Friday, October 24, 2008

Belajar di SMK Sesuai Minatmu ...

Apa sih yang ada di benak abu-abuers tentang sekolah menengah kejuruan, sebut aja salah satunya sekolah teknik menengah atau STM? Hmm, mungkin komentar kamu enggak jauh-jauh dari suka tawuran, enggak asyik, enggak bergengsi, atau enggak keren.

Jadilah, banyak lulusan SMP yang lebih milih masuk SMA. Jika ada yang milih SMK, umumnya sih sebab enggak keterima di SMA favoritnya.

Bersekolah di SMK memang sempat enggak favorit di kalangan kaum muda, terutama mereka yang pintar dan berduit. Citra SMK sebagai sekolah nomor dua membuat sekolah ini enggak populer, dianggap cuma cocok buat kaum muda yang udah siap kerja begitu melepas predikat abu-abunya.

Tapi, itu dulu! Beberapa tahun belakangan ini SMK makin populer. Apalagi, pada tahun 2015 nanti Departemen Pendidikan Nasional bakal membuat rasio SMK dan SMA menjadi 70:30.

Minat kaum muda untuk memilih SMK setidaknya terlihat saat pendaftaran siswa baru. Sudah banyak lulusan SMP yang dengan sadar menjadikan SMK sebagai pilihan pertama. Apalagi, iklan di layar kaca juga gencar mempromosikan SMK sebagai pilihan sekolah yang layak dilirik.

Program keahlian di SMK itu bukan cuma teknik, otomotif, atau bisnis aja. Ada segudang pilihan yang bakal membekali siswa dengan keterampilan spesifik.

Berdasarkan data Direktorat Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional, ada 19.320 program keahlian. Program keahlian yang sangat variatif ini dikelompokkan dalam 13 rumpun.

Mulai dari yang paling banyak sekolah dan peminatnya adalah bisnis dan manajemen; teknik mesin, tekstil, dan industri; teknik mekanik otomotif; pariwisata, tata busana, tata kecantikan, tata boga, dan pekerja sosial; kelautan, pelayaran, dan budidaya ikan; teknologi informasi dan komunikasi serta telekomunikasi; bangunan; listrik; pertanian dan peternakan; seni, kriya atau kerajinan tangan, grafika; elektronika; kesehatan; dan geologi pertambangan.

Selain itu, siswa SMK juga punya ajang kompetisi yang enggak kalah bergengsi, seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang rutin diadain buat abu-abuers SMA. Seleksinya juga kayak OSN, mulai dari tingkat sekolah sampai provinsi. Namanya Lomba Keterampilan Siswa (LKS) SMK yang udah 16 tahun digelar. Pemenang di tingkat nasional dipersiapkan buat ikut World Skill Competition mulai tingkat ASEAN, Asia, dan dunia.

Prestasi abu-abuers SMK kita bisa dibilang terus membaik. Di tingkat ASEAN, Indonesia termasuk nomor satu lho. Di ajang World Skill Competition, Indonesia baru dua kali terlibat sebagai peserta. Dalam kompetisi di Jepang tahun lalu, kita berada di posisi ke-21 dari 52 negara. Sebelumnya, Indonesia di posisi ke-44.

Cukup bikin bangga kan prestasi abu-abuers SMK kita? Mereka juga bisa berprestasi di tingkat dunia. Malah, banyak lulusan SMK kita yang jago-jago diminta bekerja di luar negeri.

Sesuaikan minat

Belajar di SMK bisa menyenangkan juga kok. Apalagi, kalau kita pengin ahli dan terampil di suatu bidang yang memang kita minati. Belajar di SMK bisa cocok buat kita.

Buat kamu yang hobi musik, ada SMK musik. Terserah minat kamu, mau memperdalam seni musik tradisional seperti karawitan atau musik klasik, mulai dari piano, gitar, dan biola. Di SMK Negeri 2 Kasihan, Bantul, Yogyakarta, misalnya, kamu bisa pilih seni musik atau seni pertunjukan.

Mereka yang tertarik dengan tanam-menanam, pilih saja SMK pertanian. Di sekolah ini kamu bakal dapat ilmu dan keterampilan soal menanam sayur, buah, dan tanaman hias, gimana melakukan pembibitan atau kultur jaringan untuk menghasilkan tanaman yang bagus, sampai mengolah hasil panen menjadi produk makanan yang nilai jualnya lebih tinggi.

Buat yang hobi dengan dunia animasi, desain web, pokoknya yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, di SMK kamu bisa mendalaminya. Tinggal cari SMK yang punya program keahlian ini dan mulailah hari-hari kamu dengan belajar yang enggak jauh dari kata praktik.

Syarifa, siswa kelas III Jurusan Tata Busana SMKN 30 Jakarta, bercerita, sejak kecil ia ingin menjadi desainer pakaian dan membuka butik. ”Teman ibu saya, seorang desainer pakaian, mereferensikan SMK ini,” katanya.

Menurut dia, masuk SMK lebih menguntungkan karena langsung fokus mempelajari bidang yang disukai dan tak membuang waktu belajar hal-hal lain yang kurang menarik.

”Lulusan sarjana start masuk kerja paling bergaji Rp 1 juta-Rp 2 juta. Kalau kita buka usaha sendiri, bisa lebih banyak dapetnya, yang penting mau kerja keras,” ujarnya. Untuk mewujudkan impiannya, Syarifa berencana mendalami studi desain di luar negeri.

Debby Christiany, siswa kelas III Jurusan Akomodasi Perhotelan SMK Jayawisata 2 Jakarta, bercerita, ia sering praktik di hotel berbintang lima. Biarpun status masih abu-abuers, ia harus profesional seperti karyawan di hotel tempatnya magang.

Kedisiplinan dalam bekerja itu diasah banget sejak kita masuk SMK. Debby juga harus bisa tampil menarik. Maklum, bekerja di hotel kan harus terlihat rapi, menarik, dan ramah.

Di sekolah ada kelas beauty untuk cewek dan kelas handsome untuk cowok, yang ngajarin gimana cara dandan dan bahasa tubuh yang pas supaya kelihatan ”grooming”. Mereka juga diajarin table manner.

Selain itu, ada juga keahlian tours & travel. Mereka harus bisa membuat tour planning atau perencanaan perjalanan wisata domestik dan internasional, tour guide, sampai reservation & airlines ticketing. Bekal bahasa internasional, seperti bahasa Inggris, Jepang, dan Mandarin, juga diajarin.

Banyak siswa SMK yang udah dipesan untuk kerja di hotel berbintang lima. Saking asyik kerja, sampai ada yang lupa ambil ijazah. Trus, ada juga lho yang dilirik jadi pramugari.

Biarpun konsentrasi sekolah ngajarin keahlian, enggak berarti hari-hari kamu di sekolah cuma belajar dan bekerja, ekskul juga ada kok.

Contoh, di SMK Jayawisata, program ekskulnya meliputi olahraga dan seni. Siswa bisa pilih aktif di ekskul bola basket dan voli, tenis meja, cheerleader, sulap, tarian tradisional dan modern serta breakdance, pencak silat, dan kelas modeling.

Kerja atau kuliah

Pendidikan menengah kejuruan ke depannya bakal lebih banyak sekolahnya. Tujuannya, biar abu-abuers pintar sekaligus terampil. Pilihan belajar di SMA itu nantinya buat mereka yang berminat untuk ngelanjutin sekolah ke universitas atau institut.

Eits, tunggu dulu! Bukan berarti kalau kita belajar di SMK bakal enggak bisa kuliah. Salah besar! Justru di SMK pilihan kita terbuka lebar. Pertama, mau kerja, kita udah terampil. Pasalnya, di SMK kita banyak dapat praktik di sekolah dan magang di perusahaan.

Kedua, kita tetap bisa masuk perguruan tinggi. Enggak ada tuh larangan buat kuliah di perguruan tinggi favorit semisal UI, ITB, atau UGM. Kalau pilihan kuliah pas dengan program keahlian di SMK-mu, peluangnya sama besar dengan abu-abuers SMA. Selama belajar di SMK, kita juga dapet teori buat bekal menjalani tes intelektual.

Ketiga, kita bisa kerja sambil kuliah. Asyik kan, setidaknya uang jajan enggak tergantung lagi sama jatah dari ortu. (ELN/INE)

Read More......

Friday, October 03, 2008

Menjadi Jutawan dari Rumah

PUNYA kebisaan menjahit, memasak, atau mengutak-atik sesuatu menjadi lebih indah dan bermanfaat? Jangan hanya dipendam sendiri. Anda bisa mengail uang darinya.

Pilihan menjadi pebisnis sepertinya kian menggiurkan dan banyak dilirik. Enggak heran, setiap hari ada saja tempat usaha baru yang buka. Juga di setiap pameran yang dikunjungi, banyak pemain baru dari usaha home made bermunculan. Usaha yang dikembangkan sangat variatif dan komplet, dari ujung rambut sampai ujung kaki, dari urusan perut sampai tempat tidur.

Perlukah bakat? Ah, bakat menjadi urutan ke sekian. Tak punya keterampilan khusus? Anda bisa belajar di tempat-tempat kursus yang makin menjamur. Atau, belajar saja dari buku-buku keterampilan yang banyak beredar. Mudah kok diikuti. Anda tertarik? Ikuti langkah-langkahnya.

Dari Mana Memulainya?
Anda sudah punya keinginan untuk membuka usaha, tapi bingung dengan pilihannya? Pasalnya, usaha home made sangat banyak dan variatif, bisa kue, seprei dan bed cover, lilin, kotak, aromaterapi, keramik, bingkai foto, dan sebagainya. Bagaimana menentukan yang paling cocok untuk Anda? Pilih yang benar-benar diminati dan Anda menikmatinya.

Kemudian, inventarisasi modal apa yang sudah Anda punya. Modal enggak melulu harus berupa uang lho, tapi aset yang dimiliki. Misal, keterampilan yang Anda kuasai atau aset-aset pribadi lainnya. Seperti yang dilakukan oleh Mita, pemilik Bingkai Kota Kayu dan Belleza dari Kertas-Kertaz. Jika Mita memanfaatkan kayu-kayu bekas milik orangtuanya menjadi bingkai foto, Belleza membuat kertas-kertas milik saudaranya yang tidak terpakai menjadi kotak cantik yang mendulang uang.

Setelah itu, tentukan modal. Untuk tahap awal, sebaiknya modal jangan terlalu besar. Gunakan modal sendiri dulu, jangan melibatkan pihak lain. Lain halnya jika usaha yang dijalankan cukup lama dan Anda bermaksud mengembangkannya. Jika faktanya seperti itu, kredit di bank layak dipertimbangkan.

Berapa yang dibutuhkan? Tergantung jenis usahanya. Kalau kecil-kecilan, dengan uang di bawah Rp 500.000 pun Anda sudah bisa mulai. Sebagai gambaran, modal awal Mita untuk usaha frame-nya beberapa tahun lalu hanya Rp 500.000. Uang itu digunakan untuk beli kompresor, kaca, cat, dan sebagainya. Sementara itu, Belleza usahanya dimulai dengan modal Rp 1 juta. Relatif kecil kan? Tapi jangan ditanya keuntungannya sekarang karena meningkat puluhan kali lipat dari modal awal.

Setelah itu, tentukan siapa yang mengerjakan. Untuk menekan biaya, sebaiknya jangan banyak memakai tenaga bayaran. Manfaatkan keluarga untuk membantu Anda. Sedangkan untuk mencari bahan baku, jangan segan keluar masuk pasar tradisional karena biasanya harga murah justru datang dari sana. Belilah secara grosir atau dalam jumlah banyak karena harganya jauh lebih murah daripada membeli eceran.


Tentukan Harga
Langkah selanjutnya menentukan harga. Masalah harga cukup krusial karena berkaitan dengan keuntungan dan kelangsungan usaha ke depan. Untuk harga, sebaiknya jangan mematok harga terlalu tinggi sehingga membuat pelanggan mengangkat alis karena kemahalan. Atau sebaliknya, jangan juga terlalu murah sehingga terkesan murahan. Hitung dulu ongkos produksinya, dari mulai harga bahan baku, upah tukang (kalau ada) dan transport serta akomadasi (sewa tempat). Setelah itu, baru tentukan harga jualnya.

Untuk menetukan harga jual, naikkan sekitar 25-30 persen dari harga produksi. Ini bukan harga mati, lho. Karena harga bisa berubah dengan kondisi-kondisi tertentu, seperti proses tawar menawar atau berdasarkan jumlah barang yang dibeli. Penjual yang disenangi biasanya yang bisa memberi harga fleksibel alias bisa ditawar.


Dari Mulut ke Mulut
Bila harga sudah ditentukan, tinggal mencari cara bagaimana memasarkan produk tersebut. Disarankan, jangan buru-buru membuka toko atau sewa outlet. Selain biayanya besar, belum tentu efektif menggaet customer. Manfaatkan saja apa yang sudah ada. Bila garasi bisa dijadikan galeri, kenapa enggak dimanfaatkan. Anda bisa menyulapnya menjadi tempat yang layak untuk jualan.

Tapi yang terbilang efektif adalah pemasaran dari mulut ke mulut. Mulai saja dari yang terdekat, keluarga, teman, dan seterusnya. Bertemanlah sebanyak-banyaknya. Pada harga dan kualitas yang sama, orang membeli dari temannya. Pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari temannya.

Tak hanya di dunia nyata, di dunia maya pun Anda bisa menjalin pertemanan. Ikut milis sangat disarankan. Selalu cantumkan brand dan alamat serta nomor kontak yang bisa dihubungi di setiap kemasan produk. Ini untuk memudahkan calon pembeli menghubungi Anda.

Cara lain, Anda bisa mendatangi kantor-kantor atau menitip jual di toko atau galeri. Biasanya sistem yang diterapkan konsinyasi. Anda sudah menentukan harga, dan mereka me-mark-up-nya sendiri. Pembayaran dilakukan di bulan berikut. Rajin ikut pameran atau bazaar juga meluaskan pasar.

Untuk satu ini, sebaiknya pilih-pilih tempat. Sebab, faktor penting dalam sukses bisnis adalah lokasi, lokasi, dan lokasi. Tanya pada mereka yang sudah pernah mengikuti, apakah pameran sebelumnya dipadati pengunjung atau tidak. Cari juga yang harga sewanya tidak terlalu mahal. Rata-rata harga sewa stand di pameran lebih dari Rp 500.000.

Jangan lupa, lakukan dengan penuh ketekunan, dan gali terus ide-ide baru. Juga, jangan mudah menyerah bila menemui kegagalan. Memulai usaha memang berisiko. Tapi tidak memulai usaha akan lebih berisiko.

Ika Nurul Syifaa

Read More......

Siapkah Jadi Pebisnis?

Ingin tetap punya waktu untuk keluarga sering jadi alasan banyak wanita karir untuk banting setir sebagai pengusaha. Tapi siapkah Anda berkompetisi? Jennifer Kushell, pengusaha dan penulis buku Secret of the Young & Successful, membagi tipsnya agar bisnis Anda tetap bertahan dan terus tumbuh.

1. Wajib suka
Apa pun jenis bisnis Anda, pertama-tama Anda harus menyukainya agar Anda yakin pada produk atau jasa yang ditawarkan. Misalnya saja untuk membuka bisnis restoran, sebaiknya Anda adalah orang yang menyukai kegiatan berburu makanan dan menggali resep untuk menambah cita rasa makanan.

2. Lakukan tes produk
Kelihatannya sepele, tapi tak sedikit enterpreneur yang tidak melakukan tes pasar. Misalnya saja jika Anda ingin berbisnis kue-kue kering, cobalah untuk membagikan sampel gratis kepada orang-orang di sekitar Anda agar Anda bisa mendapat masukan sekaligus mengetahui apakah produk Anda layak jual.

3. Minta bantuan
Jangan segan minta bantuan orang untuk memasarkan produk, misalnya saja menitipkan barang saat pameran. Ingatlah bahwa promosi dan kesuksesan bisnis sangat berkaitan erat.

4. Siapkan dana cadangan
Tidak semua bisnis langsung menuai untung. Misalnya saja bisnis spa yang membutuhkan waktu 3-4 tahun sebelum break event point (balik modal). Karena itu persiapkan dana cadangan.

5. Pilih lokasi
Lokasi yang mudah dijangkau dan nyaman masih jadi pertimbangan banyak orang untuk datang ke tempat Anda. Karena itu lokasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam sebuah bisnis.

Read More......