Thursday, January 24, 2008

Ruko untuk Penjahit Sekaligus ”Showroom” Busana

Konsultan : Hendriani Madewa S.D.Int., H.D.I.I.
Ruko untuk Penjahit Sekaligus ”Showroom” Busana

Yang terhormat Pengasuh Griya,

SAYA seorang ibu rumah tangga dengan suami seorang pengusaha di Kota Bandung, memiliki dua anak yang duduk di perguruan tinggi.

Sejak awal berumah tangga, untuk menambah pemasukan keluarga saya menerima jahitan dari teman-teman dekat saya. Lama-kelamaan langganan saya bertambah banyak dan rumah tempat tinggal sudah tidak memadai lagi untuk menerima langganan. Di samping itu, saya pun senang merancang pakaian, banyak yang cocok, dan beberapa rancangan saya banyak yang sudah dibeli oleh teman-teman.

Saat ini, karena suami sudah semakin sibuk dan anak-anak pun sudah jarang di rumah dan tidak terlalu banyak membutuhkan perhatian dari ibunya, saya bermaksud mengembangkan usaha saya lebih serius. Alhamdulillah, saat ini saya sudah berhasil membeli sebuah ruko di kawasan perumahan daerah Sukarno Hatta Bandung, dan sudah saya operasionalkan, hanya saya bingung mengatur ruangannya.

Pertanyaan saya, bagaimana mengatur lantai bawah dan atas ruko tersebut, sementara yang saya butuhkan adalah sebuah ruangan untuk menerima pelanggan jahitan? Di samping itu, saya pun ingin memiliki sebuah ruangan kecil sebagai ruang pamer dari pakaian rancangan saya sendiri. Sedangkan lantai atas ingin saya jadikan sebagai ruang untuk beristirahat sekaligus juga fasilitas menginap keluarga apabila sesekali keluarga ingin menginap. Perlu diketahui, rumah tinggal saya cukup jauh dari ruko yang saya miliki tersebut sehingga seluruh keluarga seringkali mampir ke tempat kerja saya tersebut sebelum pulang bersama-sama ke rumah.

Jadi, yang saya butuhkan adalah:

Lantai bawah, ruang tunggu tamu, ruang ukur/pas, ruang konsultasi, ruang jahit, ruang pamer, ruang istirahat pegawai, gudang, kamar mandi, dan dapur kecil.

Lantai atas, ruang keluarga, ruang makan, dapur, kamar mandi, dan dua buah ruang tidur.

Demikianlah kebutuhan saya, atas pengarahannya saya ucapkan terima kasih.

Endang Widyanti
Bandung

Yang terhormat Ibu Endang,

BAHAGIA rasanya membaca surat Ibu yang penuh semangat mengembangkan usaha sekaligus hobi setelah Ibu memasuki masa-masa "istirahat" mengurus keluarga. Rasanya tidak ada yang lebih besar nilainya dari kondisi yang Ibu miliki sekarang ini ya.

Nah Ibu, ruko yang Ibu miliki punya ukuran yang sangat ideal dan Ibu mendapat keleluasaan yang bisa dioptimalkan sesuai keinginan Ibu.

Hanya ada beberapa hal yang mungkin perlu dipertimbangkan demi keamanan dan kenyamanan Ibu bekerja dan berkarya seperti:

1. Pintu masuk.

Karena frekuensi lalu lintas cukup tinggi, baik lalu lintas manusia (karyawan dan tamu) maupun barang, pintu masuk sebaiknya dibuat sedikitnya dua buah. Satu untuk tamu/pelanggan satu lagi khusus untuk karyawan.

2. Karena ruang ruko ini pada awalnya adalah sebuah ruang terbuka (hanya kamar mandi yang tertutup), dinding-dinding pemisah dalam area kerja (lantai bawah) sebaiknya mempergunakan penyekat ruang berupa partisi atau lemari/rak. Jangan membuat dinding penuh sampai ke langit-langit agar ruang tidak terasa "sumpek".

Mari kita bahas bersama ruko tempat Ibu berkarya.

Lantai bawah

Pintu masuk kita buat dua dengan posisi yang simetris (kiri dan kanan). Untuk memudahkan operasionalnya, area bekerja karyawan ditempatkan di bagian kanan dan area menerima tamu ditempatkan di bagian kiri.

Di area kerja akan kita tempatkan ruang jahit, ruang istirahat karyawan, kamar mandi karyawan, dan gudang penyimpanan barang. Sementara di area penerima tamu akan terdapat area menerima tamu dengan satu perangkat sarana duduk (kursi dan meja tamu), area pamer busana, dan area konsultasi.

Area untuk pengukuran dan membuat pola dan potong berada di antara area kerja karyawan dengan area menerima tamu/pelanggan.

Mungkin bisa diperhatikan karena ibu sebagai konsultan yang juga harus menerima pelanggan (biasanya yang bersifat khusus/istimewa) di ruang pamer sekaligus juga harus mengukur, memonitor pembuatan pola, pemotongan, dan proses penjahitan maka area ibu bekerja harus benar-benar berada di "tengah-tengah" kedua kegiatan tadi.

Selain itu, karena lantai atas merupakan lantai hunian keluarga, jalan menuju ruang atas pun harus berada di dekat area Ibu bekerja.

Lantai atas

Sebagai tempat hunian yang sifatnya sementara (bukan hunian tetap yang dipergunakan seluruh keluarga setiap hari), penataannya pun harus disesuaikan. Lantai atas dibuat terbuka kecuali ruang-ruang tidur dan kamar mandi.

Akhir dari anak tangga di lantai atas merupakan area yang bisa dipergunakan untuk menerima tamu yang sifatnya agak resmi, tetapi tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk berbincang-bincang (biasanya menerima karyawan yang membutuhkan informasi atau menerima instruksi atau menanyakan sesuatu yang tidak memakan waktu terlalu lama).

Setelah area penerima tersebut, seluruh area merupakan area keluarga yang ditata sangat santai dan terbuka, ruang keluarga, ruang makan, dan dapur kecil berada di satu area tanpa dinding pemisah. Dengan demikian, seluruh keluarga akan menikmati kebersamaan di ruang tersebut dengan akrab dan penuh kehangatan.

Ruang hunian di lantai atas ini lebih bersifat sebagai rumah singgah keluarga yang dapat dipergunakan untuk melepaskan letih dan bertemu keluarga di tengah-tengah kesibukan seluruh anggota keluarga.

Ruang tidur dibuat dua buah, satu untuk anak-anak satu lagi untuk orang tua, tidak terlalu luas tetapi cukup untuk melepaskan letih setelah bekerja. Dalam keadaan darurat bisa juga dipergunakan untuk menginap keluarga dari luar kota ya Bu?

Ibu, kiranya cukup demikian saran kami. Mudah-mudahan berkenan bagi Ibu, keluarga, dan Ibu bisa lebih nyaman lagi dalam berkarya.

No comments: