Tuesday, January 22, 2008

Lebih suka Berbisnis Busana Muslim

Hj. Sri Tri Sugiarti, SE., MM
Lebih suka Berbisnis Busana Muslim

Selama 13 tahun saya bekerja
di instansi pendidikan, tepatnya di
Institut Pertanian Bogor. Saya bekerja
di bagian Keuangan. Karena pekerjaan yang
cukup padat, saat itu saya sering pulang
malam dan juga meninggalkan anak-anak
dalam waktu lama. Kemudian saya bertekad,
untuk keluar dari pekerjaan dan ingin berwirausaha sendiri.

Keinginan itu begitu kuatnya, sehingga saat kawan-kawan dan atasan di kantor melarangnya, rasanya tidak sanggup untuk mencegahnya. Saya ingin memiliki waktu yang bebas. Saat itu momentumnya pas, saat terjadi pergantian pimpinan di tempat kami bekerja. Saat benar-benar keluar dari pekerjaan, saya memang sempat bingung, apa yang akan saya lakukan?

Terprovokasi Seminar
Pada suatu hari di bulan Ramadha, saya mengikuti sebuah seminar dengan tema bisnis di bulan Ramadhan. Beragam pembicara ada di sana. Salah satu pemicara tersebut adalah orang yang sangat kompeten di dunia busana muslim anak-anak ternama asal Surabaya. Usaha beliau sudah besar dimana produknya sudah tersebar di seluruh Indonesia. Ternyata diakhir pembicaraannya beliau menawarkan siapa yang berminat untuk bergabung dan saya pun merespon tawaran tersebut.
Dalam waktu dua bulan saya menunggu respon dari beliau. Selama belum ada tanggapan itu saya berpikir untuk buka rental komputer. Cuma saya tidak bisa merekrut tenaga kerja lebih banyak kalau hanya rental komputer. Paling menthok hanya tiga orang saja yang bisa saya rekrut. Padahal dari awal niat saya ingin membuka usaha yang dapat merekrut banyak orang. Saya tertarik di dunia konveksi yang padat kerja.
Suatu hari ternyata saya mendapat jawaban dari Surabaya dan dia menyakinkan saya apakah benar-benar mau bergabung. Saya bilang yakin dan serius untuk bergabung meskipun saya tidak bisa menjahit. Jadi saya memulai usaha konveksi busana muslim ini benar-benar dari nol. Lalu suami saya bertanya, pilih yang mana, mau mencoba usaha rental komputer apa usaha busana muslim. Saya memutuskan mencoba bisnis busana muslim.

Persiapan Seadanya
Untuk memulai usaha ini saya segera menyiapkan tempat, mesin jahit, segala macam. Saya ingat saat itu bulan Pebruari 2006 saya mendapatkan order pertama kali tetapi cuma 80 pcs. Itupun harus membuat contoh dulu dan ketika dikirim ke Surabaya beliau kaget karena hasilnya cukup bagus.
Dalam hati saya mengucapkan syukur Alhamdulillah. Ternyata pilihan saya dengan penjahit ini cukup pas dan sesuai yang diharapkan. Saya mendapat penjahit yang bagus dan sejak itu kami menjadi sub mitra beliau untuk Jakarta. Bahkan tukang potongnya pun sangat piawai sehingga kain yang dikirim beliau dari Surabaya masih sisa, melebihi order yang diberikan.

Meski saya tidak bisa menjahit tetapi saya melakukan kontrol sendiri untuk produknya. Dari situlah saya bisa menghitung harga produksi untuk membuat baju. Lama-lama saya mempunyai tenaga penjahit harian sebanyak 4 orang, karyawan tetap 16 orang dan saya mempunyai 25 mesin jahit. Awalnya saya dibantu 10 penjahit saja bahkan untuk bordir sempat saya lakukan sendiri sampai saya sakit encok.
Karena saya mendapatkan order terus meningkat, maka saya merekrut lagi beberapa penjahit supaya lebih terbantu. Kemudian system kerjanya kita atur agar lebih cepat pengerjaannya. Jadi yang satu khusus jahit putus sambung lalu satunya khusus zigzag dan itu lebih cepat ketimbang sendiri-sendiri. Dengan demikian kualitas produk yang kita hasilkan bisa sama semua.
Order pekerjaan ini merupakam kemitraan, istilahnya kita ini manufacturing atau mitra produksi dari perusahaan fashion yang ada di Surabaya. Makanya mulai dari bahan baku dan desain mereka yang menentukan. Sehingga apabila ada order dari mereka maka kami harus menunggu bahan baku dan desain yang dikirimkan. Bahan bakunya pun khusus mereka sendiri yang memproduksi.
Saat saya memutuskan untuk membuat usaha ini, terus terang saya modalnya pas-pasan. Kalau saya hitung sekitar Rp600-an juta saya harus investasi di usaha ini. Modal yang terbesar kami pergunakan untuk membeli tempat usaha dan mesin-mesin.
Membeli tempat usaha pun sebenarnya karena kebetulan juga. Saat itu saya sudah berkeliling ke sana kemari untuk mencari tempat usaha yang dapat memuat meja potong kain yang cukup panjang dan lebar. Tidak ketemu-ketemu, akhirnya dengan Bismilah saya membeli tempat yang luas sekalian.

Bisnis Mulai Bergulir
Semula usaha ini benar-benar tidak ada dalam rencana saya. Saya hanya ingin berwirausaha dengan waktu yang cukup luang untuk keluarga. Ternyata usaha yang saya dirikan kini tumbuh. Alhamdulillah.
Kapasitas produksi kami sudah mencapai 2000 potong pakaian dalam sebulan karena order yang datang rata-rata 2000 potong pakaian muslim anak-anak perempuan setiap bulannya. Sebenarnya saya bermitra dengan beliau itu belajar. Makanya sambil belajar saya juga mengembangkan usaha ini dengan membuat pakaian muslim anak-anak ABG. Saya tertarik membuat desain untuk anak-anak ABG karena marketnya masih terbuka lebar. Belum banyak pemain yang masuk ke market busana muslim anak ABG. Jadi modal saya ini modal berani dan belajar dengan orang-orang yang telah sukses lebih dulu.
Saat ini saya mencoba membuat produk sendiri dengan merek yang dibuat sendiri.
Makanya sekarang saya harus bisa membagi antara membuat produk pesanan mitra usaha dengan produk sendiri. Jadi kalau ada waktu jeda seminggu saya bisa menggunakan itu untuk membuat produk saya sendiri.
Ke depan supaya tidak kerepotan saya akan membagi penjahitnya. Dengan demikian dua-duanya bisa jalan sehingga brand saya sendiri juga bisa eksis. Disini saya punya dua brand yaitu Dromadery untuk baju muslim ABG dan Kaaffah untuk mukena, sajadah, jilbab dan asesoris.
Kebetulan produk saya sendiri sudah masuk ke Malaysia. Kami mendapatkan order dari Malaysia melalui pameran yang kami ikuti disana. Ternyata respon buyer Malaysia cukup bagus terhadap produk saya. Bahkan setiap 3 bulan sekali mereka datang kesini untuk belanja dan rata-rata sekitar 500 baju muslim ABG serta anak-anak. Jadi untuk brand saya sendiri fokusnya ke ABG karena baju muslim anak-anak ini sudah banyak sekali pemainnya apalagi yang masuk ke Tanah Abang. Saya lihat pasar ABG ini masih sedikit pemainnya sementara untuk pasar dewasa saya masih belum berani karena sudah banyak pula pesaingnya.
Selain masuk di Malaysia produk saya sudah masuk ke toko-toko di PGC, Bogor dan rencananya akan kita pasarkan melalui website.
Sebenarnya kami sudah mempunyai website cuma belum ada tenaga khusus yang mengupdate setiap hari. Karena usaha saya makin besar, lama kelamaan volume usahanya juga makin banyak. Beruntung suami mau membantu, meskipun ia juga memiliki kesibukan lain di tempat mereka bekerja.
Beberapa hari yang lalu cukup banyak dari pelanggan yang memesan busana muslim ABG untuk persiapan lebaran. Saya katakan, saya sudah tidak sanggu untuk memenuhi pesanan yang begitu banyak. Kami menawarkan stok yang ada saja. Mereka setuju karena harganya memang tidak mahal. Hanya Rp40ribuan perpotong, harga yang cukup terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Kedepan, saya ingin memasarkan produk saya lebih luas. Saya ingin memiliki toko sendiri di Pasar Tanah Abang. Cuma harganya memang sangat mahal sehingga belum terjangkau bagi kami yang baru mulai berbisnis.
Makanya saya buka toko-toko kecil-kecilan saja

No comments: