Thursday, January 31, 2008

Mendulang Emas di Bursa Berjangka

Emas merupakan jenis komoditas logam mulia berharga. Masyarakat Indonesia umumnya mengenal dekat sarana investasi ini.


Sebagian dari mereka memilih emas sebagai sarana investasinya. Mereka melihat emas bukan saja sebagai sarana investasi akan tetapi juga sebagai tanda tingkat sosial individu di lingkungan sekitar.
Walau pengetahuan mereka terbatas hanya bentuk investasi emas dasar (dalam bentuk perhiasaan) akan tetapi mereka sudah bisa melihat bahwa emas merupakan sarana investasi yang baik buat mereka dalam jangka panjang.
Umumnya, mereka yang menginvestasikan dananya dalam bentuk emas, pasti menginginkan keuntungan, yaitu dengan mendapatkan selisih dari harga beli dan jual. Misalkan, Anda membelinya di harga Rp 90,000/gramnya, Anda akan menjualnya bila harganya naik menjadi Rp 9,200/ gram. Ini yang umum dilakukan.
Dengan bantuan teknologi emas bisa diperjualbelikan sebagai komoditas di perdagangan berjangka (future trading/margin trading). Artinya Anda tidak memegang fisik dari emas yang Anda beli, tetapi hanya memilki bukti administrasi atas kepemilikannya. Hebatnya lagi dengan berinvestasi dalam bursa berjangka, Anda tak harus menyiapkan dana besar atau modal besar

Transaksi di BBJ
Berinvestasi emas di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) terkesan agak “lain”, karena Anda bisa menjual terlebih dahulu saat harga mahal dan membelinya saat harga murah (sell high, buy low).
Transaksi di Bursa Berjangka merupakan transaksi perdagangan, yakni mengurangi risiko dan sekaligus mencari keuntungan dari selisih jual-beli sebagai akibat perubahan harga komoditas yang diperdagangkan, dalam hal ini adalah emas.
Secara singkat, kontrak dagang berjangka adalah suatu kontrak untuk membeli (long) atau menjual (short) suatu aset dasar yang penyerahannya dilakukan pada masa yang akan datang sesuai harga yang terjadi di bursa saat kontrak jatuh tempo.
Pada posisi jual (short), seorang pelaku akan mengambil posisi jual terhadap komoditas untuk melindungi risiko penurunan harga pada masa mendatang. konkretnya, seorang pelaku memperkirakan bahwa harga komoditas akan menurun, sehingga dia menjualnya saat ini dengan harga yang lebih mahal dan nantinya bisa membeli kembali ketika harga komoditas sudah lebih murah.
Sementara itu, posisi beli (long), seorang pelaku memasang posisi beli pada suatu komoditas. Pertimbangannya, harga komoditas tersebut pada masa mendatang diperkirakan akan naik. Jadi, beli pada saat murah dan nanti bisa menjualnya kembali pada harga yang lebih mahal.
Untuk turut “bermain” emas di bursa berjangka, Anda cukup membayar margin di muka (initial margin) sebesar Rp 4 juta per lot (ukuran kontrak adalah lot, di mana 1 lot sama dengan 1.000 gram emas), dengan membuka rekening di salah satu pialang.
Selanjutnya, nilai per kontrak (lot) akan berfluktuasi seiring dengan naik-turunnya harga emas di bursa. Anda bisa saja menutup posisi Anda walau belum jatuh tempo, caranya dengan mengambil posisi sebaliknya dari posisi awal Anda pada kontrak yang sama.

Simulasi Transaksi Emas di BBJ
Misalkan harga emas pada kontrak berjangka emas (KBE) yang akan jatuh tempo akhir bulan ini berada pada level Rp 100.000 per gram. Ekspektasi Anda, bahwa harga emas dalam beberapa hari ke depan akan mengalami penurunan. Untuk mendapatkan keuntungan dari ekspektasi penurunan harga emas, Anda harus mengambil posisi jual (short) pada kontrak tersebut.
Anda membeli 1 lot KBE yana gkan jatuh tempo di akhir bulan ini, dengan initial margin yang harus disetor sebebsar Rp 4 juta. Andaikan pada hari yang sama, pada saat perdagangan ditutup, harga emas turun ke level Rp 99.000 per gram, pada posisi ini Anda sudah untung sebesar Rp 1 juta (1 lot x (Rp 100 juta – Rp 99 juta)). Dengan memasang posisi jual, Anda telah menjual seharga Rp 100 juta per lot dan sekarang Anda membelinya dengan harga Rp 99 juta.
Kalau keesokan harinya ternyata harga meas terus turun dan ditutup diharga Rp 98.000 per gram, Anda akan untung lagi sebesar Rp 1 juta (1 lot x (Rp 99 juta – Rp 98 juta)). Untuk merealisasi keuntungan, Anda bisa keluar dari “permainan” sebelum kontrak jatuh tempo dengan mengambil posisi beli (long).
Total keuntungan Anda adalah sebebsar Rp 2 juta, di luar biaya transaksi. Keuntungan Anda akan berlipat-lipat dengan semakin banyak jumlah lot yang Anda beli. Sangat menggiurkan bukan? Dengan bermodal Rp 4 juta Anda sudah bisa berdagang emas sebanyak 1 kg, padahal Anda sendiri tidak memiliki emasnya.
Tap apa yang terjadi bila perkiraan Anda meleset, harga emas bukannya turun malah naik, misalkna menjadi Rp 101 per gram. Nilai per lot menjadi Rp 101 juta (Rp 101.000 x 1.000 gram). Anda akan tertimpa kerugian sebesar Rp 1 juta (1 lot x (Rp 100 juta – Rp 101 juta)), sehingga saldo Anda akan berkurang Rp 1 juta menjadai Rp 2 juta. untuk terus “bermain” Anda harus menyetor dana tambahn sebebsar Rp 2 juta sehingga rekenign Anda menjadi sama dengan posisi awal sebesar Rp 4 juta.
Karena dalam “permainan” ini, jika, saldo Anda lebi kecil dari Rp 2,5 juta per lot (maintenance margin) Anda harus menyetor dana tambahan sehingga saldo rekening kembali pada posisi awal, yaitu sebesar Rp 4 juta per lot. Kalau Anda tidak menambahkannya, maka Anda harus keluar dari “permainan”.

Faktor-faktor
Sebelum Anda “bermain” di BBJ tentunya Anda mempertimbangkan beberapa hal, misalkan terkait dengan masalah fundamental komoditi yang Anda ingin “mainkan”. Aspek fundamental terkait dengan stock komoditi tersebut, apakah permintaannya semakin bertambah atau malah berkurang? Dari sisi demand juga perlu dipertimbangkan.
Dan kedua adalah berkaitan dengan aspek teknikal. Dalam hal ini, alat utamanya adalah menggunakan grafik perkembangan harga suatu komoditas dalam kurun waktu tertentu. Ada dua factor yang perlu dipertimbangkan, yakni analisa garis support dan resistance. Yang dimaksud dengan garis support adalah garis yang menghubungkan titik-titik terendah dari harga suatu komoditas, sedangkan garis resistance merupakan garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi dari harga.
Berdasarkan pengalaman empiris, seorang pelaku di bursa berjangka dapat mengambil posisi beli jika harga yang terjadi berada diatas garis support dan sebaliknya mengambil posisi jual. Kenapa begitu? Sebab, biasanya, harga akan bernajak naik. Sedangkan, kalau harga sudah berada di bawah garis support, sebaiknya lakukan penjualan.
Jika menggunakan garis resistance, yang perlu diperhatikan adalah apakah harga sudah berada berada di bawah garis tersebut. jika ya, biasanya, harga komoditas akan menurun, sehingga perlu dipertimbngkan untuk mengambil posisi jual.

Strategi yang Perlu Dilakukan
Secara umum sebelum Anda “bermain” di bursa berjangka ada beberapa stratetgi investasi yang sebaiknya dilakukan agar dapat meraih keutungan atau terhindar dari kerugian yang besar.
Yang pertama adalah batasi jumlah transaksi investasi Anda. Dalam praktik, transaksi BBJ harus melalui pialang dna investor wajib menyerahkan sejumlah dana yang disebut sebagai deposit margin yang besranya minimum Rp 10 juta. Tentu saja, setoran yang lebih besar diperkenankan.
Tapi, kalau Anda belum memahami dan merasakan bagaimana bermain di bursa berjangka, jangan tempatkan semua uang Anda disana. Dan ini juga sangat seuai dengan kaidah investasi yang mengatakan “jangan menempatkan semua telur dalam satu keranjang”. Karena itu, kami menganjurkan agar Anda hanya menempatkan sebagian kecil saja sebagai awal. Dan bila Anda semakin mahir, maka tentunya bisa saja Anda menambah kapan saja.
Kedua, bila ternyata pasar sedang stagnan atau tidak terjadi pergerakan harga yang signifikan, ada baiknya Anda mengambil sikap wait and see. Tapi kalau harga bergerak cukup fluktuatif, segera ambil posisi, termasuk keluar dari “permainan” bila ternyata pergerakan harga berbeda dari apa yang diperkirakan. Seorang pialang umumnya memberikan nasihat untuk melakukan cut loss bila floating loss (kerugian yang belum direalisasi) sudah mencapai sekitar 5% dari jumlah dana. Artinya, kalau Anda menanamkan uang sebesar Rp 10 juta dan harga komositas berubah dan Anda harus menanggung rugi sebesar Rp 500,000, keluar saja dari transaksi tersebut.
Sebaliknya, kalau harga bergerak seiring dengan perkiraan Anda dan Anda sudah mendapatkan floating profit, jangan serakah. Eksekusi dapat dilakukan pada saat harga sudah mendekati “optimum” misalnya pada saat harga sudah bergerak naik sekitar 10%.
Ketiga, masukkan aspek psikologis dan capital management dalam mengambil keputusan. Aspek psikologis, terkiat dengan rasa keraguan Anda dalam posisi transaksi yang Anda ambil. Bila dirasa kurang yakin maka keluarlah dari “permainan”.
Tapi tentunya saja jangan hanya keluar saja tanpa ada alasan yang cukup jelas. Selain itu, bila Anda baru saja mendapatkan keuntungan yang besar, jangan terburu-buru untuk menambahkan jumlah investasi Anda, karena hal ini bisa malah menjadi boomerang kepada Anda. bila Anda sedang dalam kebingungan, ada baiknya bila Anda meminta nasehat dari pensehat investasi.
Terkait dengan aspek capital, jangan memaksakan diri Anda. dalam bermain di BBJ Anda perlu mengetahui berapa besar risiko yang bisa ditanggung bila ternyata posisi yang diambil salah. Jangan memaksakan diri untuk menahan floating loss yang terlalu besar karena hal ini akan menyulitkan Anda untuk melakukan recovery.
Demikianlah beberapa hal berkaitan dengan investasi emas di Bursa Berjangka. Yang paling esensial dari berinvestasi adalah jangan pernah berinvestasi kalau Anda tidak paham karakteristik investasi tersebut. Bila Anda tertarik, maka ada baiknya bila Anda mencari perusahaan pialang yang kredibel dan mampu memberikan nasehat yang objektif kepada Anda. Selamat mencoba.

Read More......

Pemahaman Awal Berinvestasi

Setiap individu atau keluarga pasti menginginkan untuk hidup berkecukupan atau bisa disebut “kaya” dalam arti finansial. Tapi dengan semakin mahalnya kebutuhan hidup, banyak orang yang sulit untuk mencapainya.

Karena sulit, kebanyakan dari mereka tidak melakukan perencanaan sama sekali. Hal inilah yang membuat kehidupan sebagian keluarga yang sudah sulit menjadi tambah sulit. Mencapai kebebasan dalam arti finansial sangat dipengaruhi oleh sebuah perencanaan investasi jangka panjang yang dilaksanakan dengan berkesinambungan.
Investasi merupakan sarana terpenting dalam mengembangkan aset yang ada. Sebagai awal, sangat penting bagi Anda untuk memahami bahwa “no single investemnt is right for everyone”.
Berbagai batasan seperti kebutuhan akan uang tunai, tujuan dan prilaku serta preferensi Anda terhadap risiko, membuat setiap individu memilih investsi yang berbeda-beda. Menentukan investasi yang tepat membutuhkan sebuah perencanaan yang sesuai. Dalam pembahasan kali ini, kami akan membahas berbagai hal yang perlu dipahami dalam memulai berinvestasi.

Langkah Awal
Dalam berinvetasi, semakin dini Anda memulainya akan semakin memberikan peluang untuk mencapai tujuan keuangan yang Anda inginkan. Kesalahan besar adalah dengan tidak melakukan apa pun.
Inflasi akan menggerogoti nilai dari uang Anda, sedikit demi sedikit. Bahkan dengan inflasi 3% saja, akan mengurangi purchasing power dari uang Anda lebih dari sepertiga setiap 10 tahunnya, bagaimana bila inflasinya 8% seperti di Indonesia?
Konsep bertumbuh merupakan kunci utama dalam berinvestasi. Bila Anda ingin uang Anda dapat bertumbuh, maka investasikan dalam instrumen investasi yang meningkat.
Apa yang terpikir oleh Anda bila Anda mendengar kata investasi? Laporan keuangan yang sulit untuk dipahami? Atau simbol-simbol saham yang tidak Anda mengerti? Atau perasaan takut akan kehilangan uang Anda?
Bila Anda memiliki perasaan sepeti di atas, jangan takut Anda tidak sendiri. Banyak orang yang merasa terintimidasi juga dengan investasi. Walau demikian, kabar baiknya, ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk dapat menguasai investasi yang diinginkan.
Anda tidak harus mendapatkan gelar MBA atau MM untuk memahami hal ini. Yang dibutuhkan adalah sedikit waktu, pemahaman umum dan sedikit petunjuk. Bila Anda sudah memahami dasar-dasarnya maka selanjutnya adalah mempertahankannya dengan terus menggali pemahaman yang baru.
Semoga dengan ulasan singkat ini dapat membantu Anda untuk memahami apa yang dibutuhkan dalam berinvestasi. Teruskan membaca, Anda akan merasakan kemajuan dan betapa cepat rasa khawatir yang dulu Anda rasakan berkurang.
Dengan menggali dan berusahan memahami unsur-unsur dalam berinvestasi adalah langakah penting yang harus Anda lakukan. Investasi adalah untuk masa datang, melakukannya sekarang adalah tindakan bijak yang harus dilakukan.

Dasar-dasar Investasi
Hal terpenting untuk mencapai kesuksesan dalam berinvestasi tidak perlu memahami semua hal berkiatan dengan itu. Memahami beberapa dasar investasi dapat membantu Anda dalam mencapai kesuksesan dalam berinvestasi.
Dampak inflasi akan sangat dirasakan dalam jangka panjang. Inflasi adalah kenaikan dari kebutuhan hidup yang dinyatakan dalam satuan persentasi. Inflasi akan menggerogoti nilai uang Anda sedikit demi sedikit. Dengan tingkat inflasi sebebsar 6% akan mengurangi nilai uang Anda sebesar 1/2-nya dalam 12 tahun saja.
Jadi apa arti dari ini semua? Anda harus mengamankan investasi Anda dari inflasi. Anda dapat melakukan hal tersebut dengan menginvestasikan dana Anda pada instrumen yang memberikan keuntungan lebih besar dari tingkat inflasi sehingga bila inflasi menggerogoti nilai uang Anda sebesar 8%, Anda bisa tetap mendapatkan keuntungan.
Tapi bagaimana bila Anda hanya menempatkan dana Anda dalam tabungan? yang hanya memberikan bunga sebesar 6%? Bila ini yang Anda lakukan, realokasikan dana Anda karena sesungguhnya Anda rugi dalam jangka panjang. jadi bagaimana kita bisa mengatasi inflasi? Tentunya dengan menginvestasikan dana dalam instrumen investasi yang bertumbuh.

Arti “pertumbuhan”
Bila Anda ingin investasi Anda untuk berkembang, tempatkan pada instrumen investasi yang memberikan hal tersebut. Dimanakah itu? Tentu saja di perusahaan. Manajemen perusahaan akan terus melakukan cara untuk dapat terus bertumbuh bahkan terkadang dengan menginvestasikan kembali keuntungan yang mereka dapat.
Untuk menjadi bagian dari perusahaan tersebut Anda apat membeli saham perusahaan tersebut dan Anda menjadi sebagian pemilik dari perusahaan tersebut. jumlah saham Anda mungkin saja sedikit, tapi tetap saja bahwa Anda memiliki bagian dari perusahaan tersebut, bila perusahaan tersebut “bertumbuh”, demikian pula investasi Anda.
Dalam jangka panjang, saham memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dari instrument investasi lainnya. yang harus dipahami disini adalah kalimat “dalam jangka panjang”. Investasi bukan mengharapkan keuntungan dalam semalam, melainkan mengembangkan pendekatan sistematik untuk membantu uang Anda agar “bertumbuh” dalam jangka panjang.

Bunga berbunga –”compounding”
Konsep bunga berbunga sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin mengoptimalkan investasinya dalam jangka panjang. Misalkan Anda menempatkan dana sebesar Rp.1 juta rupiah, dan diperjanjikan akan diberikan keuntungan sebesar 6% pertahunnya. Dari investasi awal yang Rp.1 juta Anda akan mendapatkan keuntungan diakhir tahun sebesar Rp.60,000. di tahun selanjutnya, perhitungan investasi berdasarkan investasi awal ditambah dengan hasil investasi di tahun sebelumnya (Rp. 1 juta + Rp.60,000), jadi keuntungan yang didapat di tahun kedua menjadi Rp. 63,600. ditahun selanjutnya keuntungan dihitung berdasarkan, (Rp.1,060,000 + Rp.63,600) x 6% = Rp.67,416 dan seterusnya.
Jelas sekali dari contoh diatas, bahwa konsep bunga-berbunga memberikan keuntungan yang lebih besar. Tapi mengapa banyak orang yang gagal untuk memanfaatkan keuntungan dari konsep ini? Karena konsep ini adalah sebuah proses bukan hasil. Seperti halnya perencanaan investasi yang Anda kembangkan, itu merupakan proses bukan hasil akhir. Banyak orang yang tidak memahami untuk mencapai tujuan akhir tentunya harus melalui proses.
Diversifikasi, WISDOM yang harus dipahami
Tentunya kita pernah mendengar kalimat “don’t put your eggs in one basket”. Apa arti dari kalimat tersebut? Jangan menempatkan semua dana yang kita miliki hanya dalam satu jenis aset saja. Karena bila terjadi kerugian maka kita mengalami kerugian besar. Dari sudut pandang alokasi aset, kalimat diatas berarti mengurangi risiko portofolio dengan menambahkan jenis aset lain yang berprilaku berbeda dengan aset yang Anda miliki dalam portofolio. Hal ini biasa disebut sebagai diversifikasi portofolio.
Teori diversifikasi didasari oleh kenyataan bahwa nilai beberapa aset akan naik dan turun secara bersamaan dan beberapa aset lain nilainya bergerak ke arah yang berbeda. Faktor-faktor independen diluar dari karakteristik dari sebuah investasi, seperti keadaan ekonomi, politik dan kejadian sosial bisa mempengaruhi nilai investasi tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa risiko portofolio tidak dapat dihilangkan secara tuntas, tapi bisa dikurangi dengan membuat sebuah portoflio yang terdiversifikasi dimana didalamnya terdiri dari jenis aset yang berbeda-beda dimana nilainya secara historis bergerak kearah yang berbeda atau bergerak kearah yang sama tapi dengan perubahan berbeda.
Untuk memperoleh manfaat diversifikasi secara mudah adalah dengan menempatkan dana dalam instrumen reksadana. Reksadana sesuai dengan Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995, pasal 1 ayat 27 adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manager Investasi yang telah mendapat ijin dari Bapepam. Portofolio investasi dari Reksadana dapat terdiri dari berbagai macam instrumen surat berharga seperti saham, obligasi, instrumen pasar uang, atau campuran dari instrumen-instrumen diatas. Dengan memilikinya, investasi Anda sudah tersebar di berbagai instrumen investasi yang berbeda.

Tiga kunci utama dalam mengembangkan kekayaan
Hal pertama dalam investasi yang harus dipertimbangkan dengan matang adalah pilihan instrumen investasinya. Hal ini mempengaruhi potensi keuntungan yang bisa Anda dapatkan. Hal utama dalam investasi jangka panjang adalah memilih investasi yang memberikan potensi keuntungan diatas inflasi.
Perbedaan keuntungan akan sangat mempengaruhi hasil yang bisa didapat dalam jangka panjang. Semakin tinggi keuntungan yang bisa didapat tentunya dengan pola bunga berbunga dan jangka waktu yang panjang akan memberikan hasil yang lebih besar.
Terkait dengan penjelasan diatas, jangka waktu berperan penting dalam “pertumbuhan” investasi yang Anda tempatkan. Semakin panjang waktu yang Anda miliki akan semakin besar pula pertumbuhan yang bisa Anda dapatkan.
Satu kunci lainnya adalah menabung secara regular untuk jangka waktu yang panjang. Strategi ini biasa disebut dengan dollar cost averaging. Strategi ini dilakukan dengan berinvestasi secara sistimatik dan berkesinambungan dalam jangka panjang, yang pada akhirnya memberikan harga rata-rata yang rendah dan membantu Anda meningkatkan keuntungan secara menyeluruh.
Mengapa melakukan strategi ini? Karena tidak ada seorang pun yang tau apa yang akan terjadi dengan pasar di masa datang. Berinvestasi regular setiap bulan akan memberikan potensi keuntungan yang lebih baik bagi mereka yang relatif rendah tingkat toleransi risikonya. Strategi ini bisa atau biasa digunakan bila berinvestasi dalam saham atau reksadana.
Secara esensi maka strategi ini sangat cocok bagi merka yang memiliki perspektif perencanaan jangka panjang dan memiliki pemasukan regular setiap bulan dan sebagian dialokasikan untuk tujuan masa depan dengan maksud berinvestasi dalam keadaan pasar naik maupun turun.
Demikianlah beberapa dasar yang perlu Anda pahami dalam berinvestasi agar berpeluang memberikan keuntungan bukan kerugian.
Selamat berinvestasi.

Read More......

Kebutuhan Proteksi Bagi Keluarga

Risiko biasa dibicarakan sebagai sebuah penyimpangan keuntungan dalam sebuah portofolio. Namun, ada risiko yang sebenarnya bisa merusak keuangan (kekayaan) anda lebih dari penurunan harga saham. Hidup diluar kemampuan dan tidak menjaga pendapatan anda, harus dibayar lebih mahal daripada bila anda melakukan alokasi aset yang kurang sesuai.
Kehilangan pendapatan reguler bisa mengakibatkan perubahan keadaan keuangan yang tadinya aman dan tentram berubah menjadi berantakan. Risiko kehidupan seperti kematian (jangka panjang) dan PHK (jangka pendek) dapat berdampak buruk terhadap keuangan keluarga bila anda tidak menjaga dan merencanakannya dengan bijak.
Oleh sebab itu, kami sangat menganjurkan agar Anda mempersiapkan atau merencanakan dua hal penting yang dibutuhkan dalam proteksi keuangan

Dana darurat, sering kali dilupakan. Dana ini dapat dimanfaatkan bila terjadi keadaan yang darurat. Namun kebutuhan dana ini hanya untuk jangka waktu yang pendek, seperti pemutusan hubungan kerja. Dengan terjadinya risiko ini, maka pemasukan reguler keluarga terputus. Dana tunai yang tersedia di dalam dana darurat dapat dipakai. Mengapa dana ini hanya untuk jangka pendek?. Harapannya adalah Anda dapat mencari pekerjaan kembali dalam waktu tidak terlalu lama. Para profesional keuangan keluarga selalu menganjurkan untuk menyediakan dana sebesar paling tidak 3-6 kali biaya hidup bulanan. Bahwa dana ini harus tunai tidak berarti harus ditempatkan di tabungan. Yang terpenting adalah dana ini dapat mudah dicairkan dan tidak mengurangi nilainya. Contoh alternatif investasi yang likuid adalah Reksadana pasar uang atau deposito.
Asuransi jiwa seharusnya menjadi salah satu faktor dalam perencanaan keuangan keluarga. Memenuhi kebutuhan asuransi jiwa akan menjaga keluarga Anda dari petaka keuangan bila terjadi risiko kematian pada tulang punggung keuangan keluarga (sumber pendapatan terbesar).
Dalam hal dana darurat, sudah jelas bahwa kita harus menyisihkan paling tidak 3-6 bulan biaya hidup dan ditempatkan dalam instrumen yang likuid. Tapi bagaimana dengan kebutuhan asuransi keluarga, berapa yang kita butuhkan? Satu hal penting dalam persoalan proteksi atau asuransi adalah ‘asuransi’ bukan hanya sebatas produk tapi harus direncanakan. Karena dalam setiap perjalanan kehidupan pasti ada perubahan dan tentunya kita juga harus merevisi kebutuhan proteksi bila memang dibutuhkan.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
Ada faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung kebutuhan proteksi, mulai dari jumlah hutang yang anda miliki? Nilai hutang ini tentunya yang tidak terproteksi oleh asuransi. Kalau Anda membeli rumah dengan KPR tentunya sudah masuk didalamnya proteksi bila terjadi risiko. Tapi bagaimana dengan kredit usaha? Apakah itu diproteksi? Umumnya tidak. Hutang yang harusnya diproteksi adalah hutang jangka panjang. Bagaimana dengan hutang kartu kredit? Tentu bisa saja dimasukkan. Tapi kalau boleh kami anjurkan, bila Anda memanfaatkan kartu kredit untuk belanja, jangan biasakan untuk meninggalkan hutang, tapi bayar lunas setiap akhir bulan. Kalau pun Anda takut terjadi apa-apa bisa Anda membeli proteksi untuk kartu kredit Anda.
Faktor kedua berapa banyak aset/harta yang ingin anda tinggalkan untuk keluarga? Dan tentunya berkaitan dengan berapa lama aset itu dapat menghidupi keluarga tanpa merubah gaya hidup mereka? Kalau hal ini tentunya kembali kepada Anda. Berapa layaknya Anda meninggalkan aset kepada keluarga Anda. Secara umum mungkin 5 tahun biaya hidup cukup. Tapi ini semua bergantung dengan Anda dan pasangan Anda.
Dan yang terakhir adalah berapa banyak dana yang diperlukan untuk membiayai kehidupan anak-anak anda sampai mereka menjadi dewasa dan mandiri, termasuk biaya pendidikan mereka? Hal ini terkait dengan berapa anak yang Anda miliki dan apa yang ingin Anda berikan kepada mereka sebagai bekal hidup masa datang. Yang utama bagi setiap orang tua adalah memberikan kebutuhan pendidikan sebagai bekal masa datang.

Mari berhitung
Nah sekarang setelah Anda mengetahui apa yang perlu dipertimbangkan, mari kita mencoba berhitung. Kita mulai dengan melihat arus kas keluarga:
Pendapatan :
Pendapatan Anda :
Rp. -
(pendapatan yang hilang)
Pasangan Anda :
Rp. 24.000.000
(asumsi pendapatan per tahun)
Pendapatan Investasi :
Rp. 2.000.000
(asumsi per tahun)
Jaminan perusahaan :
Rp.-
(syukur kalau ada)
Total Pendapatan :
Rp. 26.000.000 (A)
Pengeluaran :
Biaya rumah tangga :
Rp. 60.000.000 (B)
(asumsi/ tahun)
Surplus/ (defisit) : Pendapatan – Pengeluaran :
(Rp.34.000.000) (A - B)

Dari perhitungan diatas terlihat terjadi kekurangan atau defisit pertahunnya untuk menutupi biaya hidup keluarga jika pendapatan Anda hilang, sehingga harus dicari jalan bagaimana agar kekurangan tersebut dapat dipenuhi.
Cara termudah untuk menghitung kebutuhan ini adalah dengan menyiapkan dana paling tidak untuk 5 tahun kedepan. Sehingga keluarga yang ditinggalkan dapat hidup nyaman. Untuk itu dari defisit pertahunnya dikalikan dengan 5 atau (Rp 34.000.000 x 5 = Rp 170.000.000)
Atau Anda bisa menggunakan pendekatan kedua, yaitu dengan menetapkan suatu jumlah dana dimana jika jumlah tersebut diinvestasikan dapat memberikan pendapatan sebesar kekurangan diatas tersebut. Contohnya, jika instrumen investasi yang dipilih (sebaiknya Deposito) menghasilkan pendapatan bersih rata-rata 5% per tahun, maka Anda membutuhkan dana sebesar Rp. 680.000.000, untuk memenuhi kekurangan Rp. 34.000.000 pertahun (Rp. 680.000.000 x 5 % = Rp. 34.000.000 pertahunnya). Untuk nilai ini, keluarga Anda tidak usah lagi pusing, karena dari hasil investasinya bisa menutupi kebutuhan hidup. Sedangkan dari cara yang pertama, keluarga Anda hanya akan terpenuhi kebutuhannya selama 5 tahun saja.
Jadi, ada dua nilai yang dapat Anda pertimbangkan untuk memenuhi kekurangan akibat hilangnya pendapatan Anda yaitu Rp. 170.000.000 atau Rp. 680.000.000,-.
Nah sekarang mari kita lihat, hutang-hutang yang masih dimiliki pada saat perhitungan dilakukan. Perlu diingat bahwa proyeksi kebutuhan dana/aset yang telah dihitung diatas hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja. Jadi, hutang harus diperhitungkan secara tersendiri agar dapat diselesaikan dengan baik pada waktunya. Misalkan nilai hutang yang masih ada adalah sebagai berikut:

Hutang kartu kredit :
Rp. 1.000.000
Hutang kredit kendaraan :
Rp. 20.000.000
(diasumsikan tidak diasuransikan)
Hutang KPR :
Rp. 50.000.000
(diasumsikan tidak diasuransikan)
Hutang bisnis :
Rp. 100.000.000
Hutang lain-lain :
Rp. –
Total hutang : Rp. 171.000.000

Dalam hal proteksi, hal terpenting adalah perhitungkan biaya membesarkan anak, terutama biaya pendidikannya. Kalkulasi ini memerlukan perhitungan tersendiri, karena menyangkut berbagai hal (jumlah anak, usia anak, sekolah yang diinginkan dan sebagainya). Namun, paling tidak Anda diingatkan bahwa hal ini juga perlu diperhitungkan untuk dimasukkan ke dalam nilai pertanggungan asuransi jiwa Anda. Untuk sementara kita asumsikan saja jumlah kebutuhan biaya pendidikan anak kita adalah sebesar Rp. 250.000.000.
Dengan contoh dan asumsi di atas, maka kebutuhan nilai proteksi anda adalah:
Dana/aset untuk biaya hidup keluarga :
Rp. 170.000.000
(kita ambil nilai pertama)
Dana untuk menutupi hutang :
Rp. 171.000.000
Dana pendidikan anak :
Rp. 250.000.000
Total :
Rp. 441.000.000
Proteksi yg sudah dimiliki :
Rp. –
Proteksi Yang masih dibutuhkan:
Rp 591.000.000.
Inilah jumlah Nilai Uang Pertanggungan yang dibutuhkan.

Wah, besar sekali kebutuhan Uang Pertanggungannya, bagaimana dengan besar premi yang harus dibayar untuk memperoleh Uang Pertanggungan sebanyak itu dan apakah akan mampu diupayakan?
Besarnya jumlah nilai proteksi atau uang pertanggungan yang harus dipersiapkan tidak perlu sampai membuat anda stress (tertekan dan cemas berlebihan), sepanjang anda ingat bahwa pada dasarnya asuransi adalah sebuah perencanaan. Artinya, anda dapat merencanakan untuk membeli asuransi jiwa dengan jumlah premi tertentu secara bertahap. Urutan prioritasnya kami usulkan sebagai berikut: pertama, belilah asuransi jiwa dengan jumlah uang pertanggungan (dan premi) yang bisa menutupi seluruh hutang-hutang anda, agar sekurang-kurangnya anda tidak mewariskan hutang kepada generasi berikutnya;
kedua, bila hutang-hutang sudah diamankan, maka belilah asuransi jiwa berikutnya untuk mengamankan kebutuhan hidup keluarga sehari-hari untuk rentang waktu tertentu, terhitung sejak anda meninggal dunia; dan ketiga, pada tahap berikutnya, yakni jika anda telah berhasil mengumpulkan sejumlah uang tambahan, belilah asuransi jiwa dengan nilai pertanggungan yang bisa memenuhi biaya-biaya membesarkan anak-anak anda, termasuk biaya pendidikannya. Jadi, meski tentu tidak mudah mengaturnya, namun dengan perencanaan yang matang, hal di atas tetap dimungkinkan (kecuali Tuhan berkehendak lain, tentu).
Saran kami dari sisi produk, bila memang dengan pendapatan Anda sekarang masih sulit bagi Anda untuk menyisihkan dana terlalu besar untuk asuransi maka saran kami adalah beli asuransi dasar yang hanya menawarkan proteksi (level term insurance). Jenis auransi ini adalah yang paling murah preminya dengan uang pertanggungan yang tinggi. Dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya pendapatan keluarga maka Anda dapat membuat perubahan dalam jenis asuransi yang Anda pilih. Jadi membeli asuransi jangan hanya dilihat dari produknya saja tapi lakukan perencanaan tentunya dengan melihat kesanggupan serta anggaran bulanan yang dapat Anda alokasikan.
Semoga bermanfaat, sampai jumpa.

Read More......

Mengembangkan Strategi Investasi Jitu

Dalam mengembangkan sebuah strategi investasi, hal terpenting adalah penetapan tujuan spesifik. Karena dengan tujuan yang spesifik Anda akan memperoleh informasi yang tepat dari sisi jangka waktu dan nilainya di masa datang. Kemudian, dari sisi diri kita, kita juga harus menelaah toleransi risiko kita terhadap investasi. Jangan sampai susah tidur karena memilih investasi dengan risiko yang terlalu tinggi.

Dan setelah kedua hal utama diatas, Anda lakukan, selanjutnya Anda harus mengembangkan strategi alternatif untuk berbagai pilihan investasi. Strategi perlu didukung dengan perhitungan yang akurat. Dari perhitungan ini, Anda akan memperoleh nilai dana yang harus Anda investasikan untuk mencapai tujuan keuangan yang telah ditetapkan berawal dari keadaan keuangan Anda saat ini.
Dalam proses pengembangan strategi investasi, terdapat beberapa langkah yang bisa kita lakukan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pertama, memahami dan mencermati biaya transaksi. Kedua, mengenal plus dan minus alternatif strategi. Ketiga, melakukan penempatan yang bijak dalam pilihan aset yang ada (alokasi aset) berdasarkan tujuan yang terukur.

Mencermati dampak biaya transaksi
Ada dua faktor besar yang dapat mengurangi imbal hasil investasi yaitu biaya transaksi dan pajak. Institusi keuangan seperti perusahaan sekuritas atau bank selalu mengenakan biaya terhadap setiap transaksi yang kita lakukan. Misalnya, setiap bulan kita akan terbebani oleh biaya administrasi bila menempatkan uang di bank. Biaya transaksi juga dikenakan bila kita ingin membayar berbagai tagihan melalui bank. Berinvestasi di reksadana pun akan ada biayanya, misalnya berbagai beban biaya untuk setiap pembelian unit penyertaan reksadana. Semua ini harus dipahami dan dicermati agar kita dapat mengambil keputusan yang tepat berkenaan dengan investasi.
Pajak adalah pemotongan lain dalam investasi. Misalnya, bunga deposito di bank akan terpotong dengan pajak sebesar 20 persen. Sebagai contoh, bila tingkat suku bunga deposito saat ini adalah 6 persen maka sebenarnya hasil bersih (setelah pajak) yang didapat kurang dari itu, yaitu hanya 4,8 persen (= 0.8 x 6 persen). Bila kita bertransaksi saham (jual dan beli), maka kita akan dibebani oleh pajak dan biaya transaksi. Dalam transaksi saham, pajak yang dibebankan adalah final berdasarkan persentase nilai transaksi yang dilakukan. Artinya, pembayaran pajak tidak tergantung pada untung atau rugi transaksi. Jadi, meskipun kita mengalami kerugian (selisih jual dan beli negatif) dalam saham, kita tetap akan terbebani oleh pajak.
Ringkasnya, sebelum berinvestasi pada satu instrumen investasi, kita perlu mengenal dan memahami biaya transaksi termasuk pajak yang perlu kita bayar. Perhitungan imbal hasil untuk mencapai tujuan yang diinginkan adalah berdasarkan imbal hasil bersih setelah biaya dan pajak.

Mengenal plus minus alternatif strategi
Dengan tersedianya berbagai alternatif strategi investasi, sebaiknya kita secara cermat mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya sebelum keputusan diambil. Ada dua isu yang sebaiknya kita perhatikan dalam memilih atau melaksanakan strategi investasi. Kedua isu tersebut akan diuraikan berikut ini.

Time versus money
Apakah kita akan membayar seseorang untuk dapat memonitor perkembangan investasi kita atau kita akan melakukannya sendiri? Di sini trade-off-nya adalah waktu dan uang. Dengan kesibukan Anda setiap hari, seringkali urusan perencanaan keuangan keluarga menjadi terabaikan. Baik dalam awal proses perencanaan maupun saat pelaksanaan, keduanya membutuhkan perhatian yang cukup agar kita dapat mencapai apa yang menjadi tujuan keluarga. Bila waktu yang kita miliki terbatas maka solusi alternatifnya adalah melimpahkan penanganan tugas tersebut kepada orang yang profesional. Pilihan ini harus dipertimbangkan dengan matang agar tujuan keuangan tidak menjadi terbengkalai akibat masalah kurang waktu.

Recordkeeping
Apakah kita menginginkan semua data investasi kita dibundel dalam satu laporan atau merasa cukup nyaman dengan banyak laporan berbeda untuk tiap jenis investasi yang kita lakukan? Semua ini terkait dengan pilihan investasi. Bila kita melaksanakan transaksi investasi dengan banyak perusahaan, maka setiap periode (misalnya tiap bulan atau enam bulan) kita akan selalu disibukkan dengan berbagai laporan perkembangan investasi kita. Pemantauan banyak laporan yang terpisah ini bisa jadi cukup menyita waktu dan merepotkan. Kerepotan ini dapat dikurangi dengan menempatkan dana hanya pada sebuah perusahaan pengelola investasi. Alokasi dana pada instrumen yang berbeda dapat dilakukan melalui satu perusahaan pengelola investasi bila perusahaan tersebut menyediakan beragam pilihan investasi. Masalahnya, tidak semua investasi yang ditawarkan oleh satu perusahaan adalah yang terbaik. Biasanya, sebuah perusahaan hanya memiliki satu keunggulan dibandingkan dengan perusahaan lain. Jadi, faktor ini perlu diperhatikan dalam menentukan pilihan investasi.

Buy and hold versus market timing
Secara umum kita mengenal dua cara berinvestasi, yaitu buy-and-hold dan market timing. Cara pertama adalah dengan membeli beberapa alternatif sarana investasi dan tetap memegangnya untuk jangka waktu yang lama. Harapannya adalah agar keajaiban bunga majemuk (the magic of compound interest), seperti pernah diulas dalam pembahasan yang lalu, terealisasi sehingga memberikan peluang untuk memberikan keuntungan besar dalam jangka panjang. Jadi perspektif konsistensi dan jangka panjang menjadi kuncinya. Pada kubu lain, para penganut market timing (MT) tidak setuju dengan argumentasi buy-and-hold (BAH). Menurut kubu MT, investor bisa dirugikan bila tidak memanfaatkan gejolak harga (volatility). Pendukung MT menganjurkan untuk mengambil keuntungan dari perubahan harga di pasar. Misalnya, bila harga sedang menurun maka Anda membelinya dan ketika harga naik Anda menjualnya. Pendeknya buy low sell high, atau beli murah jual mahal. Dengan begitu investor akan mendapatkan keuntungan maksimal dari investasi.
Strategi market timing yang akurat memang menjanjikan keuntungan yang luar biasa. Profesor Robert Merton, pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 1997, meneliti tiga strategi investasi menggunakan data bursa saham New York pada periode 1 Januari 1927 - 31 Desember 1978. Ketiga strategi ini dimulai dengan modal awal US$ 1000. Strategi pertama, sebut saja strategi deposito, adalah investasi dalam surat berharga jangka pendek 1 bulan (misalnya commercial paper atau T-Bill) kemudian pokok dan bunganya di-rollover tiap awal bulan. Strategi kedua, disebut strategi beli dan tahan (buy-and-hold) adalah investasi di bursa saham (diwakili indeks bursa saham New York) terus menerus (capital gain dan dividen yang diperoleh diinvestasikan lagi setiap awal bulannya) selama 52 tahun tersebut.
Strategi ketiga adalah strategi market timing sempurna. Artinya, setiap awal bulan, investor berkonsultasi kepada sebuah ‘komputer peramal yang tak pernah salah’. Kalau menurut ramalan komputer ini indeks saham akan naik selama 30 hari mendatang, maka uang yang ada akan diinvestasikan dalam pasar saham. Sebaliknya, bila si komputer paranormal meramal indeks saham akan turun, maka uang yang ada dialihkan ke investasi surat berharga jangka pendek selama 30 hari mendatang. Begitu seterusnya selama 52 tahun.
Untuk strategi pertama, uang si investor ternyata hanya berkembang menjadi US$ 3600. Untuk strategi kedua, uang si investor berkembang lebih dari 60 kali lipat menjadi US$ 67.500. Yang menarik adalah hasil strategi ketiga. Dalam sebuah seminar yang dihadiri para profesor keuangan, Robert Merton memberi kuis singkat untuk mensurvei perkiraan para profesor ini tentang hasil strategi ketiga.
Nah, kalau Anda diminta menebak, berapa perkiraan Anda tentang hasil strategi ketiga ini? Kemungkinan besar, perkiraan Anda tak akan jauh berbeda dengan perkiraan para profesor keuangan ini. Hasilnya ternyata sama saja. Perkiraan para profesor keuangan dalam seminar Profesor Merton itu ternyata tidak akurat. Umumnya perkiraan berkisar antara ratusan ribu dolar sampai puluhan juta dolar. Kami yakin tebakan Anda juga di sekitar angka itu juga. Jawaban yang tepat adalah, jangan kaget, lima koma tiga enam miliar dollar AS (jawaban ini sengaja ditulis dengan huruf agar tidak mudah diintip sebelum menebak). Luar biasa, bermula dari seribu dolar, dalam 52 tahun Anda bisa mendapatkan uang beberapa kali lipat kucuran dana IMF per periodenya yang sangat dibutuhkan pemerintah Indonesia semasa krisis.
Jadi, logika buy low sell high memang masuk akal. Investor pasti akan untung dengan membeli di harga terendah dan menjualnya di harga tertinggi. Masalahnya, apakah waktu beli yang ditetapkan akan selalu tepat saat harga berada pada level terendah dan waktu jual saat harga berada pada level tertinggi? Kemungkinan memang ada, tapi peluangnya sangat kecil. Tidak akan ada orang yang pernah selalu tepat dalam memprediksi atau memperkirakan perubahan harga di pasar. Dalam prakteknya, banyak sekali ketidak-tepatan prediksi sehingga akhirnya berdampak buruk terhadap investasi yang Anda tempatkan.
Dalam menentukan waktu beli tidak ada seorang manajer investasi pun yang berani mengatakan dengan pasti bahwa harga dari suatu saham di pasar modal adalah harga yang terendah, Mereka melakukan semua perkiraan ini juga dengan perhitungan yang mungkin sekali terjadi kekeliruan atau ketidaktepatan. Meski harga telah rendah, tidak ada jaminan bahwa harga tidak akan turun lebih jauh lagi. Sebaliknya, meski harga telah tinggi, tidak ada kepastian bahwa harga tidak akan naik lebih tinggi lagi. Bila terlalu banyak kesalahan prediksi, bukan keuntungan yang didapat malah kerugian yang menimpa investor.
Untuk investasi guna mencapai tujuan keuangan keluarga jangka panjang misalnya 10, 20 atau bahkan 40 tahun ke depan, kami menganjurkan metode yang sudah juga kami ulas yaitu dolla/ rupiah cost averaging.

Alokasi aset
Sebelum kita menentukan pilihan investasi, kita sebaiknya mengetahui berbagai tujuan yang ada dan menyesuaikannya dengan jangka waktu pencapaian. Menyiapkan dana pendidikan anak juga merupakan salah satu tujuan keuangan keluarga. Tujuan ini merupakan tujuan keuangan jangka panjang. Misalkan kita ingin menyiapkan dana untuk kuliah bagi anak kita yang baru berumur 2 tahun. Kita masih memiliki minimal 16 tahun sebelum anak kita masuk kuliah. Pilihan investasi yang memberikan ekspektasi imbal hasil besar dalam jangka panjang dengan risiko terukur bisa menjadi pilihan. Reksadana campuran atau gabungan antara reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap merupakan kandidat potensial untuk situasi ini. Dalam perencanaan dana pendidikan, kami menyarankan agar pilihan penempatan dananya tidak terlalu agresif. Kita tidak mau berspekulasi dengan risiko tinggi yang dapat berakibat di saat dana itu dibutuhkan ternyata tidak ada atau tidak mencukupi.
Dari contoh tersebut, terlihat bahwa pengalokasian dana untuk berbagai tujuan yang dimiliki harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuannya. Sebaiknya kita mulai melihat berbagai pilihan alternatif investasi yang ada sehingga bisa disesuaikan dengan tingkat toleransi kita terhadap risiko serta jangka waktu investasi yang dibutuhkan.
Semoga ulasan kali ini bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam membangun strategi ivestasi yang jitu.
Selamat berinvestasi.

Read More......

Saturday, January 26, 2008

Yang Kaya Bertambah Kaya....

Beberapa waktu lalu, sepasang suami istri menelepon kami dan berkeinginan untuk berkonsultasi berkenaan dengan keadaaan keuangan keluarga mereka.
Mereka merasa bahwa setiap bulan mereka harus “gali lubang tutup lubang” atau penghasilan bulanan selalu saja habis untuk kebutuhan bulanan, padahal mereka memiliki beberapa keinginan atau tujuan masa depan yang mereka sangat diidamkan. Bagaimana mengatur dan mensiasati situasi keuangan mereka sehingga mereka dapat memulai untuk menyisishkan uang untuk tujuan masa depan, menjadi suatu kebutuhan.
Selama konsultasi berjalan, kami mendapati beberapa hal yang menurut hemat kami harus dirubah. Pengeluaran yang mereka lakukan selalu saja untuk orang lain. Hampir tidak pernah mereka mengembangkan suatu pola di mana mereka mengeluarkan atau membelanjakan uangnya untuk tujuan masa depan mereka.
Mereka kurang melihat dan memberikan daya kekuatan mereka untuk dapat mencapai apa yang menjadi keinginan mereka di masa depan. Mungkin Anda bingung, bagaimana membelanjakan uang untuk tujuan masa depan?
Dalam uraian kali ini kami akan berbagi dengan para pembaca, bagaimana kita, orang-orang golongan menengah ke atas dapat mengumpulkan dana dan hidup sejahtera selamanya? (dalam arti kebebasan finansial).
Berikan uang sebesar Rp 1 miliar dan akan aku lipatkan menjadi Rp 2 miliar. Mungkin inilah salah satu pernyataan yang dapat dikualifikasikan sebagai sebuah kebodohan. Bukannya pernyataan ini salah, tapi karena ini sudah seperti kenyataan. Setiap orang dapat melipatgandakan Rp 1 miliar menjadi Rp 2 miliar. Yang sulit dan banyak menemukan batu sandungan adalah mengumpulkan Rp 1 miliar pertama.
Satu pernyataan lain, seperti judul di atas, “yang kaya akan bertambah kaya, yang miskin bertambah miskin”. Banyak orang menjadikan pernyataan ini sebagai suatu senjata politik, di mana diartikan sebagai alat untuk mengenakan pajak yang lebih besar kepada orang-orang kaya dan mendistribusikan uangnya kepada yang kurang beruntung (miskin).

Rahasia Orang-orang Kaya
Pernyataan ini tidaklah salah, tapi memiliki arti yang sangat berbeda. Kami melihat, adanya suatu rahasia orang-orang kaya dalam mengumpulkan kekayaannya, bukan dengan pola KKN seperti yang banyak terjadi di Indonesia di tahun-tahun lalu, tapi pola investasi sederhana yang mereka kembangkan untuk dapat mencapai tujuan masa depan yang menjadi impian mereka. Bukan pula mereka mendapatkannya dari warisan. Mungkin warisan membuat mereka tetap kaya, tapi warisan bukanlah yang membuat mereka kaya dari awal.
Bila Anda melihat sejarah keluarga kaya, (dalam waktu yang cukup jauh) maka Anda pasti akan mendapati bahwa mereka dulunya juga hampir sama seperti orang-orang miskin yang ada sekarang. Dalam hal ini kami ingin memberikan suatu gambaran di mana keluarga kaya sekarang dulunya bangkrut, tapi kami merasa bahwa mereka tidak miskin dalam arti sebenarnya (dalam pikiran mereka).
Kebangkrutan berkaitan dengan uang dan Anda pasti dapat memperbaikinya. Sedangkan kemiskinan adalah buah pikiran yang ada dalam kepala Anda yang membuatnya sulit untuk diperbaiki dan dirubah.
Bagaimana Anda dapat memperbaiki situasi keuangan Anda? Dalam hal ini tidak ada hal yang mudah seperti halnya sulap. Tiba-tiba Anda menjadi kaya. Semua ini membutuhkan kerja keras, keuletan, dan kesinambungan.
Memperoleh penghasilan setiap bulan dan selalu menyisihkan, walau sedikit untuk mulai mengakumulasi kekayaan Anda. Dalam hal ini hanyalah waktu yang menjadi sangat dibutuhkan. Oleh karena itu jangan tunda untuk memulai mengumpulkan kekayaan Anda. Mulailah sekarang bila Anda belum memulainya.
Orang-orang miskin akan tetap miskin karena mereka selalu melakukan kebiasaan mereka, yaitu mendapatkan penghasilan dan selalu membelanjakan penghasilan mereka untuk kebutuhan sekarang yang mengakibatkan mereka gagal dalam memulai dalam mengumpulkan kekayaan.

Menyisihkan Uang
Tidak semua orang kaya memulainya dengan Rp.1 miliar, tapi mereka mulai untuk menyisihkan sedikit uang dari pendapatan perbulannya secara regular dan menginvestasikannya. Ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari kebiasaan mereka dalam menyisihkan dan mengumpulkan kekayaan mereka.

Kebanyakan dari mereka memulai untuk menyisihkan uang di saat mereka muda.
Anda bertanya, bagaimana bila sekarang kita sudah tidak terlalu muda lagi, sebut saja di usai 30-an tahun, bagaimana kita dapat mengumpulkan kekayaan seperti mereka memulainya dari usia dini? Memang dari setiap tahun Anda menundanya, Anda tidak dapat mendapatkan kembali waktu tersebut dengan perkembangan uang Anda.
Tapi harus diingat bahwa di usia Anda yang sekarang berkisar di usia 30-an tahun maka waktu Anda masih cukup panjang, di mana dalam usia tersebut belum setengah dari perjalanan hidup Anda. Memang umur bukanlah kekuasaan kita. Tuhanlah yang memutuskan kapan kita harus kembali kepadaNya.
Tapi secara umum sekarang ini tingkat mortalitas kehidupan semakin meningkat di mana rata-rata usia manusia bertambah bisa mencapai 70 sampai 80 tahunan. Ini semua bisa terjadi karena masyarakat sudah mulai merasakan pentingnya untuk hidup sehat, dengan memilih bahan makan yang lebih baik, yang pada akhirnya memberikan kesehatan kepada mereka. Ditambah lagi sekarang ini teknologi kedokteran semakin berkembang dengan pesat yang pada akhirnya membantu Anda dalam masalah pengobatan penyakit.
Jadi kalau Anda tanyakan, bagaimana kita dapat mengejar mereka yang memulainya di usia muda? Memang tidak bisa. Tapi jangan dulu Anda bersedih karena Anda masih memiliki waktu yang sangat panjang untuk mengumpulkannya.

Secara umum mereka mulai menyisihkan dan menginvestasikan uangnya dalam jumlah kecil.
Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa, mencapai apa yang sering disebut belakangan ini dengan kebebasan finansial tidak harus dengan investasi yang besar. Hanya dengan menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan Anda setiap bulan dan menginvestasikannya, Anda juga dapat mencapai itu semua.
Dimulai dengan hanya 10 persen dari penghasilan Anda setiap bulan dan meningkat sejalan dengan penghasilan Anda yang meningkat. Yang perlu diperhatikan adalah Anda harus menyisihkannya di depan. Jadi jangan setelah Anda menggunakannya untuk kebutuhan bulanan baru Anda berpikir untuk menyisihkan uang untuk diinvestasikan. Tapi begitu Anda menerima uang dari gaji bulanan maka sisihkan terlebih dahulu 10 persen dari pendapatan Anda dalam bentuk investasi. 10 persen dari penghasilan tidak akan banyak merubah gaya hidup yang Anda jalani sekarang.
Jadi tidak ada lagi alasan bagi Anda untuk menunda guna memulai menyisihkan uang untuk mencapai kebebasan finansial yang Anda inginkan.

Mereka menyisihkannya dan menginvestasikannya secara berkesinambungan.
Dengan penghasilan yang terbatas, maka Anda harus dapat melakukan penyisihan uang dari keterbatasan itu secara regular. Pola investasi dollar cost averaging menjadi sangat diperlukan. Lakukan penyisihan uang untuk tujuan masa depan Anda secara terus menerus. Dengan investasi sedikit pada awalnya, dengan berjalannya waktu dan terus menyisihkan dana, pada akhirnya akan terkumul juga dana yang besar.
Waktu adalah satu-satunya yang akan membuat uang sedikit yang Anda investasikan menjadi kekayaan.
Seseorang yang berusia 20 tahun, menyisihkan uang setiap bulan sebanyak Rp 200.000 dengan tingkat pengembalian investasi 14 persen akan berjumlah Rp 500 juta dalam waktu 45 tahun, hanya sekitar Rp 6700/hari. Jarang sekali kita temui, pemuda berusia 20 tahunan yang sudah memulai meyisihkan dananya untuk masa depan walau dalam besaran yang sedikit.

Mereka selalu menginvestasikannya dengan bijaksana.
Bila kita belajar dari mereka atau orang-orang yang bisa disebut kaya, mereka tidak akan pernah membiarkan uang mereka berdiam diri tidak beranak-binak. Bila hitungan yang bisa disisihkan terlalu sedikit maka mereka akan menyimpannya dalam tabungan, begitu jumlahnya sudah mencukupi maka mereka akan menempatkannya dalam investasi yang memberikan tingkat pengembalian lebih baik dan tentunya dengan tingkat tolernasi resiko yang bsia ditanggung.
Dalam kehidupan keuangannya tidak pernah mereka menyimpan dalam bentuk tunai di tangan kecuali apa yang mereka butuhkan untuk kebutuhan harian. Jadi selama masa investasi mereka tidak pernah membiarkan uangnya untuk mendekam di rumah dan dibiarkan tidak berkembang. Jadi biarkan uang Anda beranak-pinak.

Mereka tidak pernah membiarkan segala suatu menghambat mereka untuk menabung atau menyisihkan uangnya secara regular.
Setiap orang pasti akan mengalami perubahan dalam siklus kehidupannya, perubahan baik maupun perubahan buruk. Bagi mereka, orang-orang kaya, siklus kehidupan tidak merubah niat mereka di awal untuk dapat menyisihkan uangnya secara regular. Walau di saat-saat susah sekalipun mereka terus melakukan penyisihan dan menginvestasikannya untuk tujuan masa depan.
Pernahkan Anda menyalahkan sesuatu yang mengakibatkan Anda tidak dapat menabung untuk tujuan masa depan Anda? Karena baru saja berpindah lokasi kerja yang membutuhkan berbagai kebutuhan menyebabkan Anda tidak menyisihkan uang Anda untuk tujuan masa depan. Menikah atau membesarkan anak-anak karena kebutuhan akan biaya yang sangat besar juga bisa dijadikan alasan untuk tidak melakukan penyisihan untuk kehidupan masa depan mereka.
Anda bisa menyebutkan berbagai alasan untuk tidak melakukannya tapi ingat bahwa semua yang Anda lakukan sekarang akan berakibat di masa depan. Bila Anda tidak menyisihkan uang secara regular maka tujuan keuangan berupa kebebasan finansial, hanyalah tinggal impian.
Tapi sebaliknya, bila Anda melakukan penyisihan terhadap uang penghasilan Anda setiap bulan walau dalam keadaaan susah sekalipun, maka besar kemungkinan atau hampir bisa dipastikan Anda akan mencapai apa yang diimpikan, kebebasan finansial.
Jadi dari ulasan di atas, kami berharap Anda menangkap beberapa pelajaran yang dapat membantu Anda untuk mencapai tujuan masa depan Anda, yaitu kebebasan finansial. Satu hal yang sangat penting dalam ulasan ini adalah untuk mencapai kebebasan finansial dalam arti keuangan maka sudah seharusnya Anda menyisihkan uang dari penghasilan bulanan Anda secara regular dan lakukanlah terus selama kehidupan Anda walau nilainya tidak terlalu besar. Waktulah yang akan membantu Anda dalam mencapai apa yang Anda inginkan di masa depan. Satu kata terakhir dari kami, lakukanlah sekarang jangan tunda lagi. (*)

Read More......

Thursday, January 24, 2008

Spesialis Busana Kerja Wanita

Spesialis Busana Kerja Wanita
Kamis, 02 November 2006
Oleh : Farida Nawang Nurini

Larangan bekerja dari suami dan orang tua justru memacunya menggali bakat terpendamnya. Kini ia menjelma menjadi desainer sekaligus pengusaha yang sukses membidik segmen busana kerja wanita.

Suzanna Wanasuka mulai merintis bisnis busana kerja wanita sejak 1992. Dia pun mengusung namanya sendiri -- Suzanna Wanasuka -- sebagai merek produknya. Sebelumnya, lulusan Jurusan Akuntansi STIE Bandung ini pernah menjajal bekerja sebagai internal auditor di sebuah perusahaan kimia. Sejak menikah dan kemudian memiliki anak, ia dilarang suami dan orang tuanya bekerja. Tidak betah berdiam diri, iseng-iseng ia les menjahit pada Susan Budiharjo. Setelah menyelesaikan les, ibu dua putri ini mulai mendapatkan pesanan menjahit baju pesta dari teman-temannya. “Kok ternyata repot, karena saya harus banyak janji untuk mengukur dan lain-lain. Wah, jadi beban juga,” katanya.

Terpikirlah untuk berbisnis dengan memasukkan hasil rancangannya ke department store, agar ia bisa membagi waktu untuk keluarga. Tekadnya berbisnis sudah bulat karena ia melihat peluang yang belum dilirik orang lain. Saat itu, perancang busana bagi eksekutif wanita sangat jarang. “Kalaupun ada, modelnya basic banget. Jadi, saya nggak suka. Saya kan pernah kerja, jadi kayaknya bosan juga kalau pakai baju dengan model yang basic,” ujarnya. Terinspirasi gaya Channel yang banyak bermain dengan kombinasi, ia mulai mencoba masuk di bisnis ini.

Meski tidak diizinkan suami yang memiliki bisnis kontraktor dan orang tuanya, ia mulai menjalankan bisnis ini diam-diam. Tanpa diantar sopir, ia menjelajah pasar Tanah Abang untuk mencari bahan kain. Dengan modal Rp 500 ribu, ia juga mempekerjakan dua penjahit.

Pasaraya menjadi tujuan pertama untuk memasarkan produknya. Sepuluh contoh produk yang dibawanya disambut Pasaraya. Namun, untuk bisa masuk ke Pasaraya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Antara lain, ia harus mempersiapkan 100 potong baju untuk mengisi konter dalam waktu sebulan dan penjualan barang harus bagus dalam waktu tiga bulan. Untuk memenuhi syarat ini, ia harus bekerja keras dengan dua penjahitnya. Bahkan, semalaman ia harus melubangi kancing karena ia tidak mempekerjakan tukang kancing. “Paginya, baru saya pasangi barcode, kemudian dengan mobil sendiri saya kirim sendiri,” katanya mengenang. Lolos syarat pertama, tidak juga membuatnya tenang. Selang waktu dua bulan, barangnya tidak laku. Meski akhirnya memberitahu suami tentang bisnisnya, ia tidak menceritakan kesulitan ini.

Dewi Fortuna ternyata masih berpihak padanya. “Kebetulan Pasaraya mengadakan peragaan busana Wajah Mode. Rancangan saya dimuat surat kabar harian nasional satu halaman penuh,” katanya. Momentum inilah yang menjadi titik balik dalam pengembangan bisnisnya. Penjualannya meningkat cepat dan izinnya pun diperpanjang lagi. Barang yang tidak laku diobralnya dengan harga Rp 25 ribuan. Padahal, saat itu harga blazer sekitar Rp 130 ribu dan harga blus Rp 60 ribu. Dengan cara ini, modalnya bisa kembali. Modal ini digunakan untuk membeli bahan kembali.

Tidak puas hanya di Pasaraya, ia mulai merambah Matahari Dept. Store tahun 1995. Penjualannya cukup menyenangkan. Sampai-sampai, ia terpilih sebagai 10 desainer terlaris – di antara yang 9 lainnya, ada Biyan dan Ghea Sukasah. Pemilihan ini dilakukan Majalah Tiara. Metro Dept. Store menjadi tujuan selanjutnya, walaupun awalnya ditolak. “Mungkin, saya harus punya nama dulu,” katanya. Begitu konternya semakin banyak, tidak lama kemudian ia dipanggil pihak Metro untuk mengikuti percobaan, dan penjualannya ternyata bagus. Sekarang, produknya bisa dijumpai di jaringan Metro di Mal Pondok Indah, Mal Taman Anggrek, Plaza Senayan (Jakarta) dan Bandung. Menurutnya, permintaan pun terus masuk seperti dari Mal Diamond, Mal Arta Gading, serta beberapa mal di Fatmawati dan Depok. Total, sekarang produknya dipajang di 13 konter, termasuk di Bogor.

Mereknya juga mulai menembus pasar Singapura. Peluang ini didapatkannya ketika mengikuti Bali Fashion Week. Melalui ajang ini, ia mendapat penawaran dari pembeli yang memiliki butik di Singapura. “Yang penting, brand saya sudah ada di sana dulu,” tuturnya. Meski tidak terlalu banyak, ia serius mengembangkan pasar di Singapura, terutama untuk menyasar segmen yang lebih tinggi.

Sementara ini, merek Suzanna Wanasuka menyasar segmen kelas menengah-atas. Harga sepasang baju dipatok sekitar Rp 800 ribu. Adapun untuk three pieces di atas Rp 1 juta. Sejak awal, ia memang fokus menggarap segmen ini. Karakter segmen ini biasanya sadar mode, tidak mempertimbangkan faktor harga tapi sangat peduli terhadap kualitas dan gengsi. Ia tidak membidik kalangan high end karena kelas ini didominasi merek luar.

Agaknya segmen pasar yang dipilih Suzanna memang tepat. Menurut Liza Felicia Wulandari, konsultan pemasaran, secara umum pelaku industri garmen menyasar segmen menengah-bawah. “Mereka yang bermain di segmen ini agak sensitif. Begitu industrinya berubah, pemainnya juga berubah. Pemainnya berganti-ganti. Bahkan, sulit menemukan pelaku yang sama di segmen ini untuk lima tahun mendatang,” katanya. Ditambah lagi, persaingan di segmen menengah ke bawah juga lebih ketat karena selain factory outlet kian marak, kios-kios di pinggir jalan pun mulai banyak menawarkan produk yang hampir sama.

Tajamnya pemilihan segmen yang dituju ternyata menguntungkan Suzanna. Ini bisa dilihat ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Saat itu bisnisnya malah berkembang karena mendapat limpahan. Banyak segmen atas yang akhirnya melirik merek lokal seperti mereknya. “Saya sadar bahwa saya akan mendapat limpahan tersebut, untuk itu saya harus menaikkan kualitas, agar mereka tidak segan-segan memilih merek saya,” ujarnya. Dulu, ia memang menggunakan bahan dari lokal. Namun, setelah 3-4 tahun bisnisnya berjalan, ia mulai memesan bahan dari luar negeri melalui pemasok. Alasannya, bukan karena ia anti-barang-lokal, tapi serat bahan dari luar negeri lebih bagus untuk blazer.

Selain itu, ia lebih berani memilih warna dan memberikan kombinasi. Modelnya pun makin variatif. Ia paham, segmen pasar yang dibidiknya tahu benar tentang mode. Yang lebih penting, mereka lebih berani mencoba. “Untuk itu, saya harus mengikuti dan belajar terus tentang tren, sampai ke tren bahan segala,” katanya. Dengan begitu, ia bisa memprediksi tren, rancangan dan strategi tahun depan. Jadi, untuk tahun 2007, ia telah memiliki rancangan yang bakal diluncurkannya. Strategi untuk mencapai target kenaikan omset 20%-30% tahun depan pun sudah bisa dirancangnya.

Suzanna mengeluarkan dua tren setiap tahun. Setiap bulan, ia bisa mengeluarkan 6-8 model blus dan 8-10 model blazer. Ini dilakukan untuk menyiasati penjiplakan ide. “Desain saya ditiru sudah biasa. Setiap mengeluarkan blazer model baru, langsung cepat ada di Mangga Dua. Sampai saya pernah samperin tokonya dan saya bilang ini model saya dan sudah dipatenkan. Kalau berani lagi, pengacara saya akan datang,” ujarnya. Meski tahu kalau model baju tidak bisa dipatenkan, ia tetap saja melontarkan ancaman tersebut, karena kesal. “Makanya, saya harus terus mengeluarkan banyak model baru dan membuat yang agak rumit sehingga orang tidak gampang meniru.”

Kekuatan dalam hal tren, desain, pemilihan warna dan kombinasi inilah yang agaknya menarik perhatian konsumen. Salah satunya, Dewi Kania, karyawan Bank Buana yang gemar berburu busana. Dewi mengaku sebelumnya tidak tahu merek Suzanna Wanasuka. Saat belanja di Pasaraya, ia tertarik membeli blazer merek tersebut seharga sekitar Rp 500 ribu. “Blazer yang aku beli modelnya bagus, sederhana tapi sangat manis karena diberi kombinasi,” kata lajang yang suka mempertimbangkan memilih baju bukan karena merek, melainkan karena modelnya ini.

Menurut salah seorang sales promotion girls (SPG) Suzanna Wanasuka, penjualan produk ini di Pasaraya lumayan bagus. “Setiap hari pasti ada saja pembeli. Minimal 1-2 orang,” katanya. Menurutnya, biasanya pembeli blazer di Pasaraya adalah langganan. Berbeda dari blus, orang tertarik membeli karena melihat modelnya dulu. Pembelinya juga bermacam-macam: eksekutif muda, ibu rumah tangga hingga eksekutif berjilbab. “Model blazernya kan panjang-panjang, sehingga ibu-ibu berjilbab menyukainya.”

Menyangkut desain, semua masih di tangan Suzanna. Meski demikian, ia memiliki tim khusus desain. Setelah menggambar desain, ia mendiskusikannya dengan tim ini. Setelah disetujui, baru diproses sampai tahap penjahitan. Proses produksi bisa dilakukan dalam dua cara: menjahit sendiri atau dialihdayayang. Untuk item yang agak nyeleneh dan perlu menggunakan sentuhan seni, biasanya dikerjakan sendiri oleh penjahitnya. Di luar itu, seperti untuk blus, ia melibatkan perusahaan lain yang biasa melakukan ekspor sebagai tempat alih daya. Cara ini memang memudahkannya. Misalnya, jika satu model ternyata laku, ia bisa menambah produksi dengan mudah. “Saya tinggal telepon untuk menambah produksi,” katanya. Setiap bulan, jumlah order yang dipesan minimal 1.000 potong. Pengontrolan kualitas selalu dilakukan dengan mengambil dan mengecek beberapa sampel produk.

Ia juga tidak terjun langsung dalam pengontrolan produk, karena sudah memiliki karyawan yang mengurus dari kontrol kulaitas, distribusi, keuangan sampai kekaryawanan. Ia memiliki 70 karyawan: 26 penjahit, 30 SPG dan 14 pegawai kantor. Jadi, saat ini ia hanya memikirkan masalah desain dan strategi bisnis ke depan, termasuk memperkuat merek.

Selama ini untuk memperkuat merek, Suzanna lebih banyak bekerja sama dengan beberapa stasiun televisi swasta, seperti Metro TV, TV7 dan Trans TV. Dulu, sebelum namanya dikenal, promosi dilakukan dengan mensponsori peluncuran produk dan mengikuti kegiatan fashion show. “Promosi masih perlu. Malah justru anggarannya harus diperbesar. Apalagi, tahun ini.”

Rencananya, tahun ini ia mulai fokus pada busana pesta cocktail untuk segmen kelas lebih atas (tapi bukan high end), yakni segmen yang mampu membelanjakan Rp 1,5-7 juta untuk sepasang baju. “Sekarang, saya memang akan mengembangkan produk yang lebih high lagi,” katanya. Rencana ini telah dicobanya dan dipasarkan di butik Suzanna Wanasuka Mal Kelapa Gading. Merek yang digunakan tetap sama. Yang membedakan adalah warna label dan logonya.

Sejalan dengan pertumbuhan penjualan yang menurutnya sekitar 30% per tahun, Suzanna pun berencana fokus untuk menambah butik. Ia berharap, keuntungan yang didapat dari butik bisa lebih besar. “Kalau outlet, potongan dari keuntungan besar. Sebulan, saya harus bayar ratusan juta untuk department store.

Menurut Liza, belajar dari keberhasilan merek besar asal luar negeri seperti Armani dan Versace, keberadaan butik menjadi penting bagi merek tersebut. Pasalnya, merek yang khusus melayani segmen tertentu ini sudah memiliki pelanggan sendiri. “Jadi, merek ini tidak mencari pelanggan secara umum. Mereka bisa bertahan karena bisa mempertahankan konsumen mereka,” katanya. Untuk mempertahankannya, mereka memiliki program membership card. Dengan cara ini, sebuah merek bisa menghubungi pelanggannya secara berulang untuk memberikan berbagai informasi. Yang tak kalah penting, strategi branding yang didasarkan pada keunikan produk. “Karena merek Suzanna Wanasuka menonjolkan siapa desainernya, jalan yang harus ditempuh adalah sering melakukan fashion show,” demikian saran Liza.

Read More......

Menjaring Rupiah Dengan Busana Muslim

Menjaring Rupiah Dengan Busana Muslim
Thursday, 24 Nov 2005 15:37:14 WIB

Sebenarnya bisnis busana Muslim bisa berjalan sepanjang tahun. Hanya saja pada musim-musim tertentu, seperti Lebaran dan Hari Raya Haji, bisnis ini banjir rezeki. Kalau dilihat dari trennya, bisnis busana Muslim semakin menggeliat sejak tahun 2000 lalu. Ketika itu orang sudah tidak ragu-ragu lagi pergi ke kantor, pasar, kampus, dan ke tempat publik lainnya dengan mengenakan busana Muslim.

Bak gayung bersambut, para designer dan pebisnis baju Muslim menangkap peluang ini. Mereka menghadirkan busana-busana Muslim yang nyaman dipakai, simpel, ringan, tidak ribet dan tetap modis. "Kita ingin menghilangkan anggapan bahwa dengan baju Muslim kita bakal kehilangan gaya," kata Marketing Manager Labello, Farah piba Fajar.

Peluang usaha ini juga dicium oleh Tati Hartati, owner Dannis Collection. la memulai bisnis baju Muslim tahun 1996 dengan fokus pada busana Muslim anak-anak. Alasannya, pada waktu itu busana Muslim untuk anak belum ada yang menggarap. Model pakaian Muslim anak masihh lusuh-lusuh, dan belum banyak variasi. "Padahal waktu itu lagi booming kegiatan mengaji dengan metode iqra' untuk kalangan anak-anak," cetus Cici, panggilan akrab Tati Hartati.'

Berawal dari hobi
Besarnya animo masyarakat untuk berbusana Muslim tentu merupakan peluang bisnis yang pantas dilirik. Kalau saat ini Anda punya hobi jahit-menjahit atau mendisain pakaian, sebaiknya mencoba terjun ke bisnis ini. Karena banyak pengusaha busana Muslim yang sukses bermula dari sebuah hobi. Farah Diba Jafar menceritakan, Ony Jafax sebagai perintis Labello menekuni bisnis ini karena kegemarannya merancang dan menjahit pakaian.

Waktu itu Ony Jafar yang seorang ibu rumah tangga merasa memiliki banyak waktu luang karena anak-anaknya masih kecil. Kemudian ia mengisinya dengan membuat pakaian yang sebenarnya untuk anak-anaknya sendiri. "Tapi ketika ditawarkan ke teman-teman arisan laku juga," kisah Farah.

Begitu pula dengan Cici sejak resmi menajdi ibu rumah tangga, Alumni nstitut Tehnologi Bandung (ITB) ini tak lagi kerja kantoran. Ia lebih emmilih memanfaatkan keahliannya mengambar dan mendesain pakaian untuk mengisi waktu luang setelah merampungkan pekerjaan rumah dan mengurus anak. Diselah-sela waktu luangnya. Cici bisa menghasilkan 50 potong pakaian perbulan yang di desain, dijahit dan dibordir sendiri.

Siapa sangka usaha yang bei mula dari sebuah-coba-coba ir membawa hasil yang menakjubkan. Kini kapasitas produksinya mencapai 35 ribu potong, memiliki omset Rp2 miliar per bulan dengan melibatkan 1.000 orang pekerja. "Selalu berpikir sesuatu yang dibutuhkan tapi belum ada, itu akan memudahkan kita dalam berbisnis," tuturnya membeberka kunci suksesnya dalam berbisnis busana Muslim.

Perjelas segmen
Kalau Anda ingin terjun ke bisnis ini, sebaiknya memperjelas segmen pasar yang hendak dituju. Dari pengalaman Cici, akan kesulitan menawarkan busana Muslim ketika tidak memiliki segmen pasar yang jelas. Sebelum mengenal jati diri produknya, ia sempat pontang-panting memasarkan busana Muslim hasil jahitannya.

Awalnya ketika ditawarkan ke toko-toko di Surabaya selalu ditolak. Tapi memang sudah sepantasnya ditolak, karena ia menawarkannya ke toko pakaian untuk anak-anak gaul. Waktu itu saya mulai berpikir, tuturnya, ternyata produk ini harus jelas targeting, posisioning dan segmenting-nya.

"Dulu saya menawarkannya ke asal toko pakaian dan banyak yang nolak, akhirnya saya fokuskan produk ini untuk toko busana Muslim kalangan menengah atas," jelas Cici.

Dengan membidik segmen pasar tertentu, pengusaha bisa lebih fokus untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Sebagaimana Labello, dengan membidik segmen kelas menengah atas, ia selalu berusaha menghadirkan busana Muslim dengan rancangan yang berbeda-beda dan berbahan sutera. Bahkan bisa jadi satu disain pakaian hanya dipakai untuk satu potong saja.

"Kadang orang kan ingin selalu tampil beda tidak ingin melihat pakaian yang itu-itu saja, bahkan tidak mau sama dengan punya orang lain," tukas Farah.

Untuk segmen menengah-atas persoalan harga memang tidak begitu berpengaruh. Pengusaha tidak usah repot-repot menekan ongkos agar harga jual menjadi lebih ringan. Justru yang terpenting, pengusaha harus memiliki sense of art untuk menyentil loyalitas pelanggan dengan disain-disain menarik dan selalu menawarkan material baru.

Kalau belum punya kemampuan dalam hal disain, sebaiknya menembak segmen menengah-bawah. Tapi pengusaha perlu memikirkan harga yang lebih kompetitif. "Seandainya harga sama dengan punya kompetitor, kita harus tetap memiliki kelebihan. Misalnya jahitan kita lebih kuat, bordiran tidak cepat brodol, atau lingkar kepalanya pas," ujar Cici.

Bicara soal keuntungan, untuk sebuah potong baju Muslim anak dibutuhkan modal Rp65 ribu. Nanti sampai ke tangan konsumen harga bandrolnya mencapai Rp160 ribu.

Bisa berjamaah
Ternyata untuk bisa sukses berbisnis busana Muslim tidak harus berkantong tebal. Cici misalnya, ia tidak pernah menyangka dari modal awal Rp1 juta bisa menghasil kan omset Rp2 miliar per bulannya. Kenapa bisa demikian? Ternyata Cici tidak kerja sendirian. la menjalin kerjasama dengan orang lain dalam hal produksi dan pemasaran produknya.

Dengan cara kerja seperti itu, ia tidak perlu punya toko pakaian atau pabrik konveksi untuk mengoperasikan bisnisnya. la menggunakan sistim keagenan untuk memasarkan produknya. "Rencananya tahun ini baru akan membuat toko Dannis Collection di beberapa kota," tukasnya.

Begitu pula dengan produksinya, ia tidak menangani sendiri semua kegiatan produksi. Untuk urusan jahit-menjahit ia serahkan kepada orang lain yang mau diaja kerjasama. Dari 1000 orang penjahit yang menopang usahanya, 75 orang di antaranya merupakan mitra kerja. Tugas Cici hanya menyiap kan disain, bahan pakaian dan memasang label merek.

Kerja dengan cara berjamaah ini, katanya, bisa meringankan beban pikiran dan biaya operasional. Dengan sistim kerja seperti ini ia bisa lebih fokus untuk melakuka inovasi produk dan pengembangan usaha. "Coba bayangkan kalau saya harus punya pabrik dan mengurusi pemasarannya pasti akan kena biaya over head segala," ungkap nya.

Read More......

Amanah busana muslim

Amanah busana muslim

Bekerja selama bertahun-tahun di perusahaan hingga mencapai posisi strategis ternyata tidak menjamin seseorang puas dengan kehidupannya.

Ada sebagian orang yang merasa jenuh berkarir di sebuah perusahaan setelah bertahun-tahun lamanya bekerja, hingga akhirnya memilih mengundurkan diri dan beralih profesi menjadi usahawan.

Berbekal keyakinan, kegigihan, dan kesabaran, usaha yang sudah dipilih dan dilakoninya dari bawah itu tidak kalah sukses dengan kesuksesan karier yang sudah ditinggalkan.

Hal inilah yang dibuktikan Nana Hasanah, mantan service manager sebuah bank asing yang setelah 20 tahun lamanya berkarier, namun memutuskan banting setir sebagai pengusaha busana muslim lukisan tangan.

Diakui ide berwirausaha di bidang busana muslim ini diperolehnya bak wahyu yang diterima kala dirinya menjalankan ibadah haji di Tanah Suci tiga tahun lalu.

Mengenakan mukena dan kerudung modifikasi hasil rancangannya sendiri, tanpa diduga Nana langsung kebanjiran order sesama jamaah haji yang menginginkan mukena dan kerudung yang dikenakannya.

Sejak saat itulah Nana akhirnya memutuskan beralih profesi sebagai pengusaha busana muslim. Kebetulan ibu dua anak ini telah memutuskan mengenakan kerudung menjelang keberangkatannya menunaikan ibadah haji pada 2004.

Tidak berarti perjalanan usaha Nana lancar sampai di situ. Lulusan akademi sekertaris ini mengaku tidak memiliki keterampilan khusus di bidang jahit menjahit baju.

Ditambah lagi Nana tidak siap dengan sumber daya penjahit yang akan mengerjakan semua pesanan yang terlanjur diterimanya.

"Akhirnya saya pakai tukang jahit langganan untuk mengerjakan pesanan saya, ditambah saya mulai cari-cari karyawan. Beruntung tiga bulan kemudian saya sudah dapat 14 karyawan," ujar perempuan kelahiran Pontianak 45 tahun yang lalu ini.

Banjirnya pesanan yang datang, dikarenakan koleksi busana muslim buatan Nana memang memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk lainnya.

Selain mengutamakan modifikasi bordir dengan bahan berkelas, busana muslim buatan Nana dihiasi dengan lukisan tangan bermotif bunga yang idenya langsung lahir dari idenya.

Bahan sifone atau sutra kualitas terbaik, dengan lukisan cantik yang menghiasinya, ditambah pengerjaan bordir yang halus dan cermat, membuat semua produk Dahayu Citra Busana ini banyak diminati pelanggan.

Sebut saja beberapa nama istri pejabat negara, top level di perusahaan-perusahaan, eksekutif, hingga pelanggan mancanegara menggemari semua produk buatan pengusaha tersebut, mulai dari mukena, kerudung, baju muslim, selendang, busana pesta, hingga busana penantin sekaligus maharnya.

Namun, jangan sekali-kali Nana diminta membuat busana gaun malam yang terbuka dan menonjolkan aurat, tentu akan langsung ditolaknya.

Sejak memutuskan untuk berwirausaha, dia memutuskan untuk tetap konsisten di jalur busana muslim.

"Sudah banyak pelanggan yang terpaksa saya tolak karena mereka memesan baju yang tidak sesuai dengan kaedah busana muslim," ujar pemilik workshop di kawasan Bintaro Jakarta Selatan ini.

Koleksi dan motif Nana semakin meriah, apalagi saat salah satu keponakan yang seorang desainer pernah bekerja kepada seorang perancang terkenal Indonesia melengkapi koleksinya.

Dari tangan sang keponakan itulah semua ide atas rancangannya dapat diterjemahkan secara pas dan memuaskan semua pelanggannya.

Apalagi tiap satu buah produksi busana muslim yang dihasilkan merupakan produk tunggal, alias tidak ada produk yang sama baik itu motif ataupun model yang diproduksi secara massal.

Tidak heran jika untuk satu buah busana muslim dipasarkan untuk kalangan terbatas dan berharga mahal.

Semua kelas

Namun, tidak berarti Nana hanya bermain di kelas atas, terbukti dia ingin mengembangkan usaha ke masyarakat kebanyakan yang memiliki selera dalam berbusana muslim.

"Saya pribadi ingin memasyarakatkan busana muslim, jangan sampai ada anggapan busana muslim itu kuno dan tidak trendi sehingga orang enggan mengenakan," ujar perempuan pernah turut serta dalam ajang Bali Fashion Week 2004.

Untuk menambah kapasitas produksi yang terbatas, Nana tengah melatih beberapa orang untuk melukis di atas kain dengan gaya dan motif khas berikut penambahan karyawan hingga 16 orang.

eski demikian tidak menutup kemungkinan Nana menerima pesanan model dan motif sesuai keinginan pelanggan, meski untuk menentukan model yang pas, banyak berkonsultasi dengan pelanggannya.

Pengenalan karakter pelanggan, kedekatan secara personal, kebutuhan pesanan, serta ide dan gagasan antara dirinya dengan pelanggan dianggap modal utama Nana menentukan garis rancangan dan motif yang sesuai.

Apalagi dia tidak melulu mengedepankan aksesori pada kain, namun kesesuaian antara pilihan busana dengan karakter pelanggannya.

Dan cara-cara inilah yang diakuinya menjadi modal kesuksesannya menjalankan bisnis ini yang diakuinya banyak memuaskan pelanggan hingga menyebarkan pengalaman mereka dari mulut ke mulut.

Ke depan Nana ingin mengembangan bisnis ini bukan semata-mata untuk kepentingan komersial semata. Usaha bisnis yang dianggapnya sebagai amanah ini diharapkan akan memberi manfaat bagi banyak orang.

"Kalau dulu [semasa bekerja] saya puas waktu gajian karena dapat banyak uang, kini kepuasan saya terletak pada kemampuan saya menyejahterakan karyawan saya," ujarnya sembari tersenyum. (wulandari@bisnis.co.id)

Th.D. Wulandari
Bisnis Indonesia

Read More......

Berawal dari Hobi Mendesain Baju

Wida Sadrahwati
Berawal dari Hobi Mendesain Baju

Membuat butik di rumah menjadi solusi jitu bagi Wida. Ia bisa berbisnis sekaligus mengasuh anak.

Gagal memenuhi keinginannya untuk menjadi mahasiswi Seni Rupa ITB (Institut Teknologi Bandung) tak membuat Wida Sadrahwati kecewa. Wanita yang kini berusia 35 tahun itu berpendapat, mencari ilmu tak harus melalui pendidikan formal, tapi bisa didapat dari tempat lain seperti pendidikan non-formal atau belajar sendiri (otodidak).

Gagal masuk ITB, Wida kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah bahasa. Namun, kegemarannya coret-coret di atas kanvas tetap ditekuni. Tak sekadar gemar, coretan Wida ternyata diapresiasi oleh banyak orang. Tak heran, teman-teman dan keluarganya kerap minta saran dari Wida seputar desain busana kantor, pesta atau pentas panggung.

Lulus dari Jurusan Sastra Perancis Sekolah Tingga Bahasa Asing (STBA) Bandung tahun 1995, Wida bekerja di beberapa perusahan di Bandung. Berulang kali, ia pindah kerja karena merasa belum menemukan tempat yang cocok dengan jiwanya. Namun ketika masih kerja kantoran, Wida kerap mencuri-curi jam kantor untuk menekuni hobi barunya yakni kursus menjahit dan menyulam. ''Kalau mendesain busana, sejak TK saya sudah bisa yaitu merancang baju untuk barby (boneka). Makanya, untuk melengkapinya, saya harus bisa menjahit sendiri,'' ungkap Wida.

Kurang dari sebulan les menjahit, Wida sudah bisa memamerkan karya-karyanya. Rancangan simple dan unik itu diperlihatkan kepada teman-temannya saat arisan bulanan. ''Lumayan, laris manis, malah teman-teman ketagihan pada pesan lagi. Mungkin, karena modelnya simple dan harga yang murah mulai dari Rp 45 ribu sampai Rp 200 ribu,'' kata anak kedua dari lima bersaudara ini.

Dari sinilah, Wida memantapkan diri menerjuni bisnis busana casual dan Muslimah. Promosi dari mulut ke mulut membuat bisnis makin berkembang. Tak hanya di Bandung, busana-busana hasil kreasi Wida juga mengisi toko busana di Mal Ambasador, Jakarta. ''Kalau sudah masuk mal, harganya bisa dua kali lipat,'' kata Wida.

Hampir dua tahun perempuan berkulit putih ini mengedarkan hasil jahitannya. Dia sadar bahwa anak semata wayangnya membutuhkan perhatian lebih. ''Ternyata sulit juga ya membagi waktu antara pekerjaan dengan mengasuh anak,'' tutur Wida. Nah, agar aktivitas bisnis dan mengasuh anak bisa berjalan beriringan, Wida ingin sekali membangun butik di rumah. Sebuah mobil pun dilego sebagai modal untuk membangun butik itu. ''Butik itu dibangun di garasi. Alhamdulillah, bertepatan ulang dengan tahun saya (14 September 2005) impian memiliki butik mungil terwujud. Kini sambil menjaga butik, saya juga bisa menemani anak belajar, menyuapi makan, dan antar jemput sekolah,'' papar Wida puas.

Istri dari B Djati Pamungkas ini memberi label butiknya, Tuniq (baju India). Hal ini sesuai dengan impiannya membuat busana ala India yang kaya dengan sulaman atau payet-payet. Sebagai pelengkap busana, Wida juga menyediakan sepatu, tas, dan ikat pinggang.

Beralih ke payet
Dari hari ke hari, pelanggan butik Tuniq terus bertambah. Mulai dari para mahasiswi, wanita karier, sampai ibu-ibu rumah tangga. Tak hanya membeli busana, banyak di antara mereka yang membawa bahan untuk dijahit menjadi kebaya atau busana pesta. Agar tampak lebih cantik, kebaya atau busana pesta mesti dilengkapi dengan payet dan mote. Nah, sejak itulah, Wida mulai serius menekuni dunia payet dan mote.

''Ternyata menyusun payet lebih unik dan menantang. Tidak saja membutuhkan ketelitian, tapi juga harus menjiwai agar busana tampak hidup dan ekslusif,'' tutur pengagum busana-busana berpayet karya Ane Avantie ini. Order memayet kebaya pengantin diterimanya dari penjahit-penjahit kelas butik di Bandung. Menghias satu kebaya dengan payet di bagian tangan dan bawah busana, Wida mendapat bayaran Rp 350 ribu. Namun, kalau datang ke butik, menurut Wida, harganya masih bisa nego tergantung dari bahan dan tingkat kesulitan mendesain payet. Untuk kebaya panjang full payet, perempuan berkaca mata ini memasang harga antara Rp 750 ribu sampai Rp 1,5 juta. ''Kalau harga di luar bisa lebih dari Rp 2 juta,'' katanya.

Wida mengaku, ada kepuasan tersendiri ketika melihat pengantin memakai kebaya berpayet hasil karyanya. Salah satu karyanya adalah kebaya seragam panitia pernikahan Tike 'Extravaganza'. Berkat ketrampilannya mempercantika busana dengan payet, Wida bisa mendapat keuntungan lebih dari Rp 3 juta setiap bulannya. Selain untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, penghasilan ini juga digunakan sebagai modal tambahan butik. Mobil yang dulu dijual pun kini sudah ada gantinya. n vie

Biodata :
Nama : Wida Sadrahwati
Tanggal Lahir : Bandung, 14 September 1971
Anak : Talitha R Afiyah
Suami : B Djati Pamungkas
Label : Tuniq Chic'n Simple
Alamat : Jl Panaitan 35 Bandung
Telepon : 022-4206493

Read More......

Semaraknya Bisnis Busana Muslim

Semaraknya Bisnis Busana Muslim

DI sebuah meja besar yang berisi pola dan lembaran kain, Jenny Rachman Wachjo tampak sibuk berdiskusi dengan seorang karyawannya. Kamis siang itu, aktris layar lebar yang beberapa kali meraih Oscar tersebut tengah mengawasi proses produksi baju muslimnya. Di ruang atas berukuran sekitar 15 x 10 meter itu, ada sebanyak 40-an karyawan sedang sibuk bekerja, ada yang tengah menjahit, yang lain memasang mote, sebagian memotong pola, dan sisanya tengah mengepas baju gamis panjang yang hampir selesai di sebuah boneka manekin.

MENJELANG datangnya hari raya Idul Fitri, kesibukan di bengkel kerja Jenny di kawasan Sawangan, Bogor, itu meningkat seiring meningkatnya kebutuhan orang akan busana muslim. Pada awal bulan Ramadan seperti saat ini, pesanan itu perlahan-lahan mulai meningkat dan jam kerja bengkel pun bisa bertambah panjang. Bila biasanya hanya dari pukul 08.00- 16.00, maka selama bulan Ramadan jam kerja bisa berakhir pada pukul 22.00. Jumlah pekerja yang biasanya 70 orang pun bertambah dengan merekrut para ibu dari sekitar bengkel yang bersebelahan dengan rumah tinggal Jenny.

Kesibukan yang sama juga bisa dirasakan di tempat Sessa di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Monika Jufry (28) yang kini melanjutkan usaha desain dan produksi busana muslim yang dirintis ibunya, Gusmi Jufry, menyebutkan bahwa untuk busana muslim puncak permintaan tertinggi sepanjang tahun terjadi pada saat menjelang Lebaran Idul Fitri. Hal ini bisa diduga karena untuk kebanyakan masyarakat Indonesia memang Idul Fitri dianggap hari kemenangan setelah sebulan berpuasa, sehingga pantas dirayakan, salah satunya dengan mengenakan busana yang khusus. Selain itu, berbagai acara silaturahmi dan keagamaan seperti shalat tarawih juga menyebabkan munculnya kebutuhan untuk mengenakan busana muslim.

Menurut Monika, berdasarkan pengalaman tahun lalu selama bulan Ramadan dan Idul Fitri, produksi Sessa meningkat satu setengah kali dibandingkan hari biasa. Selain dipasarkan melalui butik di Jalan Haji Muhi, Pondok Pinang, Sessa juga dipasarkan melalui delapan gerai di Pasaraya, Sarinah Thamrin, dan The Catwalk Kelapa Gading, Jakarta.

Monika menolak menyebut omzet penjualannya, tetapi dia menyebut angka penjualan mencapai 1.500 setel dan potong untuk busana dan 500-an buah untuk pelengkap seperti topi dan kerudung. Harga produk Sessa berkisar dari Rp 400.000 untuk satu setel baju muslimah hingga Rp 1,7 juta-an, sementara untuk pesanan khusus bisa mencapai Rp 3 juta. Bila dirata-ratakan yang terjual adalah busana berharga Rp 600.000-an, Anda bisa hitung sendiri omzet Sessa selama sebulan menjelang Idul Fitri.

DENGAN semakin banyaknya perempuan Indonesia yang memilih mengenakan busana muslim untuk keperluan sehari-hari, semakin semarak pula bisnis busana muslim. Pendatang baru dalam desain dan produksi busana muslim adalah Itang Yunasz yang memperkenalkan produk terbarunya bermerek "Itang Yunasz" yang merupakan label utama, bulan lalu dalam sebuah pergelaran di rumahnya di kawasan Kebayoran Lama.

Meskipun baru diperkenalkan, tetapi sambutan terhadap label ini menurut Itang sangat menggembirakan, bahkan di luar perkiraannya. "Yang mengejutkan terutama permintaan dari daerah-daerah. Dari Kalimantan, yaitu dari Samarinda dan Tarakan, lalu Sumatera dari Medan, Padang, dan Riau, sedangkan Jawa Timur dari Surabaya," tutur Itang. Permintaan itu bervariasi antara label "Itang Yunasz" dan label "Marakesh" yang merupakan label sekunder Itang. Untuk "Marakesh", Itang mematok harga rata-rata Rp 450.000 per setel, karena desain dan materi yang dipakai lebih sederhana dibandingkan dengan "Itang Yunasz".

Terutama untuk Samarinda, para ibu di sana menyerbu produk Itang seperti berbelanja kacang goreng. Dalam dua hari di Samarinda, sekitar 100 setel rancangan Itang habis diserbu para ibu yang sebagian datang dari Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara, yang berjarak sekitar 30 menit bermobil dari Samarinda. "Untuk harga, mereka kelihatannya tidak terlalu berhitung, sebab beberapa bahkan minta dibuatkan khusus," tutur Itang. Tingginya daya beli tersebut tampaknya berhubungan dengan otonomi daerah yang menjadikan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai salah satu kabupaten terkaya di Indonesia.

Itang menyebut bahwa tingginya permintaan kepada dia untuk juga membuat busana muslim menjadi penyebab mengapa dia menerjuni juga produksi busana muslim. "Saya juga didorong istri saya yang memakai baju muslim untuk membuatkan baju muslim yang tidak bikin pemakainya kelihatan tua. Juga ada permintaan dari beberapa orang yang meminta saya membuat baju muslimah," tutur Itang.

Jenny Rachman juga menyebut alasan potensi pasar sebagai salah satu alasan yang mendorong dia menerjuni bisnis yang dia mulai sejak tiga tahun lalu itu. "Saya enggak tertarik untuk ekspor, karena potensi pasar di sini besar sekali," tutur Jenny yang mengawasi sendiri usahanya ini karena tidak ingin gagal.

Sementara itu, Sessa yang lahir sejak tahun 1985, menurut catatan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) di mana Monika menjadi anggotanya, saat ini menjadi salah satu produk busana muslim yang terlaris dilihat dari penjualan di sejumlah gerai di beberapa toko serba ada. Selain menjual di gerai yang dikelola langsung oleh Monika, Sessa juga diminati oleh pembeli luar Jakarta yang membeli produk Sessa untuk dijual kembali. "Mereka itu pemilik butik, ada yang dari Padang, Pekanbaru, Makassar, Banjarmasin. Menjelang Lebaran, mereka ada yang sampai datang dua kali ke sini karena permintaan busana muslimah meningkat," tutur Monika.

Anne Rufaidah yang juga anggota APPMI menyebutkan bahwa menjelang Idul Fitri omzet penjualannya meningkat 2-5 kali lipat dibanding bulan-bulan sebelumnya. Sebulan sebelum datangnya bulan Puasa dan selama bulan Ramadan, produksi Anne menjadi 500 setel untuk keenam gerainya, dengan harga antara Rp 200.000-Rp 2 juta.

YANG tidak kalah bergairah menyambut datangnya Idul Fitri adalah para pedagang busana muslimah di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Gita Sobari, pemilik Erni Fashion di los G lantai dasar Pasar Tanah Abang, sudah mendapat pesanan dari berbagai daerah sejak tiga bulan sebelum Lebaran. Permintaan ini akan terus meningkat memasuki dua minggu sebelum Lebaran.

"Orang pesan jauh-jauh hari karena untuk dijual lagi. Kalau untuk dipakai sendiri biasanya mulai ramai dua minggu sebelum Lebaran," ujar Gita yang telah berjualan di Tanah Abang sejak enam tahun lalu.

Setiap tiga hari sekali Gita mengirim10 kodi busana muslim ke berbagai daerah, seperti Pontianak, Surabaya, dan Pekanbaru, dengan harga antara Rp 600.000 sampai Rp 1 juta per kodi. "Tergantung bahan dan ukuran yang diinginkan. Yang Rp 1 juta itu biasanya setelan, sedangkan yang Rp 600.000 itu blus panjang saja. Kalau hanya beli per helai, harganya Rp 50.000 sampai Rp 200.000," jelas Gita sambil menunjukkan busana muslim berbahan sutra. Busana muslim tersebut dibeli Gita dari pedagang grosir di Surabaya dan sebagian lainnya dia buat di bengkel kerjanya di Jakarta.

Meskipun permintaan semakin meningkat menjelang Lebaran, menurut Gita, jika dibandingkan dengan tahun lalu penjualan busana muslim di Tanah Abang menurun sekitar 20 persen setelah kebakaran besar di Tanah Abang bulan Februari lalu. Pasalnya, lokasi Tanah Abang setelah kebakaran tak lagi dirasa nyaman. "Sekarang kan lokasinya jadi lebih sempit dan banyak perbaikan. Jadi mungkin orang malas ke sini. Pokoknya lebih bagus tahun lalulah," keluh Gita.

Hal senada diungkapkan Ny Jaya yang membuka toko khusus busana muslim di lantai dasar. Meskipun pelanggan kesulitan mencari letak tokonya yang baru, tetapi pelanggan yang menelepon tidak berkurang. "Pesanan dari daerah kami terima lewat telepon dan langsung kami kirim. Itu karena sudah langganan. Kalau pembeli baru, pasti datang dulu dan lihat seperti apa busana muslimnya," jelas Ny Jaya yang memiliki pelanggan antara lain dari Makassar, Medan, dan Gorontalo. Setiap satu bulan sekali, biasanya pesanan mencapai 30 kodi dengan harga Rp 2 juta sampai Rp 3 juta.

Permintaan busana muslim semakin meningkat menjelang bulan Ramadan sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan bulan-bulan biasa. "Tetapi, setelah itu ya sudah biasa lagi. Adem-adem gitu," papar dia.

MESKIPUN busana muslimah memiliki aturan tertentu yang harus diikuti, yaitu garis-garis rancangannya tidak mengikuti bentuk tubuh serta tidak memperlihatkan bagian tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, tetapi bukan berarti busana muslimah tidak bisa mengikuti perkembangan mode. Begitu juga dengan busana muslim untuk laki-laki, walaupun umumnya berupa baju koko yang diberi bordir, tetapi ada variasi detail yang membuat busana ini berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Dengan kata lain, busana muslimah dan busana muslim di sini juga dirancang mengikuti perubahan arah mode.

"Permintaan yang datang ke saya adalah untuk membuatkan busana muslimah yang tidak berat dan tidak membuat pemakainya jadi tampak tua. Dan, busana muslimah dengan ikatan aturannya itu juga bisa dikembangkan mengikuti arah mode," tutur perancang busana senior Itang Yunasz.

Itang mencontohkan penggunaan kain sutra sifon yang diramalkan akan menjadi mode kembali, akan sangat cocok dengan busana muslim. "Biarpun harus memakai kain sifon dengan berlapis-lapis, tetapi jatuhnya akan tetap terlihat ringan," tutur Itang yang menggunakan warna seperti merah jambu muda, krem, putih, dan ungu, untuk koleksi "Itang Yunasz"-nya. Itang juga menggunakan hiasan berupa perca maupun payet serta teknik potong asimetri untuk busana muslimahnya.

"Perempuan Indonesia juga aktif berada di luar rumah, sehingga mereka butuh baju yang bisa mendukung aktivitas itu," papar Itang tentang pemilihan bahan sifon yang ringan dan tidak panas ketika dipakai.

Meskipun tidak memiliki pendidikan formal sebagai perancang busana, tetapi Jenny Rachman dengan menggunakan pengalamannya membuat sendiri rancangan busana muslimahnya yang terdiri dari dua label, yaitu JR Barokah untuk yang berharga Rp 100.000 sampai Rp 200.000 per potong serta merek JR Gallery muslim untuk yang berharga Rp 1 juta sampai dengan Rp 6 juta. Bila dia sedang sangat produktif, sehari bisa 15 rancangan dia hasilkan.

Sama seperti pengakuan Itang Yunasz, menurut Jenny tantangan yang dia hadapi adalah bagaimana menghilangkan kesan kampungan pada busana muslimah. "Tantangan untuk saya adalah bagaimana membuat busana muslimah yang mengikuti mode, tetapi tidak meninggalkan aturan," tutur Jenny.

Untuk menjawab tantangan itu, Jenny mencari inspirasinya dari karya perancang-perancang internasional. "Misalnya ketika gue melihat baju rancangannya Valentino, itu memancing gue untuk berkreasi," papar Jenny yang mengontrol sendiri semua kontrol kualitas produknya dan sementara ini tetap ingin berproduksi dalam skala usaha menengah bersama total seluruh karyawannya yang 70 orang itu.

Adapun Monika Jufry yang sarjana Manajemen Ekonomi dan selama 10 bulan belajar desain busana di Susan Budihardjo, itu memilih desain busana yang sederhana bergaris lurus dengan hiasan bordir minimal serta berbentuk abstrak. "Supaya ada variasi, dan ternyata pelanggan suka desain yang lebih sederhana," tuturnya.

Untuk Idul Fitri, Monika menawarkan busana dengan hiasan sulam kepala samek (kepala peniti) yang dibuat di Bukittinggi, Sumatera Barat. Sedangkan untuk baju koko, dia mempersiapkan kain tenun tangan dengan bahan sutra yang dicampur serat nanas sehingga tenunnya itu sudah membentuk motif. "Kami mencoba menawarkan sesuatu yang baru dan berbeda," tutur Monika.

Di Tanah Abang pun kesadaran akan desain sampai batas tertentu telah menjadi kesadaran para pedagang/ produsen. Menurut Gita, saat ini mode busana muslimah yang tengah disukai berbentuk kebaya, kain sari India, dan gamis (busana panjang seperti tunik untuk perempuan ). Soal mode busana muslim, kata Gita, setiap hari bisa berganti. Makanya setiap penjahit harus kreatif utak-atik sendiri dan melihat-lihat di majalah kira-kira model apa yang disukai dan laku terjual. "Meskipun modelnya mengikuti yang ada di majalah, tetapi dibuat lain di bordiran atau hiasan kecil di bajunya," tutur Gita menjelaskan kiatnya membuat produknya berbeda dari produk penjual lainnya di Tanah Abang. (LUK/EDN/ARN/NMP)

Read More......