Friday, October 05, 2007

Satu Fase Doni Telah Terlewati

Satu Fase Doni Telah Terlewati

Satu fase telah terlewati dalam perjalanan karier Doni Tata Pradita. Pembalap berusia 17 tahun ini baru saja merampungkan keikutsertaannya pada lima dari enam seri kelas GP 250 kejuaraan nasional balap motor di Jepang, All Japan Road Race Championship. Namun, perjalanan panjang Doni masih jauh dari selesai.

Doni adalah bagian dari segelintir anomali di jagat balap Tanah Air. Ia bukan pembalap dari keluarga kaya raya, seperti kebanyakan pembalap—terutama mobil—di Indonesia.

Pada akhir dekade 1990-an, Doni bukan siap-siapa. Ia hanya putra pertama dari keluarga sederhana yang menetap di Mlati, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ayahnya, Kiswadi, gemar balap motor dan mengutak-atik sepeda motor. Seperti halnya jutaan penggemar motor kelas bawah di Indonesia, motor yang diutak-atik Kiswadi bukan motor sport yang dimiliki kaum berpangkat dan kaya raya, melainkan motor bebek, yang sebutan kerennya underbone.

Sebuah keanehan jika kegemaran ayah tak menular pada anaknya. Demikianlah yang terjadi pada Doni. Ia ketularan menggemari balap motor. Ia mengikuti jejak ayahnya menjadi pembalap sirkuit pasar senggol.

Terminologi pasar senggol berperan penting dalam pembahasan balap motor di Indonesia. Istilah ini merujuk pada lomba di sirkuit yang tidak permanen.

Lintasan lomba sirkuit pasar senggol hanya dibatasi tumpukan karung pasir. Bukan hal aneh kalau didapati perbedaan antara lintasan pada saat latihan Jumat dan pada saat lomba Minggu gara-gara karung pasir bergeser.

Naik motor bebek bertiga (Kiswadi, istrinya, dan Doni) dari Sleman menuju Semarang yang waktu tempuhnya sekitar 2 jam pernah mereka lakoni. Melewati jalan raya yang kerap dilalui truk trailer itu, hanya satu tujuan mereka, yakni mengikuti balap motor pasar senggol.

Namun, itu adalah masa lalu Doni. Ia kini telah dipilih Yamaha Indonesia untuk mendapat "beasiswa" jangka panjang menjadi pembalap motor dunia.

Doni, juara Asia kelas 115 cc underbone tahun 2005, mencicipi World GP pertama kali pada September 2005 di Malaysia. Mendapat wild card di kelas 125 cc, ia menempati urutan ke-31 dari 31 pembalap yang finis.

Ia bisa memenuhi target: finis dan tidak di-overlap. Lomba awalnya diikuti 36 pembalap. Lima pembalap rontok di lap pertama gara-gara kecelakaan. Doni nyaris gagal finis karena kecelakaan berlangsung di depannya.

Pada tahun 2006, Doni kembali mengikuti World GP atau Kejuaraan Balap Motor Dunia kelas 125 cc di Malaysia. Ia finis ke-26 dari 26 pembalap yang finis. Peserta tercatat 36 orang. Sembilan orang di antaranya gagal finis, sedangkan satu pembalap tidak start.

Pada tahun 2006, Doni juga sempat mengikuti dua seri All Japan Road Race Championship 125 cc. Ia finis di luar 20 besar. Setelah berlaga di Malaysia 2006, Doni beralih ke motor 250 cc. Dengan motor 125 cc milik Yamaha, Doni sulit berkembang karena Yamaha sudah lama tidak mengeluarkan generasi baru motor 125 cc. Artinya, dari sisi motor, Doni sudah kesulitan bersaing dengan pembalap lain.

Tahun ini, Doni mengikuti lima dari enam seri kelas 250 cc All Japan Road Race Championship. Ia memperlihatkan kurva pembelajaran positif. Pada seri pertama di Motegi, Doni menempati posisi start ke-17 dan finis ke-12.

Pada seri berikutnya di Tsukuba, Doni menempati posisi start ke-15 dan menutup lomba di tempat ke-10. Seri keempat (ketiga buat Doni) di Autopolis, Doni menempati posisi start ke-12. Sayangnya, ia finis ke-14. Manajer tim Yamaha Pertamina Indonesia, Edmond Cho, mengatakan, Doni kurang fokus. Ia terlalu terburu-buru.

Pada seri berikutnya di Sugo, Doni menempati urutan start kesembilan. Namun, lomba kelas 250 cc dibatalkan karena terlalu sore. Sejumlah kecelakaan pada lomba di kelas sebelumnya membuat jadwal molor.

Pada keikutsertaannya yang terakhir di Okayama, pembalap kelahiran 21 Januari 1990 itu finis kelima setelah start dari posisi keenam.

Ia bahkan sempat berada di urutan keempat selama 13 lap dari 20 lap perlombaan. Edmond mengaku senang karena Doni memperlihatkan kemajuan berarti. Doni dinilai juga kian cepat beradaptasi dengan sirkuit untuk mencari setelan motor yang pas.

Dari Okayama, Doni akan mengikut kelas 250 cc World GP di Malaysia, bulan ini.

Edmond tak dapat memastikan program tahun depan karena keputusan itu adalah wewenang manajemen Yamaha Indonesia.

Menurut catatan Kompas, Doni direncanakan mengikuti seluruh seri All Japan Road Race Championship pada tahun 2008 untuk mematangkan pengalamannya. Setelah itu, barulah bisa mengikuti kejuaraan dunia balap motor World GP kelas 250cc.

No comments: