

Sepotong Jalan Rusia dan Impian Soekarno

Jalan aspal itu lurus dan mulus. Tak ada guncangan ketika mobil melaju kencang di atasnya. Ini berbeda dengan jalan trans- Kalimantan dari Nunukan, Kalimantan Timur, hingga Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang penuh lubang dan bergelombang.

Warga setempat mengenal jalan itu sebagai Jalan Palangkaraya-Tangkiling. Namun, Gardea Samsudin (70) mengenangnya sebagai Jalan Rusia.

Samsudin, lelaki asal Bandung, Jawa Barat, adalah sedikit saksi yang tersisa dari sepotong jalan sepanjang 34 kilometer dengan lebar 6 meter yang dibangun oleh para insinyur dari Rusia—dulu The Union of Soviet Socialist Republics. Bersama puluhan warga Dayak, Samsudin dan ratusan orang Jawa lain bekerja di bawah arahan belasan insinyur Rusia. ”Saya ikut menyusun batu-batu yang menjadi fondasi jalan ini,” kata Samsudin yang kini menetap di Palangkaraya.

Tak gampang mencari saksi lain pembangunan Jalan Rusia yang mau bicara. Sabran Achmad (80), tokoh masyarakat Kalteng, menuturkan, banyak pekerja yang ikut membangun Jalan Rusia itu menyembunyikan diri. Ini tidak lepas dari politik Orde Baru yang memberi stigma hitam kepada sesuatu yang berbau Orde Lama. Dan, jalan yang dibangun oleh insinyur Rusia itu memang berasal dari era Soekarno, yang dekat dengan negara Blok Timur itu tahun 1950 hingga 1960-an.

”Jalan itu dibangun menandai pembangunan Kota Palangkaraya. Sebelumnya, jalan itu berupa hutan lebat. Pohon-pohonnya besarnya segini,” kata Sabran sambil melingkarkan kedua lengannya.

Mimpi Soekarno

Pada mulanya adalah ayunan kapak Presiden Soekarno pada sebilah kayu di Pahandut, Kampung Dayak, di jantung Kalimantan, 17 Juli 1957. Sebilah kayu yang dibelah itu menandai pembangunan kota baru yang diimpikan Soekarno. Kota baru ini kemudian diberi nama Palangkaraya yang berarti tempat suci, mulia, dan agung, yang didesain sebagai ibu kota Indonesia Raya.

Namun, mimpi Soekarno tak pernah jadi kenyataan. Palangkaraya saat ini hanyalah sebuah ibu kota Provinsi Kalteng yang gelap dan tak bergairah karena kekurangan pasokan listrik.

Dirancang sebagai ibu kota negara, awalnya Palangkaraya dibangun dengan konsep yang jelas. Ada pengelompokan fungsi bangunan yang memisahkan fungsi pemerintahan, komersial, dan permukiman. Tata kotanya dirancang dengan memadukan transportasi darat dan sungai.

Sungai Kahayan menjadi pusat orientasi di sebelah utara kota. Sebuah jalan darat dibangun di pusat kota menuju arah Sampit. Jalan itulah yang kini dikenal sebagai Jalan Rusia, ruas jalan nasional terbaik sepanjang jalan trans-Kalimantan yang dilalui Tim Jelajah Kalimantan Kompas bersama Departemen Pekerjaan Umum (PU). ”Kita tak pernah lagi membangun jalan sebaik Jalan Rusia yang masih mulus walau sudah puluhan tahun. Lihatlah, jalan-jalan lain di Kalimantan yang baru dibangun cepat sekali rusak,” kata Wibowo, staf Departemen PU anggota Regional Betterment Office VII Banjarmasin.

Menggali gambut

Sepotong jalan itu menjadi saksi kemahiran insinyur-insinyur Rusia membangun jalan di tanah yang sangat berbeda kondisinya dengan negara asal mereka. Sabran mengisahkan, semua gambut di tapak jalan dikeruk. ”Setelah gambut dikeruk, terciptalah alur seperti sungai. Lalu, alur itu diisi batu, pasir, dan tanah padat,” kata Sabran.

Pada 17 Desember 1962, pembangunan fondasi Jalan Rusia selesai. Pada tahun-tahun berikutnya, tinggal pembuatan drainase, pengerasan, dan pengaspalan. Pekerjaan yang lambat, tetapi hasilnya prima.

Namun, pembangunan jalan yang direncanakan sepanjang 175 kilometer melewati Parenggean lalu ke Sampit dan Pangkalan Bun kemudian menghubungkan Palangkaraya dengan pelabuhan-pelabuhan sungai menuju ke Jawa ini dihentikan awal tahun 1966. Ketika itu jalan yang terbangun baru 34 km.

Pergantian kekuasaan pasca-Gerakan 30 September 1965 membuat orang-orang Rusia bergegas meninggalkan Indonesia. Semua pekerja proyek menyembunyikan diri karena tak ingin disangkutpautkan dengan Rusia, Partai Komunis Indonesia, atau bahkan Soekarno.

Cerita pembangunan Jalan Rusia itu pun tamat. Segala yang berbau Rusia dihapus, termasuk ilmu pembangunan jalan yang diajarkan insinyur mereka di ruas Palangkaraya-Tangkiling. Pembangunan jalan di Kalimantan tidak pernah lagi dimulai dengan mengeruk gambut. Namun, cukup dengan fondasi berupa kayu galam yang ditancapkan di lahan gambut itu (fondasi ini dikenal sebagai cerucuk). Pembangunan jalan menjadi lebih murah dan cepat, tetapi konstruksi jalan tidak awet.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Provinsi Kalteng Ridwan Manurung menuturkan, secara teori, ruas Palangkaraya- Tangkiling yang dibangun Rusia itu yang benar. ”Saat membuka trase jalan, harus diperhatikan struktur tanah dasar, fondasi, dan lapisan penutupnya. Jika ada tanah humus, harus diganti dengan pasir, tanah padat, atau granit. Sedalam apa pun gambutnya, harus dibuang,” katanya.

Menurut Wibowo, pembangunan jalan dengan teknik Rusia itu membutuhkan biaya tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan teknik yang dilakukan dengan cerucuk, seperti yang sekarang kita buat. ”Namun, umur jalan dengan teknik Rusia itu bisa lima kali lipat dari jalan kita,” katanya.

Bangsa ini sepertinya memang suka yang instan. Cepat selesai, cepat pula hancur. (RYO/FUL)

Read More......

Tuesday, February 10, 2009

Gilad Atzmon, Al-Qassam, dan Zionisme

Gilad Atzmon (lahir 1963) menulis: ''Jika Anda bertanya-tanya mengapa orang Israel tidak mengetahui sejarah mereka, jawabannya sangat sederhana, mereka tidak pernah diberitahu. Situasi yang mendorong konflik Israel-Palestina tersimpan rapi dalam kultur mereka. Jejak-jejak peradaban Palestina pra-1948 di tanah itu telah dimusnahkan. Tidak saja tentang Nakba, pembersihan etnis penduduk Palestina asli, yang tidak menjadi bagian dari kurikulum Israel, bahkan tidak disebut atau didiskusikan di forum resmi atau akademik mana pun.''

Kesaksian mantan zionis dan angkatan udara Israel ini menjadi sangat penting untuk mengetahui peta mengapa rakyat Israel merasa bahwa merekalah pemilik sah tanah Palestina itu. Padahal, kata Atzmon, tanah itu adalah tanah curian dari pemilik yang sebenarnya: rakyat Palestina.

Atzmon, pemusik papan atas di London, adalah cucu tokoh sayap kanan organisasi teror Irgun, yang telah mengusir dan membantai rakyat Palestina pada tahun-tahun awal pembentukan negara Israel tahun 1948. Tapi setelah mempelajari secara dalam asal-usul negara zionis itu, Atzmon yang juga seorang novelis, dengan kehendak sendiri hijrah ke London tahun 1994. Dari kota inilah ia membeberkan kepalsuan zionisme dan membela hak kemerdekaan Palestina melalui berbagai forum, termasuk media cetak.

Artikel barunya pada awal Januari 2009 dalam ungkapan yang sangat puitis tapi tajam berjudul: ''Living on Borrowed Time in a Stolen Land (Hidup di atas Waktu Pinjaman di Sebuah Tanah Curian)". Kita akan dapat dengan mudah mengakses artikel ini via: http://www.palestinechronicle.com/print_article.php?=14594, karena Atzmon adalah penulis penting pada media cetak The Palestine Chronicle, sebuah media yang menyuarakan hati nurani rakyat Palestina yang tertindas selama lebih dari enam dasa warsa, sejak 1948.

Penulis lain adalah Uri Avnery, mantan anggota Knesset, 85 tahun, tinggal di Tel Aviv. Ia juga tokoh Yahudi yang gigih membela kemerdekaan Palestina dengan konsep dua negara bertetangga: Palestina dan Israel. Avnery tidak pernah percaya bahwa kaum zionis yang selalu didukung Amerika Serikat sungguh-sungguh ingin melihat sebuah negara Palestina merdeka. Itulah sebabnya ia berharap pada Barack Obama untuk mengubah secara fundamental peta buram yang telah menindas rakyat Palestina secara sangat biadab dalam tempo puluhan tahun.

Tentang roket Al-Qassam, Atzmon menulis: ''Bagi saya, tembakan-tembakan Al-Qassam yang secara sporadis mendarat di Sderot dan Ashkelon tidak lebih dari sebuah pesan rakyat Palestina yang terkurung. Pertama, ia adalah sebuah pesan kepada tanah yang dicuri, lapangan-lapangan rumah, dan kebun buah-buahan: 'Bumi kami yang tercinta, kami tak pernah lupa, kami masih berada di sini berjuang untukmu, cepat lebih baik tinimbang terlambat, kami akan kembali, kami akan mulai lagi di mana kami pernah menghentikannya.'

"Tapi juga ia merupakan pesan yang jelas kepada rakyat Israel. 'Kalian ke luar dari sana, di Sderot, Beer Sheva, Ashkelon, Ashdod, Tel Aviv, dan Haifa, apakah kalian menyadari atau tidak, kalian sebenarnya hidup pada sebuah tanah curian. Lebih baik Anda mulai berkemas-kemas karena waktu semakin habis, kalian telah menguras kesabaran kami. Kami, rakyat Palestina, tidak akan kehilangan apa-apa lagi.'

''Setiap pakar Timur Tengah tahu bahwa Hamas dapat merebut Tepi Barat dalam beberapa jam. Memang, kontrol Otoritas Palestina dan Fatah di Tepi Barat sengaja dijaga PPI (Pasukan Pertahanan Israel). Sekali Hamas menguasai Tepi Barat, pusat penduduk Yahudi yang terbesar akan terserah kepada belas kasihan Hamas. Bagi mereka yang gagal melihat, ini akan menjadi akhir bagi Israel Yahudi.

"Mungkin saja berlaku kemudian hari ini, dalam tiga bulan, atau dalam lima tahun. Ini bukanlah masalah 'jika', tetapi lebih merupakan masalah 'waktu'. Pada saat itu, seluruh Israel akan berada dalam jarak tembak Hamas dan Hizbullah. Masyarakat Israel akan hancur, ekonominya runtuh. Harga sebuah vila yang terpisah di Tel Aviv Utara akan sama dengan sebuah gudang di Kiryat Shmone atau Sderot. Di saat sebuah roket memukul Tel Aviv, mimpi zionis menjadi tamat.''

Sepintas lalu, apa yang disampaikan Atzmon seperti mustahil, mengingat kekuatan Hamas sama sekali tidak sebanding dengan kecanggihan persenjataan Israel. Tapi mengapa mereka tidak pernah putus asa untuk melawan dengan segala kelemahan persenjataannya?

Atzmon menjawab: ''Karena bagi rakyat Palestina, Palestina adalah rumah.'' Dengan demikian, di mata mereka, kaum zionis adalah pendatang haram di rumah itu yang harus diusir. Bagaimana hari depan zionisme? Jika sikap kepala batu dan keganasan tetap dipertahankan, menurut Atzmon, zionisme tidak punya masa depan, karena ia gagal menjadi bagian dari kemanusiaan.

Sebagai penutup artikelnya, Atzmon menulis: ''Sekali lagi, orang Yahudi akan harus mengembara menuju sebuah nasib yang tak berpeta. Sampai batas tertentu, saya sendiri telah memulai perjalanan saya belum terlalu lama.''

Ahmad Syafii Maarif
Guru Besar Sejarah, pendiri Maarif Institute
[Perspektif, Gatra Nomor 10 Beredar Kamis, 15 Januari 2009]

Read More......

Monday, February 09, 2009

Bekerja di Rumah, Why Not?

Banyak di antara kita yang berhenti bekerja begitu memiliki Si Kecil. Sebagian besar teman Anda mungkin akan menyayangkan keputusan Anda. Namun, percaya lah, Anda tidak mengambil keputusan yang salah. Anda bisa merasakan betul bagaimana merawat anak, tidak membiarkannya tumbuh besar dalam pengaruh pembantu rumah tangga atau baby sitter-nya, dan mampu mendukung penuh aktivitasnya.

Namun ketika anak sudah mulai bisa ditinggal, Anda mulai merasa kangen dengan dunia kerja. Di lain pihak, anak yang makin besar juga membutuhkan lebih banyak biaya. Dalam situasi ini, Anda mulai berpikir-pikir untuk bekerja di rumah supaya tetap dapat mengawasi anak. Banyakkah pekerjaan yang ditawarkan? Cukupkah hasil yang diperoleh untuk membiayai kebutuhan, dan bagaimana supaya target pekerjaan terpenuhi?

Bidang Pekerjaan

1. Anda yang pernah bekerja di media atau periklanan mungkin tidak akan begitu kesulitan mencari pekerjaan lagi. Anda bisa menjadi copywriter dan desainer freelance, menjadi kontributor di berbagai majalah, editor buku di penerbit, atau mewujudkan impian sebagai penulis novel. Jika sudah memiliki networking, menjadi freelancer bahkan bisa lebih sibuk daripada menjadi karyawan tetap. Anda bisa mengatur sendiri jumlah pekerjaan yang ditawarkan.

2. Manfaatkan kemampuan berbahasa asing Anda dengan melamar sebagai penerjemah buku-buku di penerbit, atau penerjemah subtitle di film-film asing di televisi. Anda bisa mengambil kursus lebih dulu, lalu menjalani ujian sebagai penerjemah bersertifikasi agar dapat bergabung dengan biro penerjemah.

3. Memberikan kursus baca-tulis untuk anak TK (boleh percaya boleh tidak, murid TK pun sudah mengikuti kursus sekarang ini!).

4. Jika Anda terbiasa dengan pekerjaan administratif, Anda bisa menjadi document typist atau data entry typist.

5. Senang memasak atau membuat kue? Ambillah kursus untuk menguasai teknik membuat kue-kue atau makanan lain yang sedang ngetren seperti cupcakes atau cookies. Buat blog, dan pamerkan karya Anda di sana.

6. Menjadi independent sales untuk produk kosmetik, obat-obatan, asuransi, dan banyak lainnya.

7. Membangun bisnis baru, seperti membuka butik, toko penyedia hadiah, tempat persewaan peralatan bayi (ajak teman-teman untuk mengumpulkan peralatan bayi bekas Si Kecil dulu), konsultan untuk home decoration (Anda bisa mengikuti kursusnya), penyelenggara dan pembuat konsep seminar, MLM, dan lain sebagainya. Untuk bisnis, bidangnya sangat luas. Akan lebih baik jika Anda mampu mengembangkan bidang yang belum banyak dimanfaatkan orang lain.

8. Jika Anda ingin pekerjaan yang bersifat sosial, bergabunglah dengan yayasan atau LSM untuk menjadi sukarelawan.

Membagi Waktu dan Menyesuaikan diri

Nikmati peran Anda. Saat menjalani pekerjaan atau bisnis yang baru tentu membutuhkan cukup banyak waktu untuk menyesuaikan diri. Nikmati saja saat-saat ini, apalagi setelah Anda lama tidak menyentuh pekerjaan.

Tentukan tujuan dan target Anda dalam bekerja. Hal ini akan membimbing Anda untuk fokus pada pekerjaan, dan tidak tergoda untuk terus-menerus mengikuti ajakan teman untuk bersenang-senang, atau lebih banyak bermain dengan anak.

Buat jadual kerja, dan patuhi. Anda bisa beristirahat saat anak Anda pulang dari sekolah, dan kembali bekerja saat anak tidur siang.

Informasikan pada keluarga dan rekan-rekan. Ibu-ibu rumah tangga biasanya belum mampu menerima ide tentang bekerja di rumah. Bila pekerjaan Anda memiliki deadline, sampaikan kepada keluarga atau rekan yang lain bahwa saat ini Anda harus betul-betul bekerja. Atur pertemuan pada saat Anda tidak sedang bekerja.

Sabar dan tidak putus asa. Jika membangun bisnis baru, Anda membutuhkan cukup waktu hingga bisnis bisa berjalan dengan lancar. Bersabarlah mengenai hasil yang ingin dicapai, dan jangan putus asa bila menghadapi kegagalan.

Read More......

Tuesday, January 20, 2009

Dusta di Tengah Gelimpangan Mayat

Resonansi oleh Ahmad Syafii Maarif

Ketika pesawat Israel memborbardir sekolah milik PBB beberapa hari yang lalu dan membunuh puluhan manusia,sebuah dusta besar berulang kali disiarkan : sekolah itu tempat persembunyian pejuang Hamas.Yang benar adalah tak seorang pun pejuang itu berada disana.Hampir semua media barat menelan begitu saja dusta zionis ini dan menyiarkannya ke seluruh penjuru dunia.Tetapi, untunglah ada stasiun televisi Al-Jazeera yang membongkar dusta zionis ini sehingga kejahatan perang Israel cepat diketahui umat manusia di berbagai negara.Akibatnya, Israel semakin terpojok.Tetapi,kebrutalan tetap saja dilangsungkannya.Istilah kejahatan perang sepertinya rasanya sudah tidak memadai lagi untuk menggambarkan genosida yang diamukkan zionis atas rakyat Palestina.Harus ditambah dengan: kejahatan perang yang dilakukan oleh makhluk serupa manusia, tetapi bukan manusia.

Yang juga tidak kurang ironisnya untuk dicatat adalah rezim Bush dan sebagian besar anggota senat Amerika mendukung kejahatan perang Israel ini.Para pendukung ini,dalam perspektif kita,secara sadar telah memasukkan dirinya dalam kategori "makhluk serupa manusia" itu.Satu-satunya anggota senat yang bersuara lantang menentang kejahatan itu adalah Dennish Kucinich.Kita kutip, "Hari ini,pajak dolar Amerika,jet-jet Amerika,dan helikopter Amerika yang diberikan kepada Israel telah menyebabkan berlakunya pembantaian di Gaza.Pemerintah [Bush] memungkinkan Israel menekan terus untuk melakukan penyerangan terhadap penduduk sipil yang tak berdaya,memblokade upaya-upaya bagi gencatan senjata di PBB,dan menampik agar Israel tunduk terhadap persyaratan bahwa pengiriman persenjataan tidak akan digunakan untuk tujuan agresi.Israel akan menerima 30 miliar dolar AS dalam tempo periode 10 tahun bagi bantuan militer,tanpa harus mematuhi prinsip-prinsip kemanusiaan apa pun,hukum internasional,atau standar dasar tentang kesopanan manusia.Bangkitlah Amerika."
Di tangan makhluk serupa manusia,apa yang disebut human decency (kesopanan manusia) tidak mungkin bertemu dalam kamus mereka.Jika Anda ingin mencari ungkapan itu,hanyalah berlaku bagi manusia yang punya hati nurani.Oleh sebab itu,seruan Kuncinich untuk bangkit ditujukan kepada rakyat Amerika yang masih manusia,bukan yang serupa manusia.
Pemimpin penjahat perang Israel:Ehud Olmert,Ehud Barak,Tzipi Livni,dan gangnya telah menjadikan rakyat Palestina di Jalur Gaza sebagai taruhan untuk masing-masing memenangkan pemilu Israel pada Februari 2009 ini.Maka,tidaklah salah bila Uri Avnery dalam The Palestine Chronicle ,awal Januari 2009,menyebut perang ini sebagai Israel's New Election War.Anda bisa bayangkan tingkat kejahatan perang ini.Demi untuk saling berebut kursi di knesset Israel,rakyat Palestina yang tidak berdosa dan tanpa pertahanan dimusnahkan begitu saja.Pemusnahan ini dengan dalih karena kiriman roket Hamas ke kawasan selatan Israel dan Hamas dituduh tidak setia terhadap gencatan senjata.Semuanya ini adalah dusta dan palsu belaka karena gencatan yang riil tidak pernah berlaku.
Bagaimana Hamas tidak akan bereaksi, Avnery menulis:Dalam kenyataanya,gencatan senjata tidaklah lumpuh karena sejak awal gencatan senjata riil tidak pernah ada.Tuntutan pokok bagi gencatan senjata di jalur Gaza mestilah dengan membuka lintas batas.Tidak mungkin ada kehidupan di Gaza tanpa mengalirnya suplai yang tetap.Perbatasan itu tidak dibuka,kecuali untuk beberapa jam yang tak menentu.Blokade darat,laut,dan udara terhadap satu setengah juta umat manusia adalah tindakan perang,seperti halnya menjatuhkan bom atau meluncurkan roket.Semuanya ini melumpuhkan kehidupan di jalur gaza:menghabisi sebagian besar sumber-sumber pekerjaan,mendorong sejumlah ratusan ribu manusia ke pinggir maut karena kelaparan,menghentikan sebagian besar rumah sakit untuk berfungsi,serta merusak suplai listrik dan air.Mereka yang mengambil keputusan untuk menutup lintas batas -dengan dalih apa pun- tahu bahwa gencatan senjata yang sebenarnya dengan kondisi seperti itu tidak pernah ada.
saya sengaja mengutip pendapat pejuang Yahudi ini untuk menunjukkan bahwa membiarkan zionisme merajalela adalah harakiri bagi peradaban.Zionisme=dusta sejarah yang harus disetop untuk selama-lamanya.tanda-tanda ke arah itu sudah semakin nyata walau ditengah gelimpangan mayat yang masih bergelimpangan."Adyh,ya Allah,dengarkan jeritan ini!".

Read More......

Wednesday, January 07, 2009

Pragmatisme PKS

Mau ke mana Partai Keadilan Sejahtera (PKS)? Pertanyaan ini muncul di benak banyak orang, akhir-akhir ini. Menjelang Pemilu 2009, partai dakwah yang satu ini banyak memancing perhatian khalayak dengan manuver-manuver politik tak terduga. Serial iklannya yang mengangkat sejumlah tokoh sejarah menuai kritik.

Iklan PKS yang menampilkan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari mendapat tanggapan dari kalangan di Muhammadiyah dan NU. Pendukung dua ormas besar itu menuding PKS mengincar warga mereka. Padahal, pandangan keagamaan PKS tidak sejalan dengan ajaran dua tokoh tersebut.

Terlebih lagi ketika sebuah sekuel iklan PKS menampilkan mantan Presiden Soeharto. Kritik pedas berdatangan silih berganti. PKS dituding berbalik langkah, dari partai yang reformis menjadi parpol yang pragmatis. Menghalalkan segala cara untuk menarik massa.

Reaksi keras itu tidak sulit dipahami. Ingatan orang belum kering, bagaimana reformasi merupakan gerakan bersama untuk menolak politik otoritarian Orde Baru. Ketika itu, PKS termasuk yang paling lantang berteriak reformasi. Tapi kini, baru 10 tahun berlalu, PKS seolah melupakan semangat itu demi meraup kekuasaan.

Sebenarnya pragmatisme PKS bukan fenomena baru. Kemauan dan kemampuan mengambil langkah politik taktis terlihat sejak Pemilu 2004. Ilmuwan politik membagi perilaku partai politik ke dalam tiga kategori: perilaku dalam organisasi, perilaku dalam pemilu, dan perilaku dalam pemerintahan. Dalam ketiga ranah ini, perlahan tapi pasti PKS makin taktis, rasional, pragmatis.

Dalam organisasi, contohnya, parpol yang banyak diawaki mantan aktivis masjid kampus ini terkena apa yang oleh Robert Michels --murid Max Weber yang kemudian menjadi penasihat politik Benitto Mussolini-- disebut sebagai "hukum besi oligarki". Menurut Michels, pada masa-masa awal kelahirannya, kendali partai politik berada di tangan anggotanya (demokratis). Namun, seiring dengan perjalanan waktu, kepemimpinan akan beralih ke tangan segelintir pimpinan (oligarki) karena tuntutan efektivitas organisasi.

Ini dialami PKS. Pada awal sejarah partai ini --ketika itu bernama Partai Keadilan (PK)-- anggaran dasar partai menyebutkan, lembaga pengambil keputusan tertinggi adalah musyawarah nasional. Artinya, setiap keputusan penting selalu dirembuk dan dibicarakan bersama oleh anggota partai.

Perkembangan berikutnya, setelah berubah menjadi PKS, anggaran dasar partai menyatakan, lembaga pengambil keputusan tertinggi adalah Majelis Syuro. Keputusan tertinggi cukup di tangan sekelompok pimpinan.

Demikian pula dalam perilaku pemilu, PKS mengalami perubahan drastis dari idealis menjadi taktis dan pragmatis. Menjelang Pemilu 1999, misalnya, Dewan Syariah PK --lembaga yang bertugas membuat putusan agama untuk anggota dan simpatisan partai-- mengeluarkan seruan kepada kader dan pendukung PK untuk tidak terjebak dalam kesibukan mencari pemilih.

Sebab, menurut Dewan Syariah, partai ini didirikan bukan untuk mengejar kekuasaan, melainkan untuk menebar dakwah. Alhasil, Dewan Syariah menyerukan kepada segenap kader dan pendukung untuk lebih banyak meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Sebab Tuhan Mahakuasa dan bisa membuat sebuah partai menang atau kalah. Dan terbukti, PK gagal!

Menjelang Pemilu 2004, sikap dan perilaku PKS berbalik nyaris 180 derajat. Pada periode ini, PKS meyakini, keberhasilan partai dalam pemilu adalah kecerdasan menyusun strategi dan kegigihan menjalankan kampanye. PKS pun melatih kader-kadernya dengan berbagai keterampilan profesional dalam persuasi dan propaganda politik.

Mereka menyewa konsultan profesional untuk melatih kader partai berhubungan dengan media dan membuat berita. Yang lebih menarik, Dewan Syariah PKS kemudian mengeluarkan seruan bahwa yang terpenting dilakukan para kader adalah mengajak orang mencoblos PKS. Soal dakwah bisa dilakukan setelah itu.

Perkembangan yang makin pragmatis juga terjadi dalam perilaku PKS di pemerintahan (legislatif dan eksekutif). Pada zaman PK, meski gagal melampaui electoral treshold 2% dan tidak bisa mengikuti pemilu berikutnya, PK berhasil mengirim tujuh wakilnya di DPR. PK juga sempat mendapat jatah satu kursi di kabinet Presiden Abdurrahman Wahid.

Pada periode ini, perilaku kader-kader partai di pemerintahan lebih mencerminkan gagasan ideal sebuah partai politik yang ingin melakukan perubahan besar. Menteri Kehutanan Nurmahmudi Ismail begitu gencar memburu koruptor kakap, yang membuatnya harus berbenturan dengan presiden dan terdepak dari kabinet. Ketika itu, PK juga hanya bersedia berkoalisi dengan partai Islam. Terbukti, partai ini menolak tawaran posisi menteri dalam kabinet Megawati, setelah Gus Dur dimakzulkan MPR.

Namun kiprah kader partai dakwah berubah banyak ketika berganti menjadi PKS. Menjelang pemilihan presiden 2004, PKS tidak bulat mendukung Amien Rais yang notabene representasi politisi muslim yang sejalan dengan identitas politik PKS. Sebagian pimpinan PKS lebih memilih Wiranto karena alasan pragmatis politik bahwa yang terakhir ini lebih punya kans memenangkan kompetisi. Di arena pemilihan kepala daerah, PKS tidak canggung lagi berkoalisi dengan parpol yang tidak berbanderol Islam. Bahkan ia menjalin koalisi dengan partai Kristen, PDS.

***

Mau ke mana sebenarnya PKS? Kalau melihat perubahan dari idealis menjadi pragmatis tadi, apakah PKS akan berubah menjadi seperti partai politik yang lain? Bukan lagi partai dakwah yang bercita-cita membangun masyarakat Islam dan memperjuangkan Islam dalam ranah politik?

Sebenarnya tidak juga. Kalau kita cermati lebih dekat, akan terlihat bahwa meskipun partai ini berubah cukup drastis --dari idealis di zaman PK menjadi pragmatis di zaman PKS-- ia tidak pernah mengubah rumusan ideologinya. Ia tetap partai Islamis yang evolutif ala Ikhwanul Muslimin, yang bercita-cita memperjuangkan terbentuknya masyarakat Islami melalui pembentukan jaringan kader untuk menumbuhkan individu-individu Islami.

Individu-individu ini nantinya membangun unit-unit keluarga Islami, yang akan melahirkan dan mendidik generasi Islami. Ketika sudah terbentuk generasi Islami, akan terbentuk masyarakat Islami. Jika sampai di sini, tuntutan akan sistem politik dan kebijakan yang Islami hanya menunggu waktu.

Lalu, apa yang membuat partai yang memiliki reputasi bersih ini seolah berubah pikiran menjadi pragmatis? Di satu sisi, ada sebagian komentator mengungkapkan bahwa pragmatisme PKS tidak lebih dari sekadar kamuflase untuk menutupi agenda mereka yang sebenarnya. Mereka ingin terlihat moderat untuk mendapatkan dukungan massa sebanyak-banyaknya.

Setelah mereka memenangkan kekuasaan, menurut pendapat ini, PKS baru akan menunjukkan wajah aslinya yang Islamis. Di sisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa politisi PKS sebenarnya tidak beda dari politisi pada umumnya, yang berorientasi kekuasaan. Menurut pandangan ini, pimpinan PKS baru menyadari bahwa politik memang harus pragmatis.

Tapi, dalam tilikan yang lebih teoretis, kedua pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Pragmatisme PKS bukanlah karena ingin menutupi hidden agenda politik Islamis dan bukan semata pragmatisme yang banal. Melainkan lebih karena produk aturan main politik demokrasi yang dibangun dan diinstitusionalisasikan di negeri ini selama 10 tahun terakhir.

Harus diingat bahwa partai-partai politik tidak bermain di ruang kosong, melainkan dalam sebuah bingkai bernama institusi demokrasi. Menurut sejarawan ekonomi Amerika dan pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 1990, Douglas C. North, institusi adalah tatanan untuk mengatur perilaku manusia. Institusi memiliki dua fungsi pokok.

Pertama, institusi menyediakan aturan berperilaku. Dalam bingkai institusi (dalam hal ini demokrasi), perilaku partai politik menjadi teratur dan mudah diprediksi. Institusi yang stabil, dengan demikian, memotivasi aktor politik untuk berperilaku rasional dan terprogram. Kedua, institusi berfungsi menfasilitasi distribusi kepentingan secara lebih adil. Artinya, dalam institusi yang stabil, aktor politik akan terdorong untuk saling bekerja sama.

Lebih lanjut, North membagi institusi ke dalam dua jenis, yaitu institusi formal dan informal. Yang pertama merujuk pada aturan main yang terkodifikasi, misalnya konstitusi, hukum, hingga kontrak. Sedangkan yang kedua merujuk pada sistem yang mengatur perilaku tapi tidak terkodofikasi. Contohnya budaya, agama, dan ideologi.

Dalam analisis North, baik yang formal maupun informal, institusi memiliki fungsi sama. Keduanya memiliki hubungan saling melengkapi. Institusi formal membantu institusi informal supaya lebih efektif. Misalnya, undang-undang biasanya merupakan formalisasi nilai budaya dan agama di masyarakat. Sebaliknya, institusi informal membantu mencari jalan bila institusi formal tidak berfungsi dengan baik.

Teori North ini cukup akurat untuk menjelaskan pragmatisme PKS. Pragmatisme itu bukan upaya menutupi agenda tersembunyi dan bukan pula karena PKS tidak lagi peduli pada ideologi partai dakwah. Pragmatisme lebih merupakan buah institusionalisasi sistem demokrasi. Sebab sebenarnya perilaku partai politik tidaklah hanya didorong oleh ideologi, melainkan juga dipengaruhi aturan main, yaitu sistem demokrasi.

Seperti kata North, ideologi sebagai institusi informal dan demokrasi sebagai institusi formal selalu berbanding terbalik. Ketika masih bernama PK, institusi formal (sistem demokrasi) yang ada pada waktu itu belum stabil. Karena itu, PK cenderung berperilaku ideologis. Namun, ketika sistem demokrasi makin berjalan baik dan aturan main politik makin stabil --dengan berbagai amandemen UUD serta penyempurnaan UU Pemilu dan Pemilihan Presiden, UU tentang Fungsi dan Kedudukan DPR, UU Partai Politik, dan lain-lain-- partai dakwah yang kemudian bernama PKS pun cenderung berperilaku mengikuti institusi formal: rasional, taktis, pragmatis.

Jadi, mau ke mana PKS? Kalau pertanyaan ini masih juga muncul, jawabannya ada pada sejauh mana stabilitas sistem demokrasi kita. Jika demokrasi dan demokratisasi tetap stabil sebagai aturan main politik, bisa dipastikan, PKS akan tetap pragmatis. Namun, sebaliknya, jika demokrasi mulai goyah dan tidak lagi menjadi aturan main utama, maka mudah diramalkan bahwa perilaku politik ideologis akan kembali bermunculan. Mungkin bukan hanya dari PKS.

Ahmad-Norma Permata
Doktor lulusan Institut fuer Politikwissenschaft, Muesnter Universitaet, Jerman (2008). Menulis disertasi tentang PKS
[Kolom, Gatra Nomor 8 Beredar Kamis, 1 Januari 2009]

Read More......