Showing posts with label financial. Show all posts
Showing posts with label financial. Show all posts

Sunday, January 13, 2008

'Pekerja Kecil Bisa Ikut Dana Pensiun'

'Pekerja Kecil Bisa Ikut Dana Pensiun'

Mempersiapkan diri agar tidak sengsara di hari tua ternyata bukan prioritas utama sebagian besar orang Indonesia. Padahal hidup setelah masa kerja habis bukan berarti menjadi lebih mudah. Ketua Bidang Investasi Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), Djoni Rolindrawan, memaparkan kepada Republika soal wajah dana pensiun di negeri ini.

Kenapa dana pensiun harus dimiliki?
Jawabannya sederhana. Supaya tidak menyusahkan anak. Supaya keperluan harian yang berkesinambungan terpenuhi.

Bagaimana kondisi dana pensiun di Indonesia?
ADPI merupakan wadah dana pensiun pemberi kerja. Tenaga kerja yang menjadi peserta dana pensiun pemberi kerja di Indonesia berjumlah kurang dari dua juta orang. Padahal jumlah angkatan kerja adalah 40 juta orang. Itu Belum termasuk PNS dan ABRI.

Dana pensiun pemberi kerja adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan. Program pensiun ini memberi manfaat pasti bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan peserta. Termasuk menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.

Apakah kondisi serupa terjadi di negara tetangga kita?
Negara maju dan besar seperti AS atau Jerman mewajibkan semua angkatan kerjanya untuk menjadi peserta program dana pensiun. Di Indonesia tidak ada kewajiban itu. Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia boleh dikatakan melindungi warga negaranya dengan dana pensiun lebih baik dari Indonesia. Di sana jumlah dana pensiun (dana yang dikelola, red) lebih besar dari produk domestik bruto (PDB) negaranya. Sedang di Indonesia jumlah masih kecil. Jauh di bawah PDB.

Apa yang harus dilakukan bila tempat kerja tidak menyertakan program pensiun bagi karyawannya?
Harus ada insiatif sendiri untuk memiliki program persiapan pensiun. Kalau tempat kerja tidak memberikan fasilitas dana pensiun pemberi kerja, maka karyawan bisa ikut dana pensiun lembaga kerja yang dibuat bank atau perusahaan asuransi jiwa. Program ini bisa diikuti oleh pekerja dengan pendapatan menengah ke bawah. Umumnya iuran dana pensiun lembaga kerja tidak memberatkan. (Contohnya DPLK bank BNI yang menyaratkan premi hanya Rp 25 ribu per bulan, red). Sementara pekerja dengan penghasilan menengah ke atas bisa menginvestasikan uangnya sesuai selera risiko.

Kalau begitu sejak kapan sebaiknya menjadi peserta program dana pensiun?
Pekerja negara maju memulainya sejak memiliki pekerjaan. Prinsip itu sebaiknya diikuti. Semakin muda usia peserta program dana pensiun maka semakin besar manfaat yang bisa diraih. Sebaliknya menjadi peserta program ketika usia mendekati masa pensiun manfaatnya pun lebih kecil. Hasilnya kurang signifikan.

(ind )

Read More......

Hari Gini, Menabung Buat Pensiun?

Hari Gini, Menabung Buat Pensiun?

Bagi pegawai berpenghasilan pas-pasan, mempersiapkan masa pensiun memang gampang-gampang susah. Yang penting niat dulu.

Ingin tetap sumringah di masa pensiun? Siapkan duit cukup. Paling sedikit, kata konsultan perencana keuangan, Mike Rini Sutikno,''Jumlahnya tujuh puluh persen biaya hidup sehari-hari di kala belum pensiun''.

Angka 70 persen memang bukan hitung-hitungan ideal. Patokan sesungguhnya, Mike mengakui, adalah living cost pada saat ini. Jika biasa hidup dengan Rp 1 juta per bulan, maka saat pensiun pun harus Rp 1 juta per bulan. Ini berarti dana yang mesti kita sisihkan di masa produktif harus cukup untuk menutupi kebutuhan di masa pensiun kelak.

Teori tinggal teori. Bagi yang berpenghasilan pas-pasan, menabung untuk masa pensiun terbilang sangat sulit. Tetapi, menurut Mike Rini,''Itu bukannya tidak mungkin.'' Lantas, bagaimana supaya mungkin?

Syarat pertama adalah keyakinan. Terdengar klise memang. Tapi, kata Mike, ini adalah syarat mutlak. Perlu ditanamkan dalam otak bahwa menyisihkan uang untuk masa pensiun bisa dan mungkin dilakukan. Percaya atau tidak,''Kalau berpikir uangnya tidak cukup, semua juga berpikir seperti itu. Bahkan yang berpenghasilan besar sekalipun!'' ia menegaskan.

Ingat, dana pensiun -- seperti juga dana pendidikan anak -- wajib ain hukumnya. Apa pun alasannya. Wajar jika orang kemudian bertanya : bagaimana kalau gaji cukup buat makan doang? Mike mengingatkan gaji bukanlah pendapatan. Agar punya persiapan pensiun, kata dia, perlu dicari sumber-sumber pendapatan lain alias usaha sampingan di luar gaji. Sejak jauh-jauh hari.

Bagaimana kalau tidak ada modal untuk membuka usaha? Lagi-lagi Mike mengingatkan bahwa modal tidak selamanya harus berarti duit. ''Ketrampilan juga modal. Misalnya ketrampilan menyulam,'' kata dia. Lewat modal intangible ini kita bisa menjual jasa, alih-alih menunggu duit berlebih untuk membuka usaha bermodal yang menjual produk. Jangan keliru, kata Mike lagi,''Network atau relasi-relasi juga adalah modal.''

Dengan memanfaatkan network yang kita miliki, menurut Mike, bukannya tidak mungkin kita memperoleh rezeki harimau alias duit besar untuk modal usaha. ''Jadi makelar rumah atau tanah, misalnya,'' kata dia. Seperti kata pepatah 'jika ada kemauan pasti ada jalan'.

(ind/imy )

Read More......

Tentang Memilih Tambang Uang

Tentang Memilih Tambang Uang

Jangan simpan seluruh telurmu di satu keranjang. Inilah rumus yang diyakini para manajer investasi. Siasat itu pula yang siap dilakoni Catur Surono (36 tahun). Usai membiakkan dana di asuransi, Catur mengambil ancang-ancang berekspansi ke reksa dana. Lebih jauh ia juga berencana membeli rumah untuk dikontrakkan.

Filosofi Catur sederhana saja soal perlunya menyiapkan dana pensiun. ''Saya tidak ingin menyulitkan anak-anak di kala saya sudah uzur,''tutur manajer teknologi informasi Bank of America, Jakarta, itu.

Ada pelbagai bentuk investasi dana pensiun. Seluruhnya tak luput dari kekurangan dan kelebihan. Namun, menurut Mike Rini, yang pantas dipertimbangkan adalah yang kompetitif. Ciri-cirinya minimal memberikan imbal hasil di atas inflasi, dapat memberikan pendapatan tetap, atau nilainya bertambah dari jumlah awal yang dimiliki.

Properti
Nilai pasar produk properti -- rumah, apartemen, atau tanah -- tak pernah turun, bahkan terus merangkak naik. Ini investasi yang bagus, kata Mike Rini. ''Tetapi untuk jangka panjang,''. Keliru jika ingin memutar duit hanya untuk 1-2 tahun di properti. Dalam rentang waktu tersebut, nilai properti masih digelisang-gelisut kondisi makro ekonomi. ''Sebaiknya 5 hingga 10 tahun,'' papar Mike. Titik lemah investasi di properti adalah : ia tidak likuid. Tapi, properti bisa memberikan pendapatan tetap saban bulan atau tahun -- jika disewakan.

Emas
Ini instrumen investasi paling tahan banting. Dalam kondisi ekonomi apa pun harga emas tetap beringsut ke atas. Pertumbuhan nilainya selalu berada di atas inflasi. ''Sekitar 15 hingga 20 persen per tahun,'' kata Mike.
Jenis emas yang lebih kompetitif adalah emas koin atau batangan dibanding perhiasan. Alasannya nilai investasi emas batangan atau koin tidak tergerus biaya pembuatan, seperti perhiasan.
Meski nilainya terus bertambah, ada satu kelemahan mendasar emas: ia tak bisa memberikan pendapatan tetap. Tidak seperti properti, emas tak bisa disewakan. Emas juga rentan kecolongan. Investasi bisa bablas seketika.

Reksa Dana
Nilai pertumbuhannya terhitung gurih. Tetapi Mike menyarankan tidak membeli satu jenis reksa dana atau satu perusahaan manajemen investasi. Reksa dana merupakan tipe investasi yang bersifat kolektif. Jika terjadi rush maka nilai reksa dana yang dimiliki pasti turun kendati underlying aset reksa dana tidak goncang.
Untuk mengurangi risiko, diperlukan diversifikasi reksa dana. Ketika nilai reksa dana saham jatuh maka reksa dana bentuk lain seperti campuran atau pendapatan tetap bisa menopang kerugian di saham.

Buka Usaha
Sebaiknya investasi jenis ini dikerjakan jauh-jauh hari sebelum pensiun. ''Jangan begitu nganggur baru buka usaha,'' ucapnya. Ini investasi jangka panjang, bukan bisnis 6 bulan atau 1 tahun. Hit and run. Kondisi 'berdarah-darah' akan dialami selama 2 tahun pertama. Setelah itu, barulah balik modal. Lantaran sektor ril,''Risikonya lumayan tinggi. Tapi peluang untungnya juga tinggi.''
Disarankan agar para pensiunan memahami terlebih dahulu, kalau bisa A hingga Z, bisnis yang akan ditekuninya. Jika ingin instan? Lebih aman terjun di bisnis waralaba (franchise) yang sudah terbukti. Itu pun masih tetap perlu proses belajar.


Selamatkan Uang Anda. Sekarang Juga!

Kata kunci dalam memilih ragam investasi yang tepat adalah mengetahui batasan waktu atau time horizon pensiun. Mereka yang belum berencana pensiun dalam waktu dekat bisa memilih investasi yang berisiko tinggi tapi sanggup memberi imbal yang besar. Misalnya reksa dana saham. Bisa juga melakukannya dengan membeli properti atau obligasi semacam ORI (obligasi ritel indonesia). Sedangkan mereka yang berencana pensiun sebentar lagi sebaiknya menginvestasikan uangnya dalam metode konvensional yang risikonya tinggi.

Supaya tidak kehilangan investasi karena faktor risiko, Mike mengatakan beberapa tahun sebelum masa pensiun tiba sebaiknya uang yang diinvestasikan dipindahkan ke dalam bentuk yang rendah risikonya. ''Lima tahun jelang pensiun reksa dana saham sebaiknya dialihkan ke investasi lain seperti tabungan atau reksa dana pendapatan tetap,'' ujarnya.

Investasi properti yang awalnya dibeli sebagai tabungan pensiun diusahakan dijual sebelum waktu pensiun tiba. Misalnya dua tahun sebelum pensiun. Intinya adalah memastikan bahwa uang pensiun yang telah susah payah dikumpulkan tidak raib ketika masanya tiba.

Read More......