Monday, November 05, 2007

Menatap Realitas di Trotoar Jalan Thamrin

gerak jalan
Menatap Realitas di Trotoar Jalan Thamrin

Minggu (4/11) pukul 07.30, Jalan Thamrin menuju Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, menghijau. Sekitar 5.000 orang berpakaian hijau memenuhi jalan yang untuk beberapa saat ditutup untuk kendaraan umum.

Teduhnya jalan yang dipayungi pohon-pohon tinggi menambah kenyamanan kegiatan gerak jalan untuk puncak peringatan Hari Osteoporosis Nasional. Di antara ribuan peserta gerak jalan yang umumnya perempuan, ikut serta Ibu Negara Ny Ani Bambang Yudhoyono. Ny Ani berjalan didampingi Ny Mufidah Kalla dan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.

Rute yang ditempuh adalah Lapangan Monas-Bundaran Hotel Indonesia-Lapangan Monas dengan total 10.000 langkah.

Melangkah 10.000 kali sehari merupakan cara sederhana untuk pencegahan osteoporosis (kekeroposan tulang). Jalan kaki merupakan aktivitas fisik yang baik, benar, dan terukur untuk mencegah kekeroposan tulang.

Keceriaan terpancar dari wajah-wajah peserta, begitu juga Ani, Mufidah, dan Siti. Tangan mereka melambai jika ada yang memanggil dari tepi jalan.

Setelah 2.500 langkah dilakukan, kelelahan mulai tampak. Petugas mengarahkan Ani, Mufidah, dan Siti ke halaman Hotel Sari Pan Pasific. Sedan hitam RI 30 telah menunggu penumpangnya yang sudah melepas topi untuk berkipas-kipas. Namun, Ani dan Mufida menolak istirahat karena masih kuat.

Dari jalan raya, ketiganya terus melangkah menyusuri trotoar. Para petugas yang mengira Ibu Negara mengakhiri langkahnya setelah 2.500 langkah, terlihat kerepotan. Namun, karena ketidaksengajaan itulah, Ibu Negara dan wakilnya bisa menatap realitas telanjang.

Di trotoar, Ibu Negara melihat pengasong yang berjuang mencari hidup di Jakarta yang baru bangun dari tidur. Pakaian pengasong kumal dan matanya merah seperti kurang tidur.

Di halte, Ibu Negara melihat para pekerja malam yang akan pulang menunggu angkutan umum. Rambut mereka kusut dan konsentrasi buyar. Saat diminta berdiri karena Ibu Negara mau lewat, mereka kebingungan tak bereaksi. Ibu Negara tetap tersenyum dan menyapa mereka. Saat disapa, mereka baru celingukan tersadar dan berdiri menyalami.

Di bawah jembatan transjakarta di pusat perbelanjaan Sarinah, tidur dengan nyenyak lelaki setengah baya yang kumal dengan plastik bungkusan di sisinya. Petugas kepayahan dan gagal membangunkannya saat Ibu Negara lewat.

Selepas Sarinah, Ibu Negara, diikuti Mufidah dan Siti, mengakhiri langkahnya. Di pedomater Ibu Negara (alat ukur langkah) tercatat 3.735 langkah. "10.000 langkahnya nanti kalau bareng Pak SBY," ujarnya.

Dengan 10.000 langkah dengan Presiden Yudhoyono, realitas hidup rakyat akan lebih banyak dijumpai dan ditatap. Karena bersama Kepala Negara, tatapan itu akan mendasari kebijakan yang makin nyata prorakyat. (Wisnu NUgroho)