Sunday, June 29, 2008

Alokasi Aset Investasi

Adler Haymans Manurung Praktisi Keuangan

Selalu menjadi pertanyaan setiap investor bagaimana mengalokasikan dana (aset) yang dimiliki untuk investasi?

Sering pertanyaan ini belum terjawab walau sudah membaca buku dan mendapat pelatihan dari ahli. Bahkan, pengertian alokasi aset belum dipahami dan ada pertanyaan perlukah alokasi aset dan tujuannya apa?

Bresnan dan Gelb (1999) mendefinisikan alokasi aset sebagai membagi aset yang dimiliki ke berbagai instrumen investasi. Misalnya, tersedia dana Rp 200 juta, berapa yang diinvestasikan ke saham, deposito, Obligasi Ritel Indonesia (ORI), dan dalam bentuk kas? Alokasi aset sangat penting karena berpengaruh pada hasil yang ingin dicapai.

Sebuah jurnal ilmiah menyebutkan, hasil penelitian di Amerika Serikat, 91% tingkat pengembalian dikarenakan alokasi yang tepat. Adapun pemilihan instrumen yang tepat berkontribusi 5%, market timing kontribusinya 2%, dan sisanya faktor lain atau bahasa lainnya keberuntungan.

Dalam menentukan alokasi aset, diperlukan tujuan investasi, yaitu besaran tingkat pengembalian yang diinginkan dan risiko yang dapat ditolerir investor.

Mengenai kontribusi alokasi aset dapat dijelaskan, andaikan investor ingin hasil investasi sekitar 10% per tahun dengan risiko cukup kecil. Apabila di pasar tidak ada investasi dengan hasil sebesar itu, berarti investor terlalu tinggi menetapkan pengembalian.

Tingkat pengembalian harus diturunkan agar mendapat instrumen investasi yang memenuhi keinginan, misalnya menjadi 9%. Andaikan ada lima instrumen investasi yang dapat memberi tingkat pengembalian 9%. Jika investor melakukan alokasi aset pada lima instrumen itu secara merata, maka tingkat pengembalian 9% akan terpenuhi. Namun, tingkat pengembalian 9% tidak terpenuhi bila investor melakukan alokasi aset hanya 90% dari dana yang dimiliki.

Contoh di atas mengindikasikan, investor harus sangat pintar dalam alokasi aset agar tingkat pengembalian tercapai. Bila investor memilih dua dari tiga instrumen tersebut, tindakan ini disebut pemilihan instrumen investasi. Jika instrumen investasi dijual pada harga tinggi dan dibeli kembali pada harga rendah sesuai pasar yang terjadi dikenal sebagai market timing.

Alokasi aset bertujuan untuk penyebaran (diversifikasi) risiko. Berarti investor akan mengalami risiko lebih kecil daripada bila berinvestasi pada satu instrumen investasi. Bila investor berinvestasi pada lima instrumen, risiko akan lebih kecil dibandingkan dengan pada empat, tiga, dua, atau satu instrumen investasi.

Bila satu instrumen investasi tidak bisa menghasilkan seperti harapan, masih ada empat instrumen lain yang memberi hasil sesuai harapan. Karena itu, setiap investor perlu melakukan alokasi aset supaya terjadi diversifikasi risiko sehingga investor aman dalam berinvestasi.

Dua kelompok

Dalam mengalokasikan aset untuk pribadi, investor harus memahami risiko yang dapat ditolerir. Biasanya investor akan menolerir risiko yang tinggi bila investor masih muda usia, sedangkan investor yang berumur lebih tua biasanya tidak bisa menolerir risiko yang tinggi.

Investor yang sudah berumur tidak ingin hilang uangnya karena dalam posisi pensiun dan ingin hidup dari hasil dana yang dia miliki. Dana yang dimiliki tersebut dikumpulkan dari saat muda sehingga sangat disayangkan bila ada yang hilang saat pensiun. Pada masa pensiun, dibutuhkan dana yang cukup untuk membiayai hidup karena tak lagi bekerja.

Investasi finansial dapat dimasukkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu investasi pada instrumen berpendapatan tetap seperti kas, tabungan, deposito dan obligasi, serta instrumen spekulasi, seperti saham dan opsi serta alternatif investasi. Biasanya, alokasi aset untuk spekulasi semakin kecil bila umur semakin menua atau mendekati pensiun.

Alokasi aset untuk perorangan dengan dua instrumen investasi menggunakan rumusan 100 - umur + 15% untuk aset spekulasi bagi mereka yang berumur sebelum 50 tahun. Seseorang yang berumur 20 tahun akan melakukan investasi aset spekulasi 95% dan sisanya pada instrumen berpendapatan tetap sebesar 5%.

Besarnya aset spekulasi dikarenakan pada umur 20 tahun masih bisa menerima risiko tinggi dan akan memperoleh hasil tinggi dalam periode jangka panjang. Bila seseorang berumur 35 tahun, aset alokasinya 80% pada aset spekulasi dan 20% pada instrumen berpendapatan tetap.

Selanjutnya, pada orang berumur mulai dari 50 tahun akan menggunakan rumusan 100 - umur - 25. Angka 25 menunjukkan seseorang pada kelompok umur 50 tahun dan sesudahnya tidak menginginkan risiko besar. Bila seseorang berumur 50 tahun, maka alokasi aset investasi pada aset spekulasi sebesar 25% dan sisanya sebesar 75% instrumen berpendapatan tetap. Jika umur seseorang 60 tahun, maka alokasi asetnya 15% pada aset spekulasi dan 85% instrumen berpendapatan tetap.

Rumusan tersebut memperlihatkan, semakin berumur seseorang, semakin tinggi investasi pada instrumen berpendapatan tetap dikarenakan semakin besar pengeluarannya. Informasi ini cukup membantu investor sehingga dapat digunakan. Selamat berinvestasi.

No comments: