Friday, October 26, 2007

"Quo Vadis" Doni Tata Pradita?

"Quo Vadis" Doni Tata Pradita?
J Waskita Utama
Jika tidak ada perubahan rencana, Jumat (26/10) ini masa depan Doni Tata Pradita ditentukan. Keputusan akan diambil, apakah pembalap muda yang telah tiga kali mencicipi Grand Prix Malaysia dengan fasilitas "wild card" ini bisa segera tampil penuh di kejuaraan dunia balap motor itu, atau masih harus menunda impiannya.
Hasil itu yang dinanti dari pertemuan Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), pemilik kontrak Doni, dan Yamaha Motor Co (YMC), kantor pusat Yamaha di Jepang. Bukan rahasia lagi, YMKI menginginkan Doni bisa tampil penuh di ajang MotoGP mulai musim depan.
"Lebih ideal kalau Doni bisa segera tampil di GP. Potensinya memungkinkan, lagi pula evaluasi atas penampilan Doni pada ajang All Japan Championship sepanjang musim ini sangat positif," ujar Bambang Asmarabudi, General Manager Promotion and Motor Sport YMKI.
Pengalaman tiga tahun mengikuti GP Malaysia di kelas 125 cc (2005-2006) dan 250 cc (2007) memberi bekal berharga bagi pembalap, mekanik, dan manajerial tim Yamaha Indonesia Pertamina Racing terjun pada ajang tertinggi balap motor dunia itu. Dilihat dari sisi biaya, berlaga di GP juga tak lebih mahal dari satu musim lomba di All Japan Championship, yang berkisar Rp 11 miliar hingga Rp 15 miliar.
"Lebih mudah mencari partner jika tampil di GP karena disiarkan langsung di Tanah Air dan liputan media yang luas. Dengan idealisme membawa nama Indonesia, kami ingin mengajak perusahaan dalam negeri berpartisipasi," ujar Bambang.
Namun, turun pada ajang GP tak hanya soal kesiapan pembalap, mekanik, sponsor, dan manajerial tim. Satu faktor penting, yaitu motor, bisa menjadi kendala utama tampilnya pembalap Indonesia secara penuh pada ajang ini.
Pasalnya, Yamaha tak lagi menurunkan pembalapnya di kelas 250 cc sejak era Shinya Nakano, Olivier Jacque, dan Daijiro Kato, awal dekade ini, sehingga pengembangan motor ini juga jalan di tempat. Menurut Hamzah, Kepala Mekanik Tim Yamaha Indonesia, motor Yamaha TZ 250 yang digunakan Doni pada GP Malaysia lalu spesifikasinya dikembangkan terakhir kali pada tahun 2002-2003.
Keinginan YMKI pun akan terbentur dengan kesiapan YMC menyiapkan motor yang kompetitif. Kabarnya, YMC merencanakan pengembangan versi baru YZ 250, selesai tahun 2010. Ini berarti jika dipaksakan tampil penuh di kelas 250 cc mulai tahun depan, Doni akan berlomba dengan motor yang tidak kompetitif dibandingkan pesaingnya.
Namun, jika menunggu YMC selesai mengembangkan motor yang kompetitif, Doni dan timnya akan kehilangan waktu dua tahun yang berharga. Sebuah pilihan sulit, mengingat usia Doni yang menginjak 17 tahun dan potensinya yang bisa dikembangkan.
Potensi Doni terlihat dari catatan waktu tempuhnya di lintasan sirkuit Sepang sejak pertama kali menjajal TZ 250 tahun lalu. Dari perolehan 2 menit 17 detik tiap putaran, catatan waktunya semakin baik dan mencapai rata-rata 2 menit 14 detik. Waktu terbaiknya diperoleh pada latihan bebas kedua, Sabtu (20/10), dengan waktu 2 menit 13, 742 detik.
"Kalau bisa memilih, inginnya sih tetap tampil di GP karena peluang berkembangnya lebih besar. Tetapi, saya terikat kontrak dengan Yamaha," ujar Doni.
Alternatif lain, seperti disebut Manajer Departemen Motor Sport YMKI Herry BK, adalah menurunkan Doni kembali ke All Japan Championship, atau ajang serupa di Eropa, sambil menunggu YMC selesai mengembangkan motor di kelas 250 cc. Selama itu, Doni diusahakan tampil di GP dengan menggunakan wild card.
Namun, muncul masalah baru karena Doni telah tiga kali mendapat wild card dalam tiga tahun terakhir. Peraturan menyebutkan, seorang pembalap maksimal hanya dapat tiga kali tampil di GP dengan menggunakan fasilitas wild card. "Lagipula, jika hanya sebagai wild card, satu kali dalam semusim, tak ada gunanya. Yang dibutuhkan Doni dan tim ini adalah pembelajaran dengan tampil semusim penuh di GP, sehingga pada saatnya Yamaha siap dengan motor baru, dia bisa kompetitif," ujar Manajer tim Yamaha Indonesia, Edmond Cho.
Semua hal ini tentu menjadi pertimbangan YMKI, untuk menjawab pertanyaan paling mendasar, mau ke mana Doni dan tim Yamaha setelah ini?

1 comment:

doni tata pradita said...

doni seorang remaja yang berasal dari ngaglik sleman, sebuah generasi yang sangat membanggakan bagi dunia otomotif ditanah air, doni sebagai satu2nya orang indonsia pertama yang membawa nama bangsa indonesia di moto gp(250), ayo pemerintah berikan dukunganmu, demi nama bangsa indonesia!!!!! berjuanlh doni... bansa indonesia selalu mendakan kamu