Tuesday, January 22, 2008

Tak Henti Belajar

Nuniek Mawardi
Tak Henti Belajar

Selain tak mudah putus asa, ada kiat-kita tertentu agar bisnis terus berjalan. Terus belajar dan mengamati perkembangan yang ada juga menjadi kunci keberhasilan Sejak duduk di bangku SMP dan SMA minatnya terhadap dunia fashion begitu tinggi. ''Sejak awal saya memang senang mengamati busana, namun hanya sebatas itu,'' ujar Nuniek Mawardi mempunyai nama lengkap Siti Kusuma Nugraheni ini. Ia merasa mendapat kesempatan mengembangkan minatnya saat suaminya memintanya agar tak bekerja di luar rumah setelah menikah.

Wanita bergelar insinyur ini lantas mencoba untuk membuka usaha sendiri. Pilihan bisnisnya pun jatuh pada dunia fashion yang sejak muda digemarinya. Berkat keuletan dan kerja kerasnya, bisnis busana Muslim yang dikembangkannya kini telah meraih keberhasilan dan menjadi salah satu perancang busana Muslim nasional. Desainer yang lebih akrab disapa Nuniek ini mengaku kemampuannya merancang busana diperolehnya secara outodidak. ''Alhamdulillah, saya memiliki talent ini,'' tuturnya.

Modal tekad
Nuniek merintis bisnis busana ini dari nol. Sekitar 1991, ia merekrut tiga tukang jahit dan tukang bordir. ''Awalnya, saya merancang busana kerja untuk wanita,'' terang Nuniek. Namun, bisnis busana kerja tersebut tak terlalu menjanjikan. Apalagi, sambungnya, modal awal yang dimilikinya saat membuka bisnis tersebut hanyalah tekad besar.

''Awalnya, saya juga merasa takut. Jangan-jangan baju yang saya buat nggak ada yang suka,'' ungkapnya. Kendati belum merasa percaya diri sepenuhnya, Nuniek tetap merancang dan menjalankan bisnis busananya dengan serius. Hingga akhirnya pada 1993, ia mulai mengganti produk busana kerja menjadi busana Muslim. Niatnya berganti produk, karena saat itu busana Muslim masih sulit didapat. Upayanya untuk beralih ke bisnis busana muslim tak sia-sia. ''Alhamdulillah, busana Muslim yang saya buat ternyata banyak peminatnya,'' tuturnya. Produk busana Muslim yang dibuatnya diberi merek Nuniek Rosa.

Awalnya, busana Muslim yang dirancang Nuniek mulai dikenal dari mulut ke mulut. ''Terus terang, saya tidak pernah memasang iklan untuk mempromosikan busana yang saya rancang,'' katanya. Kini produk busana Muslimnya sudah tak asing lagi bagi masyarakat luar Pulau Jawa. Berbisnis busana muslim hingga akhirnya bisa dikenal banyak orang tentu saja tak mudah. Berbagai hambatan kerap menempanya. Salah satu kendala yang dihadapinya adalah keterampilan sumber saya manusia (SDM). ''Saya harus bisa mengatasinya dengan keuletan dan kesabaran untuk membimbing para pekerja agar dapat menghasilkan jahitan atau bordir yang sangat halus dan indah,'' papar Nuniek.

Krisis moneter yang sempat mengguncang pilar perekonomian Indonesia pada 1997 tak membuat usahanya surut. ''Alhamdullilah, usaha saya tak terlalu kena imbas krisis, mungkin karena usaha saya ini masih tergolong usaha kecil dan menengah (UKM),'' ujar Nuniek. Ia mengaku selalu mengembangkan rasa optimis dalam menjalankan bisnis yang digelutinya ini. Selain itu, bisnis ini dijalaninya dengan kerja keras, rasa cinta dan tentu saja disertai dengan doa.

Menurut Nuniek, dalam berbisnis garmen diperlukan kepintaran agar jangan sampai stok barang menumpuk terlalu banyak. ''Kalau sudah begitu, saya selalu menawarkan program diskon,'' katanya. Kini, Nuniek telah memiliki beberapa outlet untuk memasarkan produknya, yaitu di Surabaya, Jakarta, dan Bandung. Bahkan, sambungnya, pesanan yang datang padanya sudah mulai berdatangan dari luar Pulau Jawa.

Tak ketinggalan zaman
Sayangnya, Nuniek tak terang-terangan menyebut omzet produksinya secara berkala. ''Masih tak terlalu besarlah,'' tuturnya. Ia memiliki kiat tersendiri agar kualitas busana rancangannya tetap memuaskan para pelanggan. ''Saya selalu turun langsung melakukan quality control agar kualitas tetap terjaga,'' jelasnya. Selain itu, Nuniek pun selalu mendengar masukan dari para pelanggan terhadap produk busana Muslim yang dikelolanya sebagai bagian dari proses pembelajaran bisnisnya. Dan yang tak ketinggalan, ia selalu tanggap mengikuti perkembangan tren mode nasional, regional hingga dunia. ''Agar busana Muslim juga tak ketinggalan zaman,'' ujarnya.

Tak pelak, tiap menyusun rancangan, ia selalu mengawalinya dengan penyusunan konsep yang matang bak sebuah laporan ilmiah. Sehingga ada kalanya hasil desain busananya seperti proyek konstruksi yang dipenuhi penjelasan detail. Setiap tahun, Nuniek termasuk salah satu desainer yang diminta untuk memberi tren mode busana Muslim yang bakal berkembang di dalam negeri selama satu tahun mendatang. ''Dalam setahun, saya bisa tiga kali memberi arahan mode,'' katanya.

Berbisnis mode tak hanya menghasilkan uang dan keuntungan. Bagi Nuniek juga ada kepuasan batin yang dirasakannnya dalam menekuni dunia fashion. ''Dengan cara ini saya bisa membuat orang lain cantik sekaligus mengajak wanita untuk menggunakan busana Muslim,'' paparnya. Selain itu, ia pun mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Terlebih lagi, kepercayaan yang diperolehnya untuk memberi warna dunia mode Indonesia juga merupakan sebuah kepuasan yang tak ternilai. Ia mengaku bersyukur karena dalam menjalankan bisnis busana Muslim didukung penuh suami tercinta. ''Alhamdulillah, suami saya memberi dukungan baik moril maupun materiil,'' ungkapnya.

Melalui bisnis ini, Nuniek mengaku, bisa membantu keluarga. ''Dengan membuka usaha seperti ini, paling tidak saya tidak terlalu memberatkan suami,'' tutur istri pegawai negeri ini. Ia sangat mendukung para wanita yang ingin meringankan beban suami dengan memiliki bisnis atau usaha sendiri. ''Tentu saja, usaha itu perlu mendapat izin dan restu dari suami serta tak menelantarkan keluarga,'' imbuhnya. Nuniek memberi sebuah resep sukses bagi para wanita yang tengah atau ingin merintis bisnis busana seperti yang dilakukannya. ''Pokoknya, jangan pantang menyerah. Tiap kali jatuh, harus bangun lagi,'' katanya. Selain itu, sambungnya, teruslah belajar, berusaha, sabar dan tak lupa berdoa. ''Insya Allah sukses,'' tandas Nuniek.

Nama : Siti Kusumah Nugraheni
Tempat tanggal lahir : Bojonegoro, 1961
Pendidikan : Sarjana teknik industri dari Universitas Pasundan Bandung
Suami : Ir Mawardi
Anak : Aditya Mawardi
Astri Lestari
Bisnis : Busana Muslim
Merek produk : Nuniek Rosa
Alamat : Jl Griya Utara 22 Kompleks Griya Mas Terusan Pasteur Bandung
( hri )

No comments: